15-7-1971: Presiden Nixon Umumkan Rencana Kunjungan ke China

Presiden Nixon merencanakan kunjungan ke China, dan telah menjadi sebuah keputusan politik yang besar bagi AS.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 15 Jul 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2020, 06:00 WIB
Richard Nixon bersalaman dengan Mao Tse-Tung
Richard Nixon bersalaman dengan Mao Tse-Tung (Mao Zedong) dalam kunjungan bersejarah 21 februarI 1972. (Liputan6/AP)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Dalam siaran langsung televisi dan radio, pada 15 Juli 1971, Presiden Richard Nixon mengejutkan negara dengan mengumumkan ia akan mengunjungi China pada 1972.

Pernyataan itu menandai titik balik dramatis dalam hubungan AS-China, serta perubahan besar dalam kebijakan luar negeri Amerika.

Selama waktu tersebut, Nixon tidak selalu begitu bersemangat untuk menjangkau China.

Sejak Partai Komunis berkuasa di China pada 1949, Nixon telah menjadi salah satu kritik paling gencar terhadap upaya Amerika untuk membangun hubungan diplomatik dengan China.

Reputasi politiknya dibangun di atas dasar anti-komunis, dan telah menjadi tokoh utama dalam ketakutan pasca-Perang Dunia II, di mana pemerintah AS meluncurkan penyelidikan besar-besaran terhadap kemungkinan subversi komunis di Amerika.

Pada 1971, sejumlah faktor mendorong Nixon untuk membalikkan posisinya terhadap China.

Pertama dan yang terpenting adalah Perang Vietnam. Dua tahun setelah menjanjikan rakyat Amerika "perdamaian dengan kehormatan," Nixon tetap bercokol di Vietnam seperti sebelumnya.

Penasihat keamanan nasionalnya, Henry Kissinger, melihat potensi adanya jalan keluar.

Sejak China memutuskan hubungan dengan Uni Soviet pada pertengahan 1960-an, China sangat membutuhkan sekutu dan mitra dagang baru.

Kissinger bertujuan untuk menggunakan janji hubungan yang lebih dekat dan meningkatkan kemungkinan perdagangan dengan China sebagai cara untuk meningkatkan tekanan pada Vietnam Utara - sekutu China - untuk mencapai penyelesaian damai yang dapat diterima.

Juga, yang lebih penting dalam jangka panjang, Kissinger mengira China mungkin akan menjadi sekutu yang kuat melawan Uni Soviet, musuh Perang Dingin Amerika.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Strategi Politik

Presiden Richard Nixon dan ibu negara Pat Nixon
Presiden Richard Nixon dan ibu negara Pat Nixon memimpin ketika mereka melakukan tur ke Tembok Besar China, dekat Beijing, Februari 1972. (Liputan6/AP)

Henry Kissinger menyebut kebijakan luar negeri seperti itu 'realpolitic,' atau politik yang lebih suka berurusan dengan negara-negara kuat lainnya dengan cara yang praktis daripada berdasarkan doktrin atau etika politik.

Nixon melakukan "perjalanan untuk perdamaian" bersejarahnya pada tahun 1972, memulai proses panjang dan bertahap dari normalisasi hubungan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat.

Meskipun langkah ini membantu menghidupkan kembali popularitas Nixon yang kendur, dan berkontribusi pada kemenangannya dalam pemilihan 1972, itu tidak menghasilkan hasil jangka pendek seperti yang diharapkan Kissinger.

Tiongkok tampaknya memiliki sedikit pengaruh pada sikap negosiasi Vietnam Utara, dan Perang Vietnam terus berlanjut sampai penarikan AS pada 1973.

Selanjutnya, aliansi AS-China yang mulai tumbuh tidak memiliki dampak yang dapat diukur pada hubungan AS-Soviet.

Tapi, kunjungan Nixon terbukti menjadi momen penting dalam kebijakan luar negeri Amerika - itu membuka jalan bagi presiden AS di masa depan untuk menerapkan prinsip realpolitik dalam urusan internasional mereka sendiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya