9 Alasan untuk Tetap Tenang di Tengah Wabah Virus Corona

Jangan panik. Perhatikan 9 alasan di bawah ini agar tetap tenang di tengah wabah Virus Corona.

oleh Hariz Barak diperbarui 07 Mar 2020, 18:35 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2020, 18:35 WIB
Khawatir Virus Corona COVID-19, Warga Malaysia Beraktivitas Pakai Masker
Seorang pria menjual masker di tengah kekhawatiran akan penyebaran virus corona COVID-19, di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, (13/2/2020). Pasien pertama adalah turis China yang masuk ke Johor setelah melintasi Singapura. (AFP/Mohd Rasfan)

Liputan6.com, Jakarta - Epidemi Virus Corona Baru jelas merupakan masalah global yang sangat serius. Dalam beberapa pekan, wabah ini telah menyebar dari China ke lebih dari 80 negara, menginfeksi lebih dari 100.000 orang sejauh ini dan menyebabkan lebih dari 3.400 kematian.

Tetapi ketika kita dihantam oleh update menit demi menit dari seluruh dunia --mulai dari berita hingga histeria media sosial-- ada risiko bahwa kita mungkin kehilangan beberapa konteks penting.

Ya, virus corona jelas merupakan tantangan besar, baik secara medis, politik, dan mungkin yang paling mencolok saat ini: sosial dan ekonomi.

Tetapi perlu diingat bahwa dunia tidak pernah memiliki alat yang lebih baik untuk melawannya, dan bahwa jika kita terinfeksi, kita tidak akan mati karenanya.

Tetapi, menurut sejumlah ilmuwan, salah satunya prof. Ignacio López-Goñi dari departemen mikrobiologi dan virologi di Universitas Navarra di Spanyol, ada beberapa fakta ilmiah yang penting diperhatikan oleh masyarakat dunia --dan mengerucut pada satu hal utama: dunia sudah siap menghadapi (dan menanggulanginya), sehingga, tidak perlu untuk panik karenanya.

Bahkan, puluhan ribu kasus pasien yang sembuh cukup menjadi bukti bahwa penyakit ini mungkin, tidak semengerikan dibandingkan dengan histeria yang disebabkannya.

Berikut 9 penjelasan kontekstual tentang Virus Corona Baru seperti yang disebut oleh Lopez-Goni dan pakar lain, seperti dikutip dari the Guardian, Sabtu (7/3/2020).

Simak video pilihan berikut:

1. Kita Sudah Tahu Virus dan Penyakitnya

Enam Tewas Kena Corona, Warga Italia Beraktivitas Pakai Masker
Warga mengenakan masker berjalan masuk ke sebuah stasiun kereta bawah tanah di Milan, Italia (24/2/2020). enam orang meninggal dan 222 lainnya teruji positif infeksi COVID-19 di Italia. (Xinhua/Daniele Mascolo)

Sebagaimana López-Goñi menulis untuk Conversation France, virus yang menyebabkan kasus pneumonia berat di Wuhan diidentifikasi dalam waktu tujuh hari sejak pengumuman resmi pada tanggal 31 Desember 2019, dan, tiga hari setelah itu, sequencing gen virus itu telah tersedia.

Virus AIDS, sebaliknya, butuh dua tahun untuk mengidentifikasi setelah pertama kali muncul pada pertengahan 1981, López-Goni mencatat.

Kita juga tahu virus itu alami dan terkait dengan virus yang ditemukan pada kelelawar. Virus itu juga bisa bermutasi, tetapi tampaknya tidak terlalu sering.

 

2. Kita Bisa Mengujinya

Khawatir Virus Corona COVID-19, Warga Malaysia Beraktivitas Pakai Masker
Seorang wanita mengenakan masker di tengah kekhawatiran akan penyebaran virus corona COVID-19, di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, (13/2/2020). Total kematian akibat virus tersebut di Provinsi Hubei hingga Rabu (12/2) mencapai 1.310 orang. (AFP/Mohd Rasfan)

Pada 13 Januari 2020 - tiga hari setelah sequencing gen virus dirilis - tes yang dapat diandalkan tersedia, dikembangkan oleh para ilmuwan di departemen virologi di rumah sakit universitas Charité Berlin dengan bantuan dari para ahli di Rotterdam, London dan Hong Kong.

3. Bisa Diatasi

Hand Sanitizer dari Laboratorium Sekolah Kejuruan di Malang
Hand sanitizer dari laboratorium farmasi klinis SMK di Kota Malang ini banyak peminat. Cairan antiseptic itu mulai langka di pasar akibat wabah virus corona penyebab penyakit covid - 19 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Tindakan karantina dan penahanan massal yang dilakukan China tampaknya berhasil. Pada Kamis 5 Maret 2020 pekan ini, 120 kasus baru dilaporkan di Wuhan, angka terendah selama enam minggu, dan, untuk pertama kalinya sejak awal wabah, tidak terjadi di Provinsi Hubei yang menjadi lokasi awal penyebaran.

Beberapa provinsi di China tidak memiliki kasus baru selama dua pekan dan sebagian besar otoritas di sana sudah membuka kembali sekolah mereka. Di banyak negara, infeksi berada dalam kelompok yang telah ditentukan, yang seharusnya memungkinkan mereka untuk lebih mudah diatasi.

4. Proses untuk Menginfeksi Seseorang Lebih Sulit Dari yang Anda Kira

Gunakan Pengobatan Tradisional China, 23 Pasien COVID-19 Diizinkan Pulang
Dokter Zheng Wanli memeriksa citra tomografi terkomputasi (computed tomography/CT) milik pasien di sebuah rumah sakit sementara di Distrik Jiangxia, Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah, (25/2/2020). (Xinhua/Shen Bohan)

Sering mencuci tangan dengan hati-hati, seperti yang kita ketahui sekarang, adalah cara paling efektif untuk menghentikan penyebaran virus, sementara larutan etanol, hidrogen peroksida, dan pemutih akan mendisinfeksi permukaan yang mungkin terpapar virus.

Yang disebut risiko tinggi terkena virus korona, Anda harus hidup atau memiliki kontak fisik langsung dengan seseorang yang terinfeksi; terpapar droplet batuk atau bersin mereka; atau berhadap-hadapan dalam dua meter selama lebih dari 15 menit. Jika hanya sebatas berpapas-papasan di jalan, kemungkinan Anda terinfeksi sangat kecil.

5. Gejala Ringan dan Orang Muda Memiliki Risiko Terinfeksi yang Rendah

Petugas Periksa Suhu Tubuh Pengunjung Gedung Perkantoran dan Perbelanjaan
Pengunjung saat diperiksa suhu tubuh sebelum memasuki area gedung The Plaza di Jakarta, Kamis (5/3/2020). Pemeriksaan suhu tubuh tersebut merupakan upaya untuk mengantisipasi merebaknya wabah virus corona atau Covid-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menurut sebuah penelitian terhadap 45.000 infeksi yang dikonfirmasi di China, 81% kasus hanya menyebabkan penyakit ringan, 14% pasien memiliki gejala yang digambarkan sebagai "parah", dan hanya 5% dianggap "kritis", dengan sekitar setengah dari mereka mengakibatkan kematian.

Hanya 3% dari kasus yang menyangkut orang di bawah 20 tahun, anak-anak tampaknya hampir tidak terpengaruh oleh virus sama sekali, dan tingkat kematian untuk di bawah 40-an adalah sekitar 0,2%.

Angka ini meningkat pada usia di atas 65 tahun, mencapai hampir 15% pada usia di atas 80 tahun, terutama mereka yang memiliki kondisi jantung atau paru yang sudah ada sebelumnya.

Sulit untuk menghitung angka kematian selama epidemi yang sedang berlangsung, karena tidak jelas berapa banyak kasus ringan atau tanpa gejala telah diuji. Tetapi, perkiraan terbaik yang kami miliki untuk virus corona sejauh ini adalah 1,4% --membuatnya berada di antara flu Spanyol 1918 dan flu babi 2009.

 

6. Orang-orang Mulai Pulih

Petugas Periksa Suhu Tubuh Pengunjung Gedung Perkantoran dan Perbelanjaan
Pengunjung saat diperiksa suhu tubuh sebelum memasuki area gedung The Plaza di Jakarta, Kamis (5/3/2020). Pemeriksaan suhu tubuh tersebut merupakan upaya untuk mengantisipasi merebaknya wabah virus corona atau Covid-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Seperti perhitungan harian yang dipertahankan oleh John Hopkins CSSE, ribuan orang di seluruh dunia melakukan pemulihan yang dikonfirmasi dari virus corona setiap hari-nya.

Per 5 Maret, ada 97.886 kasus terkonfirmasi, 3.348 yang menyebabkan kematian, sementara 53.797 dinyatakan sembuh atau pulih.

7. Sudah Banyak Penelitian Pendukung

Petugas Periksa Suhu Tubuh Pengunjung Gedung Perkantoran dan Perbelanjaan
Pengunjung saat diperiksa suhu tubuh sebelum memasuki area gedung The Plaza di Jakarta, Kamis (5/3/2020). Pemeriksaan suhu tubuh tersebut merupakan upaya untuk mengantisipasi merebaknya wabah virus corona atau Covid-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Ketik Covid-19 atau Sars-19 ke dalam mesin pencari di situs web PubMed yang dikelola perpustakaan kedokteran nasional AS dan Anda akan menemukan --hampir lima minggu setelah kemunculan virus-- 539 referensi makalah tentang itu, mulai yang berurusan dengan vaksin, terapi, epidemiologi, diagnosis dan praktik klinis.

Itu adalah tingkat publikasi yang secara eksponensial lebih cepat daripada selama epidemi Sars, López-Goñi mencatat --dan sebagian besar artikel terbitan untuk topik virus corona bebas untuk diakses.

8. Sudah Ada Prototipe Vaksin

Perjuangan Petugas Medis Korea Selatan Perangi Virus Corona
Petugas medis beristirahat saat menunggu pasien virus corona (COVID-19) di luar sebuah rumah sakit di Daegu, Korea Selatan, Minggu (23/2/2020). Korea Selatan mengonfirmasi 293 kasus baru virus corona pada 4 Maret 2020 sore. (YONHAP/AFP)

Laboratorium farmasi dan bioteknologi komersial seperti Moderna, Inovio, Sanofi dan Novavax, serta kelompok akademis seperti yang ada di University of Queensland di Australia --banyak di antaranya yang sudah bekerja pada vaksin untuk virus sejenis Sars-- memiliki prototipe vaksin pencegahan dalam pengembangan.

Beberapa di antaranya akan segera siap untuk pengujian manusia (walaupun kemanjuran dan keamanannya tentu saja akan membutuhkan proses lanjutan).

9. Lusinan Metode Pengobatan Sudah Diuji

Perjuangan Petugas Medis Korea Selatan Perangi Virus Corona
Petugas medis Universitas Nasional Chonnam menunggu mahasiswa China di Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan, Selasa (25/2/2020). Korea Selatan menjadi negara dengan pasien virus corona (COVID-19) terbanyak di luar China. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Pada pertengahan Februari, lebih dari 80 uji klinis sedang dilakukan untuk perawatan antivirus, menurut majalah Nature , dan sebagian besar telah berhasil digunakan dalam mengobati penyakit lain. Obat-obatan seperti remdesivir (Ebola, Sars), chloroquine (malaria), lopinavir dan ritonavir (HIV), dan baricitinib (rheumatoid polyarthritis) semuanya sedang diuji coba pada pasien yang telah terinfeksi virus corona.

Beberapa metode pengobatan yang berhasil juga berkat dari penerapan kecerdasan buatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya