Liputan6.com, Riyadh- Sebuah kapal tanker Singapura, yang mengangkut minyak terbakar dan meledak akibat 'sumber eksternal 'di lepas pantai kota pelabuhan Jeddah, Arab Saudi.
Perusahaan perkapalan, Hafnia mengatakan semua 22 kru di kapal BW Rhine yang berbendera Singapura berhasil selamat dari insiden tersebut tanpa mengalami luka. Sementara itu, perusahaan tersebut mengungkap adanya potensi kebocoran minyak dalam insiden tersebut.
Baca Juga
"BW Rhine telah dihantam dari sumber eksternal saat berlayar di Jeddah, Arab Saudi sekitar pukul 00.40 waktu setempat pada 14 Desember 2020, menyebabkan ledakan dan kebakaran," terang Hafnia dalam laman situsnya, seperti dikutip dari Aljazeera, Senin (14/12/2020).
Advertisement
Namun, tidak adanya penjelasan lebih lanjut terkait sumber eksternal tersebut. Para kru kapal pun berhasil memadamkan api, meski beberapa bagian kapal mengalami kerusakan.
"Ada kemungkinan bahwa beberapa minyak telah bocor dari kapal, tetapi hal ini belum dikonfirmasi dan pengamatan saat ini menunjukkan bahwa tingkat minyak di kapal berada pada tingkat yang sama seperti sebelum kejadian," kata Hafnia.
BW Rhine diketahui memuat sekitar 60.000 ton bensin dari pelabuhan Yanbu pada 6 Desember 2020, menurut data pengiriman di Refinitiv.
Kapal tanker tersebut saat ini juga telah mengangkut isi hingga 84 persen.
Saksikan Video Berikut Ini:
Peringatan untuk Berhati-Hati
Operasi Perdagangan Laut Inggris Raya - organisasi di bawah Angkatan Laut Inggris - mendesak kapal-kapal yang melintasi area itu untuk berhati-hati dan mengatakan penyelidikan sedang berlangsung.
Dryad Global, yang merupakan sebuah perusahaan intelijen maritim, juga melaporkan ledakan tersebut, namun tidak merinci penyebabnya.
Sementara itu, otoritas Arab Saudi belum memberikan tanggapan terkait ledakan di kapal tanker itu, yang melanda pelabuhan penting dan pusat distribusi untuk perdagangan minyak.
Isiden serupa juga telah terjadi pada 25 November 2020, ketika sebuah ledakan merusak sebuah kapal tanker yang dikelola Yunani saat berlabuh di pelabuhan Shuqaiq di Arab Saudi.
Arab Saudi menuding kelompok Houthi bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Namun kelompok pemberontak tersebut tidak memberikan komentar atas tudingan itu.
Di sisi lain, Houthi telah mengklaim sejumlah serangan rudal yang menghantam stasiun distribusi perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco di Jeddah pada 23 November lalu.
Disebutkan Dryad Global, jika Houthi berada di balik ledakan kapal terbaru pada Senin (14/12) itu "akan menunjukkan pergeseran mendasar dalam kemampuan menargetkan maupun niatnnya".
Advertisement