Kota Terbesar di Dunia Ini juga Terancam Gelombang Dahsyat Seperti Tsunami Anyer

Seperti hanya tsunami Anyer, kota terbesar di dunia diam-diam bisa dihantam tsunami dahsyat, yang membuat salah satu kerugian terbesar di era modern.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 23 Des 2018, 20:40 WIB
Diterbitkan 23 Des 2018, 20:40 WIB
Tsunami yang menerjang kawasan Fuskushima di timur laut Jepang pada tahun 2011 (AP/Kyodo)
Tsunami yang menerjang kawasan Fuskushima di timur laut Jepang pada tahun 2011 (AP/Kyodo)

Liputan6.com, New York - Jika terjadi longsor bawah laut di pesisir Spanyol, menurut ilmuwan, bakal membuat kota terbesar di dunia berisiko dihantam megatsunami hingga 80 kaki (setara 25 kilometer), yang juga berpotensi memicu kerugian terbesar di era modern. Hal ini kemungkinan serupa dengan bencana tsunami Anyer yang terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018 malam. 

Dr Simon Day, seorang peneliti di University College London, mengatakan longsoran terkait dapat menyebabkan gelombang dengan ketinggian rata-rata 10 kaki (setara tiga meter) di pesisir Eropa Barat.

Namun, sebagaimana dikutip dari situs The Sun pada Minggu (23/12/2018), gelombang tersebut akan memicu dinding air yang tinggi saat mengarah ke pantai timur Amerika Serikat (AS), karena ciri perairannya yang cenderung dangkal, sehingga berpotensi membuat tekanan ombak meningkat.

Dia mengatakan tsunami dahsyat dapat dipicu oleh tanah longsor di Kepulauan Canary, sebuah kepulauan milik Spanyol yang terletak di Samudra Atlantik, dan berjarak sekitar 60 mil (setara 95 kilometer) dari pantai barat Maroko.

New York, Boston dan Miami, serta Karibia, bisa dihancurkan oleh gelombang pembunuh, yang juga bisa melanda negara-negara Amerika Tengah dan Selatan.

Khusus untuk Kota New York, kerugian diprediksi akan mencapai triliuan dolar AS, mengingat posisinya sebagai pusat keuangan dunia. Selain itu, jumlah penduduknya juga merupakan yang terbesar di Amerika Utara, dan menurut data PBB, menjadi kota terpadat ketujuh di dunia.

New York, terutama wilayah Long Island dan Manhattan, juga merupakan pulau landai yang hampir tidak memiliki perbukitan, sehingga sangat mudah bagi tsunami untuk meluluhlantakkanya.

Meskipun pola pelabuhan alam New York termasuk salah satu yang teraman di dunia, dorongan megatsunami masih bisa merangsek masuk dan sangat mungkin membuat Distrik Wall Street dan Lower Manhattan--yang merupakan pusat komersial-- terendam banjir rob.

"Evakuasi yang paling mungkin dilakukan adalah dengan bertahan di bangunan tinggi hingga air perlahan surut. Jaringan kereta bawah tanah akan sangat terdampak, begitu pun area pelabuhan, mayoritas Long Island, dan sebagian kecil Brooklyn," jelas Dr Simon Day.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Ilustrasi tsunami
Ilustrasi tsunami (unsplash/ Paolo Nicolello)

Berisiko Lebih Mematikan

Laporan ilmiah yang ditulis oleh Dr Day juga menyebut tentang kemungkinan megatsunami menjadi sangat mematikan ketika Gunung Cumbre Vieja di pusat Kepulauan Canary erupsi.

Muntahan batu, longsoran tanah, dan juga pergerakan lereng, dapat memicu gelombang tinggi yang mematikan, seperti digambarkan dalam film populer The Day After Tomorrow.

Dia mengatakan kepada Daily Express, "Gelombang bisa melengkung ke arah Inggris, tergantung pada kekuatannya, tetapi itu akan memiliki dampak terbesar di Amerika Serikat.

Dr Day pertama kali mengemukakan teorinya 15 tahun lalu, dan sulit mendapat dukungan dari publik.

"Sudah 15 tahun kontroversi. Ada serangkaian keberatan. Tetapi pemodelan independen telah menunjukkan hal yang sama dengan saya. Respons saya adalah lebih baik mengetahuinya agar kita dapat bersiap," ujar Dr Day.

Laporan aslinya berbunyi: "Bahkan setelah melintasi Atlantik, keruntuhan lateral gunung berapi Cumbre Vieja bisa memaksakan gelombang besar setinggi 10-25 meter ke pantai Amerika."

Lebih dari satu dekade kemudian, rekan-rekan ahlinya mengambil prediksi Dr Day dengan lebih serius, antara lain, tsunami Boxing Day pada 2004 yang menewaskan sekitar 250.000 orang setelah tanah longsor di bawah laut di Samudera Hindia.

Masyarakat Geologi AS dan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) adalah dua organisasi yang sekarang mendorong penduduk yang tinggal di garis pantai timur, untuk mempersiapkan kemungkinan bencana semacam itu.

Seorang juru bicara untuk NOAA mengatakan: "Tsunami Samudra Hindia 2004, tsunami Samoa 2009, tsunami Chile 2010, tsunami Tohoku (Jepang) 2011: Dalam waktu kurang dari 10 tahun, keempat peristiwa ini memusatkan perhatian dunia pada hal yang langka namun sangat nyata, yakni ancaman tsunami."

"Di Amerika Serikat, ancaman tsunami kemungkinan besar terjadi di sepanjang Pantai Pasifik dan Karibia, tetapi tsunami juga mungkin terjadi di Pantai Atlantik dan Teluk Meksiko," lanjutnya menjelaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya