Top 3: Malaysia Lockdown hingga Menanti Obat Virus Corona COVID-19 Jadi Sorotan

Langkah Malaysia lockdown akibat Virus Corona COVID-19 hingga menanti obat virus tersebut jadi sorotan di Top 3 Global Liputan6.com berikut ini.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 17 Mar 2020, 10:12 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2020, 10:12 WIB
Muhyiddin Yassin Resmi Dilantik Menjadi PM Malaysia
Muhyiddin Yassin menyatakan sumpah saat upacara pelantikannya sebagai Perdana Menteri Malaysia di Istana Negara, Kuala Lumpur, Minggu (1/3/2020). Upacara ini hanya satu pekan setelah Mahathir Mohamad mengundurkan diri sebagai PM Malaysia. (MASZUANDI ADNAN/MALAYSIA'S DEPARTMENT OF INFORMATION/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Langkah Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin memutuskan lockdown nasional atau mengunci akses seantero Negeri Jiran akibat melonjaknya jumlah kasus Virus Corona COVID-19 jadi sorotan.

Upaya pemerintah Malaysia menerapkan yang dimulai pada 18 Maret hingga 31 Maret menjadikan Negeri Jiran masuk dalam daftar negara yang memutuskan lockdown, guna pencegahan meluas Virus Corona COVID-19.

Isu lain yang tak kalah mencuri perhatian pembaca kanal Global Liputan6.com adalah deretan negara yang melakukan lockdown akibat Virus Corona COVID-19.

Selain itu studi soal obat dan vaksin untuk pasien Virus Corona COVID-19 juga jadi incaran para pembaca. Sejumlah studi yang dilakukan para ilmuwan sepertinya menarik perhatian khalayak.

Selengkapnya dalam Top 3 Global Liputan6.com edisi Selasa (17/3/2020):

1. Malaysia Lockdown Nasional Karena Virus Corona

Muhyiddin Yassin Resmi Dilantik Menjadi PM Malaysia
Muhyiddin Yassin (tengah) melambaikan tangan sebelum upacara pelantikannya sebagai Perdana Menteri Malaysia di Istana Negara, Kuala Lumpur, Minggu (1/3/2020). Berdasarkan hukum Malaysia, penunjukan PM Malaysia bisa dilakukan oleh raja. (NAZRI RAPAAI/AFP/MALAYSIA'S DEPARTMENT OF INFORMATION)

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin memutuskan untuk melakukan lockdown nasional atau mengunci akses seantero Negeri Jiran. Keputusan itu diambil karena melonjaknya jumlah kasus Virus Corona COVID-19.

Dalam pidato pada Senin (16/3/2020) malam, Muhyiddin mengatakan, pemerintah akan menerapkan Perintah Kontrol Gerakan selama lockdown yang dimulai pada 18 Maret hingga 31 Maret, seperti dilansir SCMP.

Keputusan Muhyiddin seiring dengan meningkatnya jumlah kasus positif Virus Corona di Malaysia yang mencapai 553. Jumlah itu merupakan kasus positif COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara.

Malaysia melaporkan 125 kasus baru pada Senin, 95 di antaranya terkait dengan acara tabligh akbar yang diadakan pada Februari, menurut kementerian kesehatan, menyusul lonjakan 190 kasus selama akhir pekan.

Acara tabligh akbar itu dihadiri sekitar 16.000 dari 27 Februari hingga 1 Maret. Dari 14.500 warga Malaysia yang hadir, hanya 7.000 yang melakukan tes Virus Corona.

Sejauh ini, total 42 pasien Virus Corona di Malaysia telah sepenuhnya pulih dari Virus Corona dan telah dipulangkan. Sementara 511 masih di rumah sakit, 12 di antaranya masih dalam perawatan intensif.

Selengkapnya di sini.

2. Tak Seperti Indonesia, 7 Negara Ini Lockdown untuk Tekan Virus Corona

Ilustrasi Cuaca Jakarta
Cuaca Jakarta Cerah Berawan (Istimewa)

Pemerintah Indonesia memutuskan tidak menerapkan lockdown atau penguncian akses wilayah. Keputusan tersebut diumumkan Presiden Jokowi di menyusul meningkatnya kasus Virus Corona COVID-19 di Indonesia.

Presiden Jokowi telah memerintahkan masyarakat agar tidak beraktivitas di luar rumah dahulu. Juga meminta masyarakat melakukan social distancing dan menghindari kerumuman agar virus tidak menyebar.

Kebijakan lockdown pertama kali diterapkan di provinsi Hubei, China, yang merupakan asal Virus Corona. Jutaan rakyat tidak boleh keluar rumah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak perlu.

Selengkapnya di sini.

3. Menanti Obat dan Vaksin Virus Corona COVID-19, Sudah Sejauh Mana?

Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan Virus Corona baru, telah menyebar ke setiap benua kecuali Antartika. Tidak terlalu lama setelah virus pertama kali ditemukan pada akhir Desember 2019, laboratorium mengalihkan pandangan mereka ke arah pengobatan.

Namun, saat ini, tidak ada obat untuk Virus Corona COVID-19 ini, dan perawatan didasarkan pada jenis perawatan yang diberikan untuk influenza (flu musiman) dan penyakit pernapasan parah lainnya, yang dikenal sebagai "perawatan suportif," menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), seperti dikutip dari Livescience, Senin (16/3/2020).

Perawatan ini pada dasarnya mengobati gejala, yang sering dalam kasus COVID-19 melibatkan demam, batuk dan sesak napas. Dalam kasus-kasus ringan, ini mungkin berarti istirahat dan mengonsumsi obat penurun demam seperti acetaminophen (Tylenol) untuk mengurangi gejala.

Selengkapnya di sini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya