Pentagon Bantah Laporan Tambah Pasukan di Timur Tengah untuk Hadapi Iran

Pejabat kementerian pertahanan AS membantah laporan tentang rencana penambahan pasukan di Timur Tengah, dalam menghadapi ancaman Iran.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Mei 2019, 15:55 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2019, 15:55 WIB
Markas Departemen Pertahanan AS atau Pentagon
Markas Departemen Pertahanan AS atau Pentagon (Wikipedia)

Liputan6.com, Washington DC - Pejabat Menteri Pertahanan Amerika Serikat Patrick Shanahan telah membantah laporan bahwa ada rencana mengirimkan antara 5.000 sampai 10 ribu tentara Amerika dikirim ke Timur Tengah guna menghadapi potensi ancaman dari Iran.

"Tidak ada 10 ribu, tidak ada 5.000, itu tidak akurat," kata Shanahan kepada para wartawan, sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia.

Tanggapan itu mengacu kepada laporan Reuters bahwa Amerika Serikat mempertimbangkan pengiriman 5.000 tentara ke kawasan, dan sebuah laporan Associated Press bahwa akan ada pengerahan hingga 10 ribu tentara.

VOA melaporkan bahwa Shanahan dan Jenderal Joseph Dunford, perwira militer top Amerika Serikat dan Kepala Staf Gabungan, memberi presiden sejumlah opsi pada Kamis, 23 Mei 2019 sebagai tanggapan atas ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, termasuk kemungkinan mengirim ribuan pasukan ke kawasan.

Berita Simpang-Siur Sebelumnya

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

Sebelumnya, The Guardian melaporkan bahwa Pentagon mengatakan pada Rabu bahwa Amerika Serikat (AS) akan mengirim tambahan lebih dari 10.000 tentara ke Timur Tengah, sebagai upaya meningkatkan pertahanan terhadap potensi ancaman Iran.

Mereka dilaporkan telah mengatakan bahwa langkah itu bukan sebagai respons terhadap ancaman baru dari Iran, tetapi ditujukan untuk memperkuat keamanan di wilayah Timur Tengah. Pasukan itu juga disinyalir untuk mendukung kehadiran kapal-kapal Perang AS dan Sekutu di Teluk Persia untuk memantau Iran.

Penambahan jumlah tentara tersebut sebelumnya dikatakan akan dibahas di Gedung Putih pada Kamis.

Menurut beberapa pengamat, jika rencana tersebut lolos di Gedung Putih, maka itu akan menjadi perubahan drastis kebijakan Donald Trump terhadap kebijakan jumlah pasukan Negeri Paman Sam di Timur Tengah.

Sebagaimana diketahui, Trump telah berulang kali menekankan perlunya mengurangi kehadiran pasukan AS di wilayah tersebut.

Sempat Dipertanyakan oleh Kongres AS

US Capitol, Gedung Kongres AS (DPR dan DPD) (Wikimedia / Creative Commons)
US Capitol, Gedung Kongres AS (DPR dan DPD) (Wikimedia / Creative Commons)

Sementara itu, para pejabat AS hanya memberikan sedikit rincian tentang kemungkinan ancaman Iran, tetapi mengindikasikan bahwa Teheran telah melibatkan rudal ke dalam kapal-kapal kecill milik mereka.

Menurut laporan intelijen AS, yang dikutip oleh pejabat Pentagon dengan syarat anonim, bahwa rudal-rudal itu telah diangkut secara berkala dari pesisir Iran selama hampir sepekan terakhir.

Laporan tersebut dipertanyakan oleh Senat dan DPR AS, dengan menyinggung janji Trump untuk mengurangi jumlah pasukan di Timur Tengah, dalam upaya menjaga stabilitas keamanan dan politik wilayah tersebut.

Para pejabat Kementerian Pertahanan AS menjawab bahwa benar mereka berupaya mengurangi kehadiran langsung pasukan Negeri Paman Sam di Timur Tengah, namun ancaman Iran perlu diperhatikan "agar tidak terjadi salah perhitungan".

Ditegaskan oleh Shanahan, kehadiran pasukan AS tidak memprovokasi Iran, melainkan sebagai tanggapan defensif atas ancaman Teheran terhadap kepentingan AS di Timur Tengah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya