Ragam Perayaan Idul Fitri Kembali Terasa di Arab Saudi Tahun 2021

Perayaan Hari Raya Idul Fitri di Arab Saudi kembali terasa pada tahun ini meskipun masih dalam masa pandemi COVID-19.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 13 Mei 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi idul fitri
Ilustrasi idul fitri (sumber: istockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Hari Raya Idul Fitri tahun lalu terbatas pada perayaan kecil di rumah karena jam malam yang diterapkan selama 24 jam, yang diberlakukan di seluruh Kerajaan selama lima hari untuk mengatasi penyebaran Virus Corona COVID-19.

Namun, situasinya telah berubah tahun ini, karena orang-orang menjadi lebih tenang dan bersemangat untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga mereka.

Setelah sebulan berpuasa, banyak yang bersiap menyambut Idul Fitri dengan salat bersama tetangga dan makan bersama keluarga dekat. Demikian seperti mengutip laman Arab News, Kamis (13/5/2021). 

Pesta hijazi, misalnya, selalu penuh dengan hidangan tradisional manis dan gurih seperti ta'ateemah, dibyaza, kelinci, ma'asoup, dan roti fatoot.

Semua hidangan ini terkenal di wilayah Hijaz, di mana biasanya disiapkan dan disajikan oleh nenek, untuk memastikan seluruh keluarga berkumpul di hari pertama.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Persiapan Sejak Dua Minggu

Ilustrasi salat Idul Fitri
Ilustrasi salat Idul Fitri (Dok.Unsplash)

Di bagian selatan Kerajaan, tepatnya di wilayah Jazan, orang mulai mempersiapkan Idul Fitri dua minggu sebelumnya.

Nahla Zameem, seorang ibu dari empat anak yang memiliki rumah keluarga yang terletak di kota Jazan, memberikan informasi tentang tradisi daerah tersebut. Dia mengatakan bahwa Idul Fitri lebih merupakan pernikahan besar bagi orang-orangnya.

Para wanita suka merayakan Idul Fitri dengan cara tradisional, menggunakan bunga melati, pewarna henna, dan mengenakan jalabiya tradisional sebagai cara untuk mengekspresikan kebahagiaan, keindahan, dan keanggunan.

Bunga melati dijadikan mahkota dan dililitkan di rambut, bahkan ada yang memilih kalung melati berukuran besar hingga panjang satu meter. 

Para wanita di kawasan itu juga melakukan reservasi untuk menghias lengan dan kaki mereka dengan tato temporer dengan pola yang berbeda. Henna terkenal di dunia Muslim dan merupakan pewarna coklat kemerahan yang terbuat dari bubuk daun semak tropis, digunakan untuk mewarnai rambut dan menghiasi tubuh.

Daerah ini terkenal dengan masakan tradisionalnya yang terkenal kaya nutrisi, seperti semur, ikan, ghee, madu, acar dan lain-lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya