Liputan6.com, Beijing - Korban meninggal dunia dari epidemi Virus Corona (COVID-19) China melonjak menjadi 1.868 pada Selasa (18/2/2020), setelah 98 orang meninggal, menurut Komisi Kesehatan Nasional.
Hampir 72.500 orang di seluruh Negeri Tirai Bambu itu telah terinfeksi oleh virus COVID-19 jenis baru, yang pertama kali muncul pada bulan Desember sebelum kemudian berkembang menjadi epidemi nasional.
Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (18/2/2020), ada 1.886 kasus baru yang dilaporkan pada Selasa. Namun, ternyata angka hari ini menunjukkan adanya penurunan sejak kemarin, dan menjadi angka terendah dalam satu hari selama bulan ini.
Advertisement
Sebagian besar kasus kematian terjadi di provinsi Hubei, pusat penyebaran yang paling parah dari wabah, dengan lima dilaporkan di tempat lain di negara itu.
Hubei telah diisolasi sebagai upaya pencegahan penyebaran virus, dengan puluhan juta orang ditempatkan di bawah karantina efektif di provinsi tersebut.
Jumlah kasus baru yang dilaporkan di luar provinsi Hubei hanya 79, turun dari 890 pada 4 Februari. Ini menandai jumlah kasus baru terendah di luar provinsi yang dilanda virus sejak 23 Januari.
Otoritas kesehatan nasional China mengatakan, angka yang menurun adalah tanda bahwa wabah itu terkendali.
Namun, kepala Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan tren "harus ditafsirkan dengan sangat hati-hati".
"Tren dapat berubah karena populasi baru terpengaruh. Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah penurunan yang dilaporkan ini akan berlanjut. Setiap skenario masih di atas meja," katanya kepada wartawan.Â
Â