Liputan6.com, Riyadh - Kasus Virus Corona di Arab Saudi telah mencapai 45. Adapun laporan terbaru, pada 11 Maret 2020, dari mereka yang terinfeksi merupakan 1 orang pria dan 1 orang wanita WN Arab Saudi datang dari Irak; 1 orang anak perempuan umur 12 tahun WN Arab Saudi dirawat di rumah sakit di Qatif, dan 21 orang WN Mesir dirawat di rumah sakit di Makkah.
Jika sebelumnya pemerintah setempat telah mengeluarkan aturan penyetopan perjalanan umrah secara sementara, kini aturan larangan tersebut kian diperluas.Â
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Dalam Negeri dan Otoritas Penerbangan Sipil (GACA) akan menghentikan sementara perjalanan WN Arab Saudi dan ekspatriat dari Arab Saudi ke negara-negara seperti Austria, Bahrain, Belanda, Belgia, Bulgaria, Ceko, Denmark, Djibouti, Eritrea, Estonia, Ethiopia, Filipina, Finlandia, Hongaria, India, Indonesia, Irak, Iran, Italia, Jerman, Kenya, Korea Selatan, Kroasia, Kuwait, Latvia, Lebanon, Lithuania, Luxembourg, Malta, Mesir, Oman, Pakistan, Prancis, Uni Emirat Arab, Polandia, Portugal, Rumania, Siprus, Slovakia, Slovenia, Somalia, Spanyol, Sri Lanka, Sudan, Sudan Selatan, Suriah, Swedia, Swiss, Tiongkok, Turki, dan Yunani.
Menurut informasi yang disampaikan melalui rilis dari KBRI Riyadh, pemerintah setempat juga akan menghentikan sementara masuknya individu dari negara-negara tersebut, serta mereka yang telah berada di negara-negara tersebut selama 14 hari sebelum ketibaan di Arab Saudi. Aturan tersebut termasuk menghentikan sementara transportasi udara dan laut ke negara-negara itu dengan pengecualian bagi jalur evakuasi, pelayaran dan perdagangan.
Kendati demikian, khusus untuk jalur darat antara Arab Saudi dengan Yordania juga dihentikan sementara kecuali untuk transportasi komersial dan alasan kemanusiaan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Imbauan KBRI
Mengingat bertambahnya jumlah aturan akibat Virus Corona ini, berikut merupakan beberapa imbauan dari KBRI Riyadh khususnya bagi WNI yang sedang berada di Arab Saudi atau berencana melakukan perjalanan ke sana:
-
Untuk WNI yang akan kembali ke Indonesia, agar segera menghubungi kantor maskapai penerbangan Saudia Airlines terdekat atau kantor Perwakilan Garuda Indonesia di Arab Saudi, guna mengatur jadwal kepulangannya.
Berikut adalah nomor kontak Kantor Perwakilan Garuda Indonesia di Arab Saudi: 012 665 2820 / 012 663 7483
-
Untuk WNI yang berada di Indonesia, memiliki Iqamah (ID Card Arab Saudi) dan Visa Re-Entry yang masih berlaku, serta bermaksud kembali ke Arab Saudi diberi waktu selama 72 jam untuk kembali ke Arab Saudi terhitung sejak keluarnya edaran GACA pada Kamis, 12 Maret 2020. Harap segera hubungi kantor Garuda Indonesia terdekat atau perwakilan Saudia Airlines di Indonesia untuk mengatur perjalanan ke Arab Saudi pada kesempatan pertama.
Garuda Indonesia Call center: 0804 1 807 807 atau 62-21-2351 9999
Saudia Airlines Jakarta Menara Imperium, 6th Floor Jalan HR Rasuna Said Kav. 1, Kuningan, Jakarta 12980 Telp. +62-21) 835 6201 - Ticketing Tel. +(62-21) 8378 5975
-
Untuk sementara waktu TIDAK melakukan perjalanan ke kota Mekkah, Madinah dan Qatif.
-
Menghindari tempat-tempat keramaian yang berpotensi sebagai tempat penyebaran virus, antara lain seperti: pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan lokasi umum lainnya.
-
Menunda perjalanan ke luar kota apabila tidak ada kebutuhan mendesak.
-
Menunda atau membatalkan semua kegiatan yang melibatkan kumpulan massa.
-
Dalam keadaan mendesak, bagi WNI yang berada di wilayah Qatif khususnya dan kota di Arab Saudi pada umumnya, dapat menghubungi nomor hotline Perwakilan Republik Indonesia di Arab Saudi sebagai berikut:
KBRI Riyadh: +966569173990 dan +966569094526 KJRI Jeddah: +966503609667
-
Guna menghindari kendala dalam perjalanan keluar dan masuk ke Arab Saudi khususnya dengan tujuan Indonesia, untuk sementara waktu tidak menggunakan maskapai penerbangan dari negara-negara tersebut diatas, antara lain Emirates, Etihad Airways, Kuwait Airways, Gulf Air, Egypt Air, Oman Air, Turkish Airlines, Srilankan Airlines, Philippine Airlines serta selalu berkoordinasi dengan maskapai penerbangan yang akan digunakan untuk mengantisipasi pembatalan penerbangan pada saat terakhir sebelum keberangkatan.
Advertisement