Dubes Ziad: Kondisi Mulai Membaik, Suriah Siap Sambut Kepulangan Pengungsi

Kepala Perwakilan Suriah menyampaikan bahwa kondisi negaranya telah membaik. Bagaimana nasib kepulangan pengungsi dan Bangsa Kurdi?

oleh Siti Khotimah diperbarui 23 Jan 2019, 08:30 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2019, 08:30 WIB
Ziad Zaheredin
Kepala Perwakilan Suriah di Indonesia, Ziad Zaheredin, saat dijumpai di Kedutaan Besar Suriah di Jakarta, Selasa 22 Januari 2019. (Liputan6.com/Afra Augesti)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Perwakilan Suriah untuk Indonesia, Dr. Ziad Zaheredin sampaikan kondisi terkini negaranya.

Pada saat ditemui pada Selasa, 21 Januari 2019, Zaheredin mengatakan bahwa saat ini Suriah telah relatif aman dan siap sambut kedatangan pengungsi.

Kondisi yang mulai membaik tersebut menurutnya disebabkan oleh kelompok-kelompok di Iran yang bersatu. Hal itu telah berhasil menarik mundur ISIS.

Ia melanjutkan bahwa negara manapun sudah sepantasnya keluar dari Suriah karena selain negaranya sudah aman, itu juga tidak sesuai dengan hukum internasional.

Adapun dalam mengurus kepulangan pengungsi ke rumah keluarganya, telah dibentuk komisi khusus dengan mekanisme tertentu. Zaheredin sampaikan bahwa negaranya tidaklah Suriah tanpa warga negaranya.

"Mereka yang pergi dari Suriah itu terpaksa ke luar negeri, dan akan kembali karena telah aman," tuturnya.

Menurut Zaheredin, pemerintah Suriah telah menunggu warga negaranya kembali. Ia melanjutkan bahwa pendidikan anak-anak juga siap dijamin oleh pemerintah Suriah.

Ia juga menyampaikan bahwa negaranya sangat terbuka terhadap bantuan organisasi internasional."Tidak mungkin Suriah membiarkan warga-warganya kesulitan", ucapnya.

 

Saksikan video pilihan berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Masa Depan Kurdi di Suriah

Turki Serang Markas Militan Kurdi di Suriah
Seorang pejuang Suriah berdiri di daerah Tal Malid, sebelah utara Aleppo, saat dia melihat asap mengepul dari posisi Unit Pertahanan Rakyat Kurdi (YPG) di wilayah Afrin, Suriah, Sabtu (20/1). (AFP FOTO/Nazeer al-Khatib)

Sementara itu, terkait dengan kondisi Kurdi di Suriah, Zaheredin sampaikan adanya kesepakatan untuk mempersatukan Kurdi dan kelompok-kelompok lain tanpa membedakan, dalam bingkai nasionalisme "Kita Suriah".

Selain itu menurutnya, Turki pasti berfikir ulang untuk menyerang Kurdi di Suriah karena melanggar hukum-hukum internasional. Selain itu, jika hal tersebut terjadi Suriah tidak bisa tinggal diam karena menyangkut harga diri bangsa.

Terkait dengan opsi otonomi khusus bagi Kurdi, Zaheredin sampaikan bahwa Suriah sama seperti Indonesia yang memiliki peraturan. Ia mengibaratkan, kita tidak bisa masuk kecuali lewat pintu.

"Saya tidak ingin sebut itu Bangsa Kurdi atau bangsa apa. Semua warga Suriah akan diperlakukan sama," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya