400 Orang Tewas dan Jutaan Warga Mengungsi Akibat Banjir Kerala di India

Banjir di negara bagian Kerala, India, sebabkan jutaan orang mengungsi dan ribuan lainnya terdampar.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 22 Agu 2018, 13:04 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2018, 13:04 WIB
Banjir di negara bagian Kerala, India, menewaskan lebih dari 350 orang, dan menyebabkan jutaan orang mengungsi (AP Photo)
Banjir di negara bagian Kerala, India, menewaskan lebih dari 350 orang, dan menyebabkan jutaan orang mengungsi (AP Photo)

Liputan6.com, New Delhi - Sebanyak hampir 400 orang dilaporkan tewas dan ribuan lainnya masih terdampar akibat bencana banjir terburuk di negara bagian Kerala, India, dalam satu abad terakhir.

Selain itu, lebih dari satu juta orang dikabarkan masih mengungsi di tenda-tenda darurat, yang tersebar di seluruh wilayah negara bagian di selatan Negeri Hindustan itu.

Ketika hujan muson mulai berkurang, sebagaimana dikutip dari BBC pada Rabu (23/8/2018), upaya-upaya sedang ditingkatkan untuk mendapatkan pasokan bantuan ke daerah-daerah terpencil. Di bagian lain, para petugas penyelamat, yang dibantu warga, terus melakukan pembersihan.

Bencana banjir dahsyat di Kerala memuncak pada akhir pekan lalu, setelah sebelumnya membuat masyarakat setempat terjebak selama lebih dari lima hari, sejak Selasa, 14 Agustus 2018.

Sebulan sebelum banjir menerjang, pemerintah India telah memperingatkan bahwa Kerala merupakan salah satu wilayah yang berisiko terkena dampak terburuk musim hujan muson dari arah Samudera Hindia. Peringatan tersebut didasarkan atas kritik terhadap pengelolaan sumber daya air yang kurang efektif.

Pejabat dan ahli mengatakan banjir di Kerala --yang dilewati oleh 44 sungai-- tidak akan begitu parah jika pemerintah secara bertahap membuka jalur air dari setidaknya 30 bendungan.

"Ini bisa dihindari jika operator bendungan mulai melepaskan air terlebih dahulu daripada menunggu bendungan terisi, ketika mereka tidak memiliki alternatif selain melepaskan air," kata Himanshu Thakkar, ahli perairan pada jaringan lembaga pemantau sungai, bendungan, dan masyarakat di Asia Selatan.

Thakkar menyebut lebih dari 80 bendungan di selatan India baru dibuka ketika banjir memuncak pada pekan lalu, sehingga pengeluaran debit air sempat kacau.

"Jelas bahwa bendungan besar di negara bagian --seperti Idukki dan Idamalayar-- hanya melepaskan air ketika Kerala dilanda banjir besar, yang sebenarnya terbukti menambah kesengsaraan lebih lanjut terhadap situasi," lanjut Thakkar.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video pilihan beirkut: 

 

Termasuk Paling Rentan Banjir

Banjir banda melanda kawasan wisata di negara bagan Kerala, di selatan India, pada paruh minggu kedua Agustus 2018. (AP Photo)
Banjir banda melanda kawasan wisata di negara bagan Kerala, di selatan India, pada paruh minggu kedua Agustus 2018. (AP Photo)

Penilaian oleh pemerintah federal awal tahun ini menemukan bahwa Kerala termasuk di antara sepuluh negara bagian yang paling rentan terhadap banjir.

Pemerintahan negara bagian itu dituduh tidak mengambil langkah sigap dan waspada untuk menurunkan risiko banjir.

Para ahli mengatakan pemerintah federal juga harus disalahkan karena Kerala tidak mendapat peringatan banjir awal dari Komisi Air Pusat (CWC), satu-satunya lembaga pemerintah yang berwenang untuk melakukannya.

"Banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya dan pelepasan air bendungan juga menambah pertanyaan tentang perkiraan banjir dan tindakan lanjutan oleh CWC," kata Thakkar.

"Kami terkejut menemukan fakta bahwa lembaga itu sama sekali tidak memiliki situs perkiraan banjir. Hanya memiliki lokasi pemantauan banjir di Kerala," tambahnya.

"Sudah saatnya CWC memasukkan beberapa bendungan utama seperti Idukki dan Idamalayar dan beberapa lokasi kunci dalam perkiraan banjirnya."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya