Liputan6.com, Jakarta - Epidemi Virus Corona Baru jelas merupakan masalah global yang sangat serius. Dalam beberapa pekan, wabah ini telah menyebar dari China ke lebih dari 80 negara, menginfeksi lebih dari 100.000 orang sejauh ini dan menyebabkan lebih dari 3.400 kematian.
Tetapi ketika kita dihantam oleh update menit demi menit dari seluruh dunia --mulai dari berita hingga histeria media sosial-- ada risiko bahwa kita mungkin kehilangan beberapa konteks penting.
Advertisement
Baca Juga
Ya, virus corona jelas merupakan tantangan besar, baik secara medis, politik, dan mungkin yang paling mencolok saat ini: sosial dan ekonomi.
Tetapi perlu diingat bahwa dunia tidak pernah memiliki alat yang lebih baik untuk melawannya, dan bahwa jika kita terinfeksi, kita tidak akan mati karenanya.
Tetapi, menurut sejumlah ilmuwan, salah satunya prof. Ignacio López-Goñi dari departemen mikrobiologi dan virologi di Universitas Navarra di Spanyol, ada beberapa fakta ilmiah yang penting diperhatikan oleh masyarakat dunia --dan mengerucut pada satu hal utama: dunia sudah siap menghadapi (dan menanggulanginya), sehingga, tidak perlu untuk panik karenanya.
Bahkan, puluhan ribu kasus pasien yang sembuh cukup menjadi bukti bahwa penyakit ini mungkin, tidak semengerikan dibandingkan dengan histeria yang disebabkannya.
Berikut 9 penjelasan kontekstual tentang Virus Corona Baru seperti yang disebut oleh Lopez-Goni dan pakar lain, seperti dikutip dari the Guardian, Sabtu (7/3/2020).
Simak video pilihan berikut:
1. Kita Sudah Tahu Virus dan Penyakitnya
Sebagaimana López-Goñi menulis untuk Conversation France, virus yang menyebabkan kasus pneumonia berat di Wuhan diidentifikasi dalam waktu tujuh hari sejak pengumuman resmi pada tanggal 31 Desember 2019, dan, tiga hari setelah itu, sequencing gen virus itu telah tersedia.
Virus AIDS, sebaliknya, butuh dua tahun untuk mengidentifikasi setelah pertama kali muncul pada pertengahan 1981, López-Goni mencatat.
Kita juga tahu virus itu alami dan terkait dengan virus yang ditemukan pada kelelawar. Virus itu juga bisa bermutasi, tetapi tampaknya tidak terlalu sering.
Â
Advertisement
2. Kita Bisa Mengujinya
Pada 13 Januari 2020 - tiga hari setelah sequencing gen virus dirilis - tes yang dapat diandalkan tersedia, dikembangkan oleh para ilmuwan di departemen virologi di rumah sakit universitas Charité Berlin dengan bantuan dari para ahli di Rotterdam, London dan Hong Kong.
3. Bisa Diatasi
Tindakan karantina dan penahanan massal yang dilakukan China tampaknya berhasil. Pada Kamis 5 Maret 2020 pekan ini, 120 kasus baru dilaporkan di Wuhan, angka terendah selama enam minggu, dan, untuk pertama kalinya sejak awal wabah, tidak terjadi di Provinsi Hubei yang menjadi lokasi awal penyebaran.
Beberapa provinsi di China tidak memiliki kasus baru selama dua pekan dan sebagian besar otoritas di sana sudah membuka kembali sekolah mereka. Di banyak negara, infeksi berada dalam kelompok yang telah ditentukan, yang seharusnya memungkinkan mereka untuk lebih mudah diatasi.
Advertisement
4. Proses untuk Menginfeksi Seseorang Lebih Sulit Dari yang Anda Kira
Sering mencuci tangan dengan hati-hati, seperti yang kita ketahui sekarang, adalah cara paling efektif untuk menghentikan penyebaran virus, sementara larutan etanol, hidrogen peroksida, dan pemutih akan mendisinfeksi permukaan yang mungkin terpapar virus.
Yang disebut risiko tinggi terkena virus korona, Anda harus hidup atau memiliki kontak fisik langsung dengan seseorang yang terinfeksi; terpapar droplet batuk atau bersin mereka; atau berhadap-hadapan dalam dua meter selama lebih dari 15 menit. Jika hanya sebatas berpapas-papasan di jalan, kemungkinan Anda terinfeksi sangat kecil.
5. Gejala Ringan dan Orang Muda Memiliki Risiko Terinfeksi yang Rendah
Menurut sebuah penelitian terhadap 45.000 infeksi yang dikonfirmasi di China, 81% kasus hanya menyebabkan penyakit ringan, 14% pasien memiliki gejala yang digambarkan sebagai "parah", dan hanya 5% dianggap "kritis", dengan sekitar setengah dari mereka mengakibatkan kematian.
Hanya 3% dari kasus yang menyangkut orang di bawah 20 tahun, anak-anak tampaknya hampir tidak terpengaruh oleh virus sama sekali, dan tingkat kematian untuk di bawah 40-an adalah sekitar 0,2%.
Angka ini meningkat pada usia di atas 65 tahun, mencapai hampir 15% pada usia di atas 80 tahun, terutama mereka yang memiliki kondisi jantung atau paru yang sudah ada sebelumnya.
Sulit untuk menghitung angka kematian selama epidemi yang sedang berlangsung, karena tidak jelas berapa banyak kasus ringan atau tanpa gejala telah diuji. Tetapi, perkiraan terbaik yang kami miliki untuk virus corona sejauh ini adalah 1,4% --membuatnya berada di antara flu Spanyol 1918 dan flu babi 2009.
Â
Advertisement
6. Orang-orang Mulai Pulih
Seperti perhitungan harian yang dipertahankan oleh John Hopkins CSSE, ribuan orang di seluruh dunia melakukan pemulihan yang dikonfirmasi dari virus corona setiap hari-nya.
Per 5 Maret, ada 97.886 kasus terkonfirmasi, 3.348 yang menyebabkan kematian, sementara 53.797 dinyatakan sembuh atau pulih.
7. Sudah Banyak Penelitian Pendukung
Ketik Covid-19 atau Sars-19 ke dalam mesin pencari di situs web PubMed yang dikelola perpustakaan kedokteran nasional AS dan Anda akan menemukan --hampir lima minggu setelah kemunculan virus-- 539 referensi makalah tentang itu, mulai yang berurusan dengan vaksin, terapi, epidemiologi, diagnosis dan praktik klinis.
Itu adalah tingkat publikasi yang secara eksponensial lebih cepat daripada selama epidemi Sars, López-Goñi mencatat --dan sebagian besar artikel terbitan untuk topik virus corona bebas untuk diakses.
Advertisement
8. Sudah Ada Prototipe Vaksin
Laboratorium farmasi dan bioteknologi komersial seperti Moderna, Inovio, Sanofi dan Novavax, serta kelompok akademis seperti yang ada di University of Queensland di Australia --banyak di antaranya yang sudah bekerja pada vaksin untuk virus sejenis Sars-- memiliki prototipe vaksin pencegahan dalam pengembangan.
Beberapa di antaranya akan segera siap untuk pengujian manusia (walaupun kemanjuran dan keamanannya tentu saja akan membutuhkan proses lanjutan).
9. Lusinan Metode Pengobatan Sudah Diuji
Pada pertengahan Februari, lebih dari 80 uji klinis sedang dilakukan untuk perawatan antivirus, menurut majalah Nature , dan sebagian besar telah berhasil digunakan dalam mengobati penyakit lain. Obat-obatan seperti remdesivir (Ebola, Sars), chloroquine (malaria), lopinavir dan ritonavir (HIV), dan baricitinib (rheumatoid polyarthritis) semuanya sedang diuji coba pada pasien yang telah terinfeksi virus corona.
Beberapa metode pengobatan yang berhasil juga berkat dari penerapan kecerdasan buatan.
Advertisement