Uni Eropa Imbau Negara Anggota Bersiap Hadapi Influenza dan Gelombang Kedua COVID-19

Komisi Eropa ingin mencegah risiko rumah sakit kembali kewalahan oleh lonjakan pasien, seperti yang terjadi pada puncak pandemi COVID-19 pada Maret dan April lalu.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 16 Jul 2020, 13:27 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2020, 13:27 WIB
Ilustrasi bendera Uni Eropa di kantor pusatnya di Brussels (AP Photo)
Ilustrasi bendera Uni Eropa di kantor pusatnya di Brussels (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Eksekutif Uni Eropa mendesak negara-negara anggota pada Rabu kemarin untuk meluncurkan kampanye vaksinasi yang lebih awal dan lebih luas untuk mengurangi risiko wabah influenza dan Corona COVID-19 gelombang dua secara simultan di musim gugur.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (16/7/2020) Komisi Uni Eropa ingin mencegah risiko rumah sakit kembali kewalahan oleh lonjakan pasien, seperti yang terjadi pada puncak pandemi COVID-19 di Eropa pada bulan Maret dan April 2020.

 

"Wabah influenza musiman dan COVID-19 yang serentak akan menimbulkan tekanan besar pada sistem kesehatan," kata Komisi dalam sebuah dokumen yang mencantumkan tindakan yang diperlukan untuk mempersiapkan kemungkinan gelombang kedua COVID-19 yang besar di musim gugur.

Margaritis Schinas mengatakan pemerintah Uni Eropa tahun ini harus memberi lebih banyak suntikan pada warga yang terpapar influenza dan meningkatkan jumlah orang yang divaksinasi.

"Mereka juga harus, mulai memvaksinasi orang bulan ini, alih-alih menunggu hingga Oktober, ketika upaya vaksinasi flu secara tradisional dimulai di Eropa."

Untuk meningkatkan kesiapan mereka menjelang kemungkinan wabah besar baru, Komisi Uni Eropa juga meminta negara-negara untuk menguji lebih banyak orang terhadap infeksi virus corona dan membuat sistem pelacakan kontak yang efisien.

Brussels ingin pemerintah menggunakan aplikasi pelacakan kontak yang dapat beroperasi melintasi perbatasan UE. Tetapi pada tahap ini hanya sepuluh dari 27 negara Uni Eropa yang telah meluncurkan aplikasi semacam itu.

Simak video pilihan berikut:


Hotspot Baru Virus Corona COVID-19

FOTO: 6 Negara dengan Kasus Corona COVID-19 Tertinggi di Dunia
Dokter Beate Krupka (tengah) memeriksa Clara terkait virus corona COVID-19 di Distrik Kreuzberg, Berlin , Jerman, Rabu (8/4/2020). Berdasarkan data Worldmeters per Minggu (12/4/2020), jumlah kasus COVID-19 di Jerman sebanyak 125.452 terinfeksi dan 2.871 meninggal. (Michael Kappeler/dpa via AP)

Penyebaran COVID-19 di pabrik pengolahan daging Tönnies di Jerman menjadi berita utama dalam beberapa hari terakhir. Kini Kota Gütersloh di wilayah barat negara itu, dengan populasi 103.000 jiwa, jadi sorotan international dari sebelumnya jarang terekspose publik. 

Dari sekitar 7.000 pekerja yang telah dites COVID-19 dalam seminggu terakhir, lebih dari 1.550 dinyatakan positif. Semua pekerja pabrik telah dikarantina, sekolah dan pusat penitipan anak di daerah itu ditutup. Pada Selasa 23 Juni, Perdana Menteri Negara bagian Nordrhein-Westfalen Armin Laschet mengumumkan lockdown baru di Gütersloh dan distrik tetangga Warendorf.

Daerah lain di Jerman juga menghadapi hal serupa: 370 rumah tangga telah dikarantina di Distrik Neukölln, Berlin, di mana hampir 100 penduduknya dinyatakan positif, dan pihak berwenang di Göttingen telah menutup sebuah apartemen di mana sekitar 120 penghuninya terinfeksi virus. Penyebaran Virus Corona COVID-19 besar-besaran juga dilaporkan terjadi di sejumlah layanan gereja di seluruh negeri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya