Misi Ruang Angkasa China Akan Menjelajah Bagian Belakang Bulan

China meluncurkan misi ruang angkasa untuk menjelajahi sisi terjauh Bulan yang tidak menghadap Bumi.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 09 Des 2018, 13:01 WIB
Diterbitkan 09 Des 2018, 13:01 WIB
Bulan Purnama Penuh
Foto yang diambil pada tanggal 01 Januari 2018 ini menunjukkan "supermoon" yang muncul di langit malam, sebuah fenomena alam yang sudah tidak pernah terlihat lagi dalam 36 tahun. (Boris Horvat/AFP)

Liputan6.com, Beijing - Pemerintah China dikabaran telah meluncurkan misi pertama untuk mendaratkan sebuah pesawat robotik di sisi jauh Bulan.

Misi Chang'e-4 akan melakukan pendaratan statis di kawah Von Kármán, yang terletak di sisi Bulan yang tidak pernah menghadap ke Bumi.

Dikutip dari BBC pada Minggu (9/12/2018), pesawat robotik itu dibawa di atas roket Long March 3B dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang, pada Jumat 7 Desember.

Misi ini akan membuka jalan bagi China untuk mengirimkan sampel batuan Bulan dan tanah ke Bumi.

Pendaratan tidak akan terjadi sampai awal Januari, ketika wahana pengangkut (probe) akan turun dengan pendorong, dan mendarat di Kawah Von Kármán, sebuah medan terjal di sisi jauh Bulan.

Kawah Von Kármán menarik bagi para ilmuwan karena terletak di dalam fitur dampak tertua dan terbesar di Bulan, yakni Cekungan Kutub Selatan-Aitken. Ini mungkin terbentuk oleh dampak tabrakan asteroid raksasa miliaran tahun lalu.

Para pendarat China akan mengkarakterisasi geologi dan komposisi batuan dan tanah di kawasan itu.

Karena sebuah fenomena yang disebut "penguncian pasang surut", manusia hanya melihat satu "wajah" Bulan dari Bumi.

Hal ini terjadi karena Bulan membutuhkan waktu lama untuk memutar pada sumbunya sendiri, ketika diperlukan untuk menyelesaikan satu orbit Bumi.

Meskipun sering disebut sebagai "sisi gelap", wajah Bulan ini juga diterangi oleh Matahari dan memiliki fase yang sama dengan sisi yang dekat; "gelap" dalam konteks ini berarti "tidak terlihat".

Sisi yang jauh terlihat agak berbeda dengan sisi dekat yang bisa dilihat dari Bumi. Bagian tersebut memiliki kerak yang lebih tebal dan lebih tua yang dipenuhi dengan lebih banyak kawah.

 

Simak video pilihan berikut:

 

Proyek Uji Coba Biosfer

Bendera China
Ilustrasi (iStock)

Misi ini juga akan meneliti "lingkungan radio" di sisi yang jauh, yakni sebuah tes yang dirancang untuk meletakkan dasar bagi penciptaan teleskop astronomi radio masa depan di sisi jauh, yang terlindung dari kebisingan radio Bumi.

Pendarat statis akan membawa wadah seberat tiga kilogram berisi bibit tanaman kentang dan arabidopsis, guna melakukan percobaan biologis. Percobaan "lunar mini biosphere", atau biosfer kecil Bulan, dirancang oleh 28 universitas di China.

"Kami ingin mempelajari respirasi benih dan fotosintesis di Bulan," ujar Liu Hanlong, direktur utama percobaan dan wakil presiden Universitas Chongqing.

Xie Gengxin, kepala perancang percobaan, mengatakan kepada kantor berita Xinhua: "Kami harus menjaga suhu di 'biosfer mini' dalam rentang dari 1 derajat hingga 30 derajat Celsius, serta mengendalikan kelembaban dan nutrisi dengan baik. Kami akan menggunakan tabung untuk mengarahkan cahaya alami di permukaan Bulan ke dalam kaleng untuk membuat tanaman tumbuh."

Selain itu, misi pendaratan ini juga dilengkapi dengan dua kamera khusus, yakni sebuah eksperimen radiasi buatan Jerman yang disebut LND; dan spektrometer yang akan melakukan pengamatan astronomi radio frekuensi rendah.

Misi ini adalah bagian dari program eksplorasi Bulan yang lebih besar oleh China. Sebelumnya, misi Chang'e pertama dan kedua dirancang untuk mengumpulkan data dari orbit, sementara yang ketiga dan keempat dibangun untuk operasi permukaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya