Donald Trump Batalkan Kunjungan ke Australia dan KTT APEC di Papua Nugini

Kunjungan pertama Donald Trump ke Australia sejak menjabat sebagai Presiden AS diperkirakan akan terjadi pada November setelah KTT APEC, tetapi sekarang ia memilih untuk pergi ke Eropa.

oleh Afra Augesti diperbarui 01 Sep 2018, 12:51 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2018, 12:51 WIB
Donald Trump
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyambut antusias penunjukkan negaranya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama dengan Kanada dan Meksiko. (AFP/Nicholas Kamm)

Liputan6.com, Melbourne - Donald Trump disebut tidak akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dengan para pemimpin Asia di Singapura dan Papua Nugini pada November esok. Sebagai gantinya, Wakil Presiden Mike Pence-lah yang akan berada di sana. Demikian seperti dikutp dari News.com.au, Sabtu (1/9/2018).

Trump diundang untuk menghadiri pertemuan puncak US-ASEAN dan KTT Asia Timur (East Asia) di Singapura dan juga forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (Asia Pacific Economic Cooperation/APEC) di Papua Nugini. Presiden ke-45 Amerika Serikat ini menghadiri acara-acara tersebut pada November tahun lalu.

Selain KTT, Trump juga dijadwalkan melakukan perjalanan dinas ke Australia serta mengunjungi Brisbane, Sydney dan Canberra, tetapi itu tidak akan terjadi. Meski demikian, Pence belum memastikan apakah dirinya akan menggantikan Trump untuk datang ke Negeri Kanguru usai dari Singapura dan Papua Nugini.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengundang Donald Trump ke negaranya pada Sabtu lalu, saat keduanya saling berkomunikasi via sambungan telepon --sejak Morrison resmi menjabat sebagai Perdana Menteri Australia yang baru.

Sebagian kritikus berpendapat, pembatalan pihak Trump untuk menghadiri rangkaian KTT dan kunjungannya ke Australia akan mengecewakan Morrison. Terlebih, ada kabar yang menyebut bahwa akan ada demonstrasi besar-besaran pada 19 November di Sydney, ketika Trump menginjakkan kakinya di Australia.

Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders Huckabee menjelaskan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, Trump telah meminta Pence untuk mewakilinya di KTT, di mana akan ada pembahasan tentang "visi Amerika Serikat perihal Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, menghormati kedaulatan, aturan hukum, dan prinsip perdagangan bebas, adil, dan memiliki timbal balik."

Alih-alih tak jadi terbang ke Australia, Donald Trump justru pergi ke Paris pada 11 November untuk menghadiri peringatan 100 tahun gencatan senjata yang mengakhiri Perang Dunia I.

"Ketika berada di Eropa, presiden juga akan mengunjungi Irlandia untuk memperbarui hubungan mendalam dan bersejarah antara Amerika Serikat dan Irlandia," kata Sanders.

Kemudian setelah dari Eropa, masih di bulan November, Trump akan menghadiri KTT G20 di Buenos Aires dan juga akan melakukan perjalanan ke Kolombia untuk berunding dengan para pemimpin Kolombia tentang keamanan, perlawanan narkotika dan urusan regional.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Batalkan Penunjukan Dubes AS untuk Australia

Donald Trump
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta dukungan negara-negara Afrika dan seluruh dunia agar negaranya bersama Kanada dan Meksiko terpilih menjadi tuan rumah bersama di Piala Dunia 2026. (AFP/Saul Loeb)

Sementara itu, Donald Trump pernah membatalkan penunjukkan duta besar AS untuk Australia pada April 2018. Sebelumnya ia memilih Laksamana Harry Harris untuk memimpin misi diplomatik Negeri Paman Sam di Australia, namun Mike Pompeo --yang kala itu masih menjadi calon menteri luar negeri pilihan Trump-- dilaporkan memengaruhi Trump untuk mengubah keputusannya.

Seiring gagalnya penunjukan Laksamana Harris, maka kekosongan posisi duta besar AS untuk Australia yang telah berlangsung kurang lebih 18 bulan akan terus berlanjut.

Mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd mengecam kebijakan Amerika Serikat itu.

"Pada dasarnya, dari perspektif Presiden Trump, Australia adalah sekutu kelas dua," ujar Rudd dalam program 7.30 ABC seperti dikutip dari News.com.au, Kamis 26 April 2018.

"Seluruh masyarakat Australia berharap agar Amerika Serikat memperlakukan aliansinya dengan kami secara serius. Jadi, berubah di menit-menit terakhir seperti itu serta mengambil Laksamana Harry Harris, seorang kandidat yang bagus, dari genggaman kami dan mengirimkannya ke Seoul, saya rasa, merupakan pertanda buruk bagi warga Australia secara luas...," imbuhnya.

Rudd menambahkan, "Ada bahaya yang muncul ketika pemerintahan Trump mulai tidak menghargai Australia".

Rudd menegaskan bahwa dirinya tidak senang dengan keputusan yang diambil Donald Trump. Menurutnya, sejauh ini, Donald Trump "tidak memperlakukan Australia dengan baik".

Batalnya Laksamana Harris mengepalai pos diplomatik Amerika Serikat di Canberra dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Julie Bishop. Lebih lanjut Bishop menjelaskan, ia telah diberitahu oleh Washington bahwa Laksamana Harris akan diutus ke Korea Selatan.

"Kami memahami hal semacam ini dan kami memahami pula tantangan yang dihadapi Amerika Serikat di Semenanjung Korea," tutur Bishop.

Mengutip pernyataan pejabat sementara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Sullivan, Bishop menyatakan bahwa penunjukan duta besar untuk Australia akan menjadi prioritas menteri luar negeri baru Amerika Serikat.

Bishop mengingatkan, di masa lalu kejadian seperti ini pernah terjadi, di mana membutuhkan waktu yang cukup lama bagi Amerika Serikat menentukan duta besarnya untuk Australia.

Saat ini, Jim Caruso, bertugas sebagai chargé d'affaires di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Canberra. Chargé d'affaires adalah seorang diplomat yang mengepalai sebuah kedutaan besar saat posisi duta besar sedang kosong.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya