Demi Berevolusi, 5 Hewan Ini Rela Mati Setelah Berhubungan Seks

4 hewan ini rela menghabiskan seluruh hidup mereka hanya untuk mati, setelah berhubungan seks.

oleh Afra Augesti diperbarui 15 Feb 2019, 18:35 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2019, 18:35 WIB
Lebah Madu
Ilustrasi lebah madu. (Wikimedia/Creative Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Pada umumnya, hewan yang ada di Bumi ini melakukan perkawinan karena ingin berkembang biak dan menghasilkan keturunan, sama seperti layaknya manusia.

Namun beberapa spesies satwa memiliki kebiasaan berhubungan intim tak wajar. Contohnya saja antechinus. Tikus yang mirip dengan marsupial ini, khususnya pejantan, menghabiskan separuh hidup mereka untuk melakukan seks selama 14 jam sehari.

Mengapa demikian dan apa yang terjadi setelahnya? Jenis seks yag dilakukan oleh antechinus itu menghabiskan persediaan sperma mereka yang jumlahnya sangat terbatas dan menyebabkan tubuh mereka menjadi benar-benar kacau, bahkan kelelahan ekstrem. Bulu-bulu di tubuh mereka rontok, mereka berdarah secara internal, dan pada akhirnya tewas.

Ada banyak lagi hewan di dunia ini yang memiliki 'tujuan hidup' serupa antechinus: hidupnya hanya digunakan untuk bereproduksi dan mati. Ilmuwan menyebut binatang-binatang dengan peringai ini sebagai hewan semelparous.

Mereka hanya memiliki satu kesempatan untuk bereproduksi --bisa berarti satu musim kawin atau satu kali berhubungan seks-— kemudian mereka mati.

Menurut para ahli hewan, kebiasaan ini tampak seperti strategi yang tak lazim. Namun di satu sisi, makhluk semelparous sering menghasilkan keturunan dalam jumlah yang tak sedikit, meski penjantannya harus mati sesudahnya,

Akan tetapi, karena mereka tidak peduli dengan kelangsungan hidup setelah musim kawin, mereka secara harfiah dapat menggunakan semua energi dan sumber daya mereka untuk menemukan pasangan.

Berkut 4 hewan semelparous, yang mati setelah bercinta, seperti dikutip dari situs Popular Science, Jumat (15/2/2019).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

1. Lebah Jantan

Ternak Lebah di Atap Katedral Berlin
Peternak lebah, Uwe Marth mengeluarkan sarang lebah madu yang diproduksi di atap Katedral Berlin di Berlin, 14 Mei 2018. Seseorang tidak akan mengira kalau ibu kota Jerman itu adalah lokasi ideal beternak lebah dan produksi madu. (AP/Markus Schreiber)

Lebah jantan (drone) sangat berbeda dengan lebah betina, bila ditelisik dari segi tugas mereka.

Lebah betina biasanya disebut lebah pekerja, sebab mereka-lah yang bertugas mengumpulkan serbuk sari dan nektar.

Madu merupakan produk hasil pengolahan makanan nektar yang dimuntahkan kembali dari dalam tubuhnya dan disimpan dalam sarang untuk makanan cadangan, makanan madu ini juga untuk larva dan pupa.

Ada juga lebah betina yang bertugas membersihkan sarang dan merawat telur dan anak-anak lebah dari ratu lebah. Harapan hidup lebah pekerja ialah tiga bulan.

Di satu sisi, lebah jantan tugasnya hanya mengawini ratu lebah saja jika akan membentuk koloni baru. Mereka kadang-kadang akan "meminjamkan" sayap mereka untuk membantu mendinginkan sarang jika terlalu panas, tetapi kebanyakan lebah jantan hanya "duduk diam" menunggu musim kawin, tak melakukan apa-apa.

Banyak lebah jantan yang mati, tak lama setelah kawin karena testisnya lepas dan tertanam pada ovarium ratu lebah.

Lebah jantan merupakan lebah dari telur tak terbuahi yang diberi makanan nektar dan madu biasa, dan jumlahnya hanya ratusan --bila dibandingkan dengan betina yang bisa mencapai puluhan ribu (30.000 hingga 60.000 3kor).

Sedangkan tugas untuk ratu lebah adalah bertelur selama hidupya. Perkawinan ratu lebah hanya sekali seumur hidup, dilakukan dengan cara: terbang tinggi di angkasa pada cuaca cerah dan pejantan yang bisa mengejarnya akan dapat mengawini sang ratu lebah.

2. Salmon Pasifik

Salmon Pasifik
Coho salmon. (Dokumentasi milik Bureau of Land Management)

Salmon terkenal bermigrasi ke hulu sungai untuk berkembang biak dan menempatkan telur mereka, melompati air terjun kecil dan berenang melawan arus untuk mencapai tujuan. Kemungkinan mereka mengandalkan indra penciumannya untuk bernavigasi.

Sebelum menaruh telur, salmon betina mengepakkan ekornya untuk menciptakan wilayah bertekanan rendah yang dapat mengangkat kerikil agar tersapu arus, menciptakan celah baginya untuk menaruh telur.

Satu atau lebih salmon jantan akan mendekati salmon betina dan mengeluarkan spermanya ke air untuk membuahi telur. Salmon betina lalu menutupi telur-telurnya dengan menyapu kerikil, lalu pergi bertelur di tempat lain.

Salmon betina dapat melakukannya sebanyak tujuh kali, sebelum telur dalam ovariumnya habis. Salmon betina kemudian mati kelelahan, segera setelah bertelur.

Sedangkan pejantannya, hidup cukup lama untuk mempertahankan telur betina. Namun kemudian salmon jantan akhirnya mati juga, karena mereka tidak mendapatkan cukup energi dan makanan saat berada di air tawar untuk menjaga telur-telur betinanya.

Mereka mengandalkan energi yang tersimpan, memecah lemak dalam tubuh sesuai kebutuhan untuk memicu mereka bergerak. Tetapi begitu persediaan habis, hidup salmon jantan selesai.

3. Gurita Bawah Laut

Gurita Laut Dalam
Gurita (Graneledone boreopacifica) pada kedalaman laut 1973 meter. California, 21 Mei 2002. (Dokumentasi NOAA)

Graneledone boreopacifica adalah gurita yang dapat ditemukan di Samudra Pasifik dan Atlantik. Mereka hidup ribuan kaki di bawah air. Betinanya menghabiskan sebagian besar hidup mereka untuk mati kelaparan, saat mereka mengawasi telur-telur mereka.

Suatu ketika, satu tim peneliti dari Monterey Bay Aquarium Research Institute mengamati seekor betina yang baru bertelur di Monterey Canyon. Hewan ini menjaga bayi-bayinya selama 53 bulan.

Selama waktu itu, ia tidak makan sama sekali, atau melakukan apa pun, kecuali memantau perkembangan anak-anaknya. Lalu dia mati. Sedangkan pasangannya mungkin sudah mati lebih dulu, karena gurita jantan mati tak lama setelah bereproduksi.

4. Bunglon Labord

[Bintang] bunglon
Bunglon (foto: istimewa)

Bunglon Labord yang hanya hidup di bagian kecil Pulau Madagaskan menghabiskan sebagian besar hidup mereka sebagai telur.

Walaupun mereka berhasil bertahan hidup hingga sekarang, namun karena jangka waktu umur mereka yang pendek, mereka tidak begitu memiliki signifikan efek bagi dunia.

Bunglon Labord biasanya hidup selama empat atau lima bulan, dari November hingga Februari atau Maret saja. Mereka akan tumbuh besar, bereproduksi, menjaga telur mereka, dan kemudian mati.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya