Donald Trump 'Berulah' Soal Greenland, Menlu AS: Denmark Sekutu Amerika

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo memuji Denmark dan menyebutnya sebagai 'sekutu' Amerika.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 22 Agu 2019, 14:58 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2019, 14:58 WIB
Gina Haspel (kiri) bersama dengan Presiden AS Donald Trump (tengah) dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo (kanan) dalam pelantikan direktur CIA (AP?Evan Vucci)
Direktur CIA (kiri) Gina Haspel, Presiden AS Donald Trump (tengah) dan Menlu AS Mike Pompeo (AP PHOTO)

Liputan6.com, Washington DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo memuji Denmark dan menyebutnya sebagai 'sekutu' Amerika, di tengah perselisihan diplomatik antara kedua negara setelah Presiden Donald Trump mendadak membatalkan kunjungan terjadwal ke negara itu.

Pemicu pembatalan kunjungan Trump digadang-gadang dipicu oleh tidak terpenuhinya keinginan sang presiden yang mengumbar rencana untuk membeli Greenland --teritori dan wilayah otonomi khusus Denmark di Arktika.

Dalam sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri Denmark Jeppe Kofod, Pompeo "menyatakan penghargaan atas kerja sama Denmark" sebagai sekutu AS, demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis (22/8/2019).

Kofod merespons dengan menyambut sambungan telepon itu sebagai sebuah "pembicaraan yang jujur, ramah dan konstruktif."

Sambungan telepon terjadi setelah Trump mengatakan bahwa perdana menteri Denmark "jahat" karena menolak idenya untuk membeli Greenland.

Usai pernyataan itu, Trump membatalkan lawatan terjadwal ke Denmark. Lawatan dijadwalkan berlangsung pada 2 September 2019, atas undangan Ratu Denmark Margrethe II.

PM Denmark Mette Frederiksen telah menyebut ambisi Trump untuk membeli Greenland sebagai "absurd".

Sementara itu, saat merespons pembatalan lawatan Trump ke Negeri Danish, PM Frederiksen mengatakan dia "kecewa dan terkejut."

Simak video pilihan berikut:


Kata Kemlu AS

Greenland, Denmark (Wikimedia Commons)
Greenland, Denmark (Wikimedia Commons)

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan dalam pernyataan resmi bahwa Pompeo dan Kofod telah melakukan sambungan telepon "ramah" pada hari Rabu tentang "penundaan" perjalanan presiden.

"Menlu (Pompeo) menyatakan penghargaan atas kerjasama Denmark sebagai salah satu sekutu Amerika Serikat dan kontribusi Denmark untuk mengatasi prioritas keamanan global bersama," kata Juru Bicara Kemlu AS, Morgan Ortagus dalam sebuah pernyataan.

"Menlu Pompeo dan Menlu Kofod juga membahas penguatan kerja sama dengan Kerajaan Denmark - termasuk Greenland - di Kutub Utara."

Di sisi lain, Menlu Kofod mengatakan pembicaraan telah menegaskan ikatan yang kuat antara kedua negara.

AS dan Denmark "adalah teman dekat dan sekutu dengan sejarah panjang keterlibatan aktif di seluruh dunia," tulisnya di Twitter.


Trump Ingin Beli Pulau Terbesar di Dunia, Kenapa?

Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Presiden AS Donald Trump. (AFP Photo/Mandel Ngan)

Trump dilaporkan tertarik pada Greenland. Jurnalis dan analis asing menilai rencana itu dipengaruhi faktor kekayaan sumber daya pulau terbersar di dunia, seperti: batu bara, seng, tembaga, dan bijih besi.

Tetapi, sementara Greenland mungkin kaya akan mineral, ia bergantung pada Denmark untuk dua pertiga dari pendapatan anggarannya. Pulau itu juga memiliki tingkat bunuh diri, alkoholisme dan pengangguran yang tinggi.

AS telah lama melihat pulau itu, yang terletak di sepanjang rute langsung dari Eropa ke Amerika Utara, penting secara strategis.

Paman Sam telah mendirikan angkatan udara Thule dan pangkalan radar di sana pada awal Perang Dingin, yang sekarang mencakup pengawasan ruang angkasa dan membentuk bagian paling utara dari sistem peringatan dini rudal balistik AS.

Sementara itu, rute laut Arktik baru terbuka karena perubahan iklim disalahkan atas percepatan pencairan es di wilayah tersebut.

Pada kabar lain, China baru-baru ini juga menaruh minat di daerah itu, BBC melaporkan.

PM Denmark Mette Frederiksen telah menegaskan, meski Greenland "bukan milik Denmark, melainkan milik orang-orang Greenland", pulau itu "tidak untuk dijual."

"(Pemimpin Greenland) Kim Kielsen tentu saja menegaskan bahwa Greenland tidak untuk dijual. Di situlah pembicaraan berakhir," tambah Frederiksen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya