Ayam Beku Impor Asal Brasil di China Positif COVID-19, Jadi Sumber Penularan Baru?

Ayam beku impor asal Brasil dites positif Virus Corona COVID-19 di kota Shenzhen, China.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 14 Agu 2020, 09:30 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2020, 09:30 WIB
daging ayam
ilustrasi daging ayam/Photo by rawpixel.com from Pexels

Liputan6.com, Shenzhen - Sebuah sampel sayap ayam beku yang diimpor dari Brasil dinyatakan positif mengidap Virus Corona COVID-19 di Kota Shenzhen, China selatan, kata pihak berwenang pada Kamis 13 Agustus 2020.

Mengutip laman CNN, Jumat (14/8/2020), ini merupakan yang terbaru dari serangkaian laporan produk makanan impor yang terkontaminasi Virus Corona baru.

Virus Corona baru terdeteksi pada sampel permukaan yang diambil dari sekumpulan sayap ayam selama pemeriksaan makanan beku impor di distrik Longgang Shenzhen, kata pemerintah kota dalam sebuah pernyataan. Namun, pejabat berwenang tidak menyebutkan mereknya.

Otoritas kesehatan Shenzhen pun segera melacak dan menguji orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan produk, dan semua hasilnya negatif. Selain itu, semua produk terkait dalam stok telah ditutup dan diuji negatif, kata pernyataan itu.

Pihak berwenang sekarang tengah melacak produk terkait dari merek yang sama yang telah dijual, dan telah mendisinfeksi area penyimpanan sayap ayam yang terkontaminasi.

Asosiasi Protein Hewan Brasil (ABPA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menganalisis insiden tersebut dan menegaskan kembali bahwa "tidak ada bukti ilmiah bahwa daging menularkan virus."

“Belum jelas kapan kemasan itu terkontaminasi, dan apakah terjadi selama proses pengangkutan ekspor,” tambah ABPA.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Temuan Infeksi pada Produk Makanan Impor

udang-beku-130815a.jpg
udang beku

Kementerian pertanian Brasil merilis sebuah catatan yang menyatakan bahwa pihaknya belum secara resmi diberitahu oleh otoritas Tiongkok tentang insiden tersebut.

Berita tentang sayap ayam yang terkontaminasi datang sehari setelah virus corona baru juga ditemukan pada kemasan udang yang diimpor dari Ekuador, di sebuah restoran di provinsi Anhui timur selama pemeriksaan rutin, lapor penyiar pemerintah China CCTV.

Sejak Juli, ada tujuh kasus di mana virus terdeteksi pada kemasan produk makanan laut impor di seluruh negeri, dari provinsi Shandong di pantai timur hingga kotamadya Chongqing di barat, menurut laporan media pemerintah.

Insiden ini memicu kekhawatiran atas keamanan pangan impor.

Otoritas kesehatan China telah berulang kali memberi tahu publik agar berhati-hati dalam membeli daging dan makanan laut impor.

Di media sosial Tiongkok, beberapa bahkan telah menyerukan penangguhan semua impor makanan beku.

Tak Ada Bukti Penularan Lewat Makanan

Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

Otoritas kesehatan, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, mengatakan kemungkinan tertular virus melalui makanan rendah.

WHO mengatakan itu adalah "sangat tidak mungkin bahwa orang dapat terinfeksi COVID-19 dari makanan atau kemasan makanan."

Menurut CDC, risiko infeksi virus dari produk makanan, kemasan makanan, atau tas "dianggap sangat rendah".

Kedua organisasi tersebut menunjukkan bahwa virus corona menyebar sebagian besar dari orang ke orang melalui tetesan pernapasan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.

Meskipun mungkin untuk tertular Covid-19 dengan menyentuh permukaan atau benda termasuk makanan atau kemasan makanan yang mengandung virus di atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mungkin mata Anda, itu bukan penyebab utama cara virus menyebar, menurut CDC.

"Tidak ada bukti sampai saat ini virus yang menyebabkan penyakit pernafasan ditularkan melalui makanan atau kemasan makanan. 

Virus Corona baru tidak dapat berkembang biak dalam makanan, mereka membutuhkan hewan atau manusia untuk berkembang biak," kata WHO.

David Hui Shu-cheong, seorang ahli pengobatan pernafasan di Chinese University of Hong Kong, mengatakan produk makanan impor yang dites positif di China hampir pasti telah terkontaminasi selama pengemasan.

Tetapi dia mengatakan itu tidak berarti bahwa mereka menular.

Sisa-sisa virus tersebut diketahui telah menimbulkan hasil positif palsu pada pasien yang sudah sembuh dari virus corona, seperti di Korea Selatan. Namun, jika virus yang diambil dari produk makanan dapat ditanam di laboratorium, maka mereka menular, katanya, seraya menambahkan bahwa virus corona dapat bertahan pada suhu beku dan masih aktif saat dicairkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya