Inggris Masuk Perempat Final Piala Dunia 2018, Fans Lakoni Nazar Merajah Nama Timnas di Tubuhnya

Masuk perempat final Piala Dunia 2018, seorang suporter timnas Inggris memenuhi nazarnya dengan menambahkan beberapa seni baru ke tubuhnya.

oleh Afra Augesti diperbarui 06 Jul 2018, 19:20 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2018, 19:20 WIB
Suporter Timnas Inggris
Suporter timnas Inggris ini menepati janjinya untuk merajah nama dari 23 skuat Inggris, ditambah Gareth Southgate yang menjadi manager timnas andalannya. (TWITTER @WELCHYYYY)

Liputan6.com, London - Inggris kini harus mempersiapkan diri lebih matang untuk memasuki 'episode selanjutnya' dari Piala Dunia 2018: babak perempat final. Esok, tepatnya Sabtu 7 Juli 2018 pukul 21.00, timnas Britania Raya akan menghadapi lawan mainnya dari Swedia.

Namun kehebohan sudah mendera seorang suporter timnas Inggris. Pria bernama Dan Welch ini bernazar akan merajah tubuh dengan 23 nama skuad timnas berjuluk Three Lions itu apabila lolos delapan besar.

Lelaki asal Luton ini memegang teguh kata-katanya. Ia sungguh-sungguh membuat tato itu, meski ukurannya mini. Welch, yang ternyata merupakan manajer tim Sunday League AFC London Road di Hertfordshire, menempatkan nama bos timnas Inggris Gareth Southgate di bagian teratas tatonya.

Pada bulan Mei lalu, Welch pernah berjanji bahwa apabila Inggris kalah, ia rela kepalanya dipertaruhkan.

"Tetapi jika @England sampai ke perempat final dengan skuad tersebut, saya akan merajah 23 nama mereka," ucapnya di Twitter."

Welch kemudian membagikan foto dirinya yang sedang berada di sebuah studio tato, lalu mengunggah status, "Si Southgate berada tepat di bagian teratas, ku rasa ia pantas mendapatkannya."

Suporter timnas Inggris ini menepati janjinya untuk merajah nama dari 23 skuat Inggris, ditambah Gareth Southgate yang menjadi manager timnas andalannya. (TWITTER @WELCHYYYY)

Menanggapi postingan Welch, para pengikutnya pun penasaran. Mereka memastikan bahwa nama-nama pemain timnas Inggris dirajahnya dengan tepat.

Dengan ulah nekatnya yang demikian, Welch jelas merupakan penggemar garis keras dari Gareth Southgate dan timnas Inggris.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jepang dan Senegal Bersih-Bersih Stadion Usai Timnasnya Bantai Lawan Main

Meski Kalah dari Belgia, Suporter Jepang Tetap Bersihkan Sampah
Seorang suporter timnas Jepang mengumpulkan sampah setelah laga 16 besar Piala Dunia 2018 melawan Begia di Rostov Arena, Senin (2/7). Meski timnya tersingkir secara dramatis, tak menghalangi para suporter Jepang melakukan aksi positif. (AP/Pavel Golovkin)

Beda negara, beda pula budayanya. Dukungan dengan cara unik juga ditunjukkan oleh suporter timnas Jepang dan Senegal -- sebelum tersingkir dari perempat final.

Mereka melakukan aksi bersih-bersih stadion dalam perhelatan Piala Dunia 2018 di Rusia. Aksi ini mereka lakukan setelah Jepang mengalahkan Kolombia dengan skor 2-1 dalam pertandingan Grup H.

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat para fans timnas Jepang membawa kantong plastik berwarna biru guna memunguti sampah di tribun stadion Mordovia Arena di Saransk, Rusia. Demikian seperti dikutip dari Fox News, Rabu (20/6/2018).

"Ini adalah momen favorit saya di Piala Dunia sejauh ini; penggemar Jepang memunguti sampah setelah kemenangan mereka atas Kolombia. Pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari pertandingan ini. Mengapa saya mendukung Jepang," kata pengguna Twitter @Coachmckaig.

Aksi serupa dilakukan oleh fans timnas Senegal setelah kesebelasannya membantai Polandia dengan skor 2-1. Media Argentina, TyC Sports, membagikan video tersebut. Alih-alih merayakan kemenangan, penggemar Senegal mengaku ingin menunjukkan rasa hormat dengan membersihkan sektor mereka.

Jurnalis sepakbola asal Jepang, Scott McIntyre mengatakan kepada BBC bahwa bersih-bersih setelah mengikuti acara olahraga "bukan hanya bagian dari sepakbola, tetapi bagian dari budaya Jepang."

"Anda sering mendengar orang yang mengatakan bahwa sepakbola adalah cerminan budaya. Aspek penting masyarakat Jepang yaitu memastikan semuanya benar-benar bersih dan itulah yang terjadi di semua acara olahraga, tentu juga dalam sepakbola," kata McIntyre.

Scott North, seorang profesor di Osaka University di Jepang, menjelaskan bahwa sedari dini, warga Jepang diajarkan untuk membersihkan diri mereka setiap saat.

"Membersihkan diri setelah pertandingan sepakbola merupakan perilaku dasar yang diajarkan di sekolah, di mana anak-anak membersihkan ruang kelas dan lorong sekolah mereka," kata North kepada BBC.

"Perilaku ini menjadi kebiasaan bagi sebagian besar penduduk," jelasnya lagi.

North mengatakan, para fans bangga menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka membersihkan dan menghormati tempat yang mereka pijak, meski mereka berada di negeri orang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya