Liputan6.com, Jakarta - Puluhan orang muda cedera pada hari pertama festival adu kuat melawan banteng yang diadakan di India selatan, yang menimbulkan kemarahan banyak pencinta binatang.
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (17/1/2019), kata para petugas festival Jallikattu, banteng-banteng yang dihiasi dengan kalung bunga dilepaskan dari kandang mereka dan peserta festival berusaha untuk menaklukkan mereka dengan memegang tanduk banteng itu kuat-kuat.
Advertisement
Baca Juga
Pemenangnya akan mendapat hadiah mulai dari skuter sampai kulkas. Kata para pengecam, banteng-banteng itu diberi minuman alkohol, dan bubuk cabai dilumurkan ke muka mereka supaya hewan-hewan itu lebih garang.
Hampir 500 ekor banteng dan ratusan orang yang berusaha menaklukkannya tampak pada hari pembukaan festival di Madurai, kata S. Natarajan, pejabat pemerintah kota itu.
Empat puluh sembilan orang cedera akibat terseruduk banteng, dan sembilan orang dia antaranya dibawa ke rumah sakit, katanya kepada kantor berita AFP.
Mahkamah Agung India melarang festival Jallikattu tahun 2016 setelah didesak oleh kelompok pencinta hewan, tapi negara bagian Tamil Nadu berkeras bahwa Jallikattu adalah bagian penting kebudayaan dan identitas warga setempat.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Festival Banteng di Spanyol
Festival yang melibatkan banteng meningatkan kita dengan aktivitas serupa di Spanyol.
San Fermín adalah festival yang sangat terkenal di Kota Pamplona, Spanyol. Festival akan dimulai siang hari tanggal 6 Juli dengan teriakan "Viva, San Fermín" dari balkon balai kota dan kemudian diikuti dengan pesta kembang api yang disebut Chupinazo.
Peserta yang mengikuti festival harus berlari bersama enam banteng dan enam lembu jantan di jalanan kota sepanjang 850 meter dengan kontur bebatuan, berkelok dan sempit. Meski setiap tahun keamanan selalu ditingkatkan, tetapi setiap tahun ada saja peserta yang terluka.
Banteng yang digunakan dalam festival ini memang tak main-main. Mereka berasal dari peternakan Cebada Gago yang sangat terkenal akan keganasannya. Sebab, hewan-hewan di peternakan ini selalu menjadi langganan festival dan kerap memakan banyak korban.
Advertisement