Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat adanya 65 kasus virus corona di antara staf yang berbasis di kantor pusatnya, termasuk lima orang yang bekerja di tempat itu dan melakukan kontak satu sama lain, demikian disebutkan dalam sebuah email internal yang diperoleh oleh The Associated Press.
Dikutip dari laman AP, Selasa (17/11/2020) Badan kesehatan PBB mengatakan sedang menyelidiki bagaimana dan di mana lima orang itu terinfeksi dan belum menentukan apakah penularan terjadi di kantornya.
Konfirmasi WHO pada Senin kemarin atas angka-angka dalam email tersebut adalah pertama kalinya terjadi.
Advertisement
Baca Juga
"Sepengetahuan saya, cluster yang sedang diselidiki adalah bukti pertama dari potensi penularan di situs WHO," kata Dr. Michael Ryan, kepala darurat badan tersebut, kepada wartawan melalui email internal.
Email tersebut menyebutkan bahwa sekitar setengah dari infeksi yang tercatat sejauh ini terjadi pada orang-orang yang bekerja dari rumah.
Tetapi 32 orang berada di staf yang telah bekerja di lokasi di gedung markas, di mana lebih dari 2.000 orang biasanya bekerja dan agensi mengatakan telah memberlakukan upaya pembersihan yang ketat, penyaringan dan tindakan pencegahan lainnya.
Dalam email yang dikirim ke staf Raul Thomas, yang mengepalai operasi bisnis di WHO, mencatat bahwa lima orang - empat di tim yang sama dan satu orang yang melakukan kontak dengan mereka - dinyatakan positif COVID-19.
Itu bisa menunjukkan bahwa infeksi dasar dan prosedur jarak sosial yang diterapkan mungkin telah diabaikan.
"Kami memiliki beberapa kasus yang telah dikaitkan dengan tempat tersebut. Kami memang memiliki beberapa kasus dalam seminggu terakhir yang saling terkait," Maria Van Kerkhove, kepala teknis WHO untuk COVID-19.
Dari kasus terkait, dia menambahkan: "Ada kemungkinan cara di mana mereka terinfeksi di luar gedung. Jadi kami masih melakukan penyelidikan epidemiologi dengan itu."
Saksikan Video Berikut Ini:
WHO Hadapi Kritik
Dua minggu lalu, Van Kerkhove mengatakan belum ada transmisi di markas besar hingga saat itu, tetapi ia menambahkan bahwa badan tersebut sedang memantaunya.
WHO, yang mengkoordinasikan tanggapan global terhadap pandemi, sebelumnya mengatakan bahwa staf telah terinfeksi tetapi tidak pernah memberikan rincian soal itu.
WHO berulang kali menghadapi kritik atas penanganan pandemi. Presiden AS Donald Trump menuduh badan PBB itu "berkolusi" dengan China untuk menyembunyikan penyebaran awal.
Pada Juni 2020, AP menemukan WHO secara terbuka memuji China atas kecepatan dan transparansi, meskipun pertemuan pribadi menunjukkan pejabat WHO frustrasi karena negara tersebut hanya duduk untuk merilis informasi wabah kritis.
Advertisement