Telan 246 Paket Kokain, Pria Jepang Tewas di Pesawat

Seorang pria asal Jepang tewas dalam penerbangan dari Meksiko akibat menelan hampir 250 paket kokain.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 28 Mei 2019, 10:52 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2019, 10:52 WIB
Ilustrasi pesawat yang berada di dekat bendara (AFP Photo)
Ilustrasi pesawat yang berada di dekat bendara (AFP Photo)

Liputan6.com, Mexico City - Seorang pria Jepang tewas dalam penerbangan maskapai Aeromexico dari Meksiko, setelah kedapatan menelan hampir 250 paket kokain.

Pria itu dilaporkan kejang-kejang sekitar 20 menit setelah lepas landas, sehingga pilot pesawat memutuskan untuk meminta izin mendarat di bandara terdekat.

Dikutip dari The Independent pada Selasa (28/5/2019), pesawat itu akhirnya diizinkan mendarat di bandara Kota Hermosillo, yang berada di negara bagian Sonora di Meksiko utara.

Jaksa setempat mengatakan pria nahas itu diidentifikasi sebagai Udo "N", yang sebelumnya terbang dari ibu kota Kolombia, Bogota, menuju Mexico City.

Tim medis yang dikerahkan untuk menangani pria tersebut mengatakan telah terjadi gangguan jantung akibat overdosis kokain.

Sebuah pernyataan dikeluarkan oleh kantor jaksa agung negara bagian Sonora pada hari Minggu, yang mengatakan bahwa otopsi akan dilakukan dengan pengawasan penuh pihak kepolisian Meksiko.

Disebutkan pula bahwa kokain yang masih tersisa di dalam tubuh pria itu akan diteliti sebagai barang bukti untuk mencari tahu asal-usulnya.

 

Kejadian Serupa di India

Bendera India
Bendera India (iStock)

Tahun lalu, kasus penyembunyian paket kokain dengan cara ditelan juga pernah dilakukan oleh seorang wanita asing di India.

Polisi India menangkap seorang wanita yang menelan 106 kapsul kokain untuk diselundupkan ke negara itu.

Mereka kemudian membawa wanita itu ke rumah sakit untuk mengekstraksi seluruh narkoba yang ada di dalam perut.

Obat-obatan terlarang jenis kokain yang ditelan tersebut diperkirakan bernilai 50 juta rupee atau sekitar Rp 10 miliar.

Wamita itu ditahan di sebuah rumah sakit di India selama sepekan setelah penangkapannya. Dia diberi obat pencahar untuk mengeluarkan seluruh kapsul kokain dalam perutnya.

Polisi yakin wanita itu menelan kapsul di Sau Paulo, Brasil, dan diberi instruksi untuk mengantarkan paket narkoba ke seorang warga Nigeria di New Delhi.

Produksi Kokain Tertinggi Terjadi pada 2018

Ilustrasi kokain (iStock)
Ilustrasi kokain (iStock)

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa 2018 adalah tahun di mana produksi kokain dan opium berada pada tingkat tertingginya secara global.

Hal itu tidak lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan pasar akan kedua jenis narkoba di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia dan Amerika Utara.

Dalam laporan World Narcotic 2018, PBB menemukan produksi opium global melonjak 65 persen menjadi 10.500 ton dari tahun 2016 ke tahun 2017, dan sepanjang tahun 2016 lebih dari 1.400 ton kokain diproduksi secara global, tingkat tertinggi yang pernah tercatat.

Dikutip dari VOA Indonesia, laporan itu menyatakan sebagian besar kokain dunia bersumber dari Kolombia, yang tidak hanya dijual di Amerika Utara, melainkan juga di pasar-pasar baru di Afrika dan Asia.

Adapun opium, menurut laporan tersebut, utamanya diproduksi di Afghanistan dan disitribusikan melalui rute Laut Balkan, ke Turki, hingga Eropa Barat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya