Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri menyebut kasus warga negara Indonesia (WNI) yang tertular Virus Corona (COVID-19) di Arab Saudi bertambah. Jumlah WNI yang positif COVID-19 di negara itu adalah yang tertinggi di dunia.
Data pada Rabu (19/8/2020)Â menunjukkan ada total 208 WNI yang positif COVID-19 di Arab Saudi. Sebanyak 53 sembuh, 85 masih dirawat, dan 70 orang meninggal dunia.
Advertisement
Baca Juga
Jumlah WNI yang meninggal di Saudi akibat COVID-19 juga merupakan yang tertinggi di dunia. Hari ini pun ada tambahan WNI yang meninggal di Arab Saudi.
Adapun pasien sembuh bertambah di beberapa negara, termasuk Timor Leste.
"Tambahan WNI terkonfirmasi COVID19 di Arab Saudi, sembuh Kuwait, Mesir, dan Timor Leste, serta meninggal di Arab Saudi. Total WNI terkonfirmasi COVID-19 di LN adalah 1330: 874 sembuh, 117 meninggal, dan 339 dalam perawatan," tulis @Kemlu_RI di Twitter.
Berikut petanya:
Berikut Perkembangan #COVID19 di Dunia & Pelindungan WNI per 19/08 pkl 08.00 WIB. Tambahan WNI terkonfirmasi COVID19 di 🇸🇦, sembuh di 🇰🇼,🇪🇬&🇹🇱, serta meninggal di 🇸🇦. Total WNI terkonfirmasi COVID19 di LN adlh 1330: 874 sembuh, 117 meninggal & 339 dlm perawatan.#IniDiplomasi pic.twitter.com/Rw321WTdFH
— MoFA Indonesia (@Kemlu_RI) August 19, 2020
Hanya ada 1 kasus WNI yang terkena COVID-19 di Timor Leste, sehingga dengan sembuhnya WNI tersebut maka tak ada lagi kasus WNI di negara itu. Seluruh pasien WNI di Taiwan, Spanyol, India, Irlandia, Jepang, Nigeria, dan Rusia juga sudah sembuh.
Di Filipina, ada 29 WNI yang positif COVID-19 dan hampir seluruhnya masih dirawat. Sementara, pasien WNI di Malaysia berjumlah 168 orang, mayoritas mash dalam perawatan.
Saat ini ada 21,7 juta kasus positif COVID-19 di seluruh dunia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Masih Banyak Kerumunan di Indonesia dan Tak Pakai Masker
Melihat perayaan HUT RI ke-75, masyarakat masih banyak yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Kerumunan terjadi dan sebagian besar orang yang hadir dalam suatu kegiatan tidak memakai masker.Â
"Pada perayaan 17 Agustus dengan kegembiraan yang ada di masyarakat, terlihat ada beberapa hal yang terjadi (tidak mematuhi protokol kesehatan)," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (18/8/2020).
"Semoga tidak terulang di masa depan. Pertama, ada kegiatan sepeda santai yang diikuti lebih dari 3.000 orang di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 16 Agustus dan terlihat sebenarnya banyak kerumunan yang cukup dekat dan sebagian tidak menggunakan masker."
Wiku memohon seluruh anggota masyarakat dan pimpinan daerah memerhatikan hal-hal di atas agar tidak terjadi di masa yang akan datang.Â
Kedua, ada pertunjukan musik yang dihadiri oleh ribuan orang di Wisata Alam Jumprit, Temanggung, Jawa Tengah pada tanggal 15 Agustus 2020. Situasi terlihat banyak sekali yang tidak menggunakan masker.
"Jadi, kembali lagi, mohon kesadaran masyarakat untuk betul-betul disiplin menggunakan masker sebagai salah satu protokol kesehatan," lanjut Wiku.
"Yang terkini pada hari ini (Selasa, 16 Agustus 2020), ada aksi masyarakat dari deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi di Jakarta. Dan ini juga terlihat kerumunan massa yang cukup besar dan saling berdekatan. Sebagian ada yang menggunakan masker dan cukup banyak yang tidak menggunakan masker atau maskernya digunakan dan diturunkan di dagu.
Ia menegaskan, situasi di atas dapat menjadi perhatian anggota masyarakat bahwa apa yang kita capai secara bersama dan berusaha susah payah yang ditunjukkan dengan zonasi risiko menggambarkan tingkat penularan COVID-19.
"Apabila kejadian-kejadian seperti ini terulang, maka klaster akan muncul. Dan ini harus kita cegah agar betul-betul kondisi aman COVID-19 di Indonesia bisa terjadi serta masyarakat bisa melakukan kegiatan sosial ekonomi secara terkendali," imbuh Wiku
"Jadi, kembali lagi mohon agar kita disiplin menggunakan masker, jaga jarak karena apa yang sudah terjadi itu tadi sebuah refleksi dari kegembiraan yang ada di masyarakat, sehingga lupa atau mengenyampingkan protokol kesehatan."
Advertisement