Liputan6.com, Washington D.C - Dalam lembar fakta Gedung Putih yang dirilis pada 3 Juni 2021, Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan rencana untuk menyumbangkan setikdanya 80 juta surplus dosis vaksin COVID-19 secara global pada akhir Juni.
Menurut pernyataan tersebut, 19 juta dosis -- kira-kira 75 persen dari 25 juta dosis awal -- akan dibagikan melalui COVAX, inisiatif berbagi vaksin COVID-19 global yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Baca Juga
Pengumuman itu membuat COVAX sedikit lega setelah hanya mendistribusikan 76 juta dosis ke negara-negara berkembang yang membutuhkan.
Advertisement
Sekitar 25 persen dari pasokan vaksin AS akan disimpan sebagai cadangan untuk keadaan darurat, dan bagi negara untuk dibagikan secara langsung dengan para sekutu.
"Untuk dosis yang dibagikan melalui COVAX, Amerika Serikat akan memprioritaskan Amerika Latin dan Karibia, Asia Selatan dan Tenggara, dan Afrika, berkoordinasi dengan Uni Afrika," bunyi lembar fakta Gedung Putih tersebut.
Indonesia juga akan Mendapatkan Donasi Vaksin
Sekitar tujuh juta dosis surplus akan dikirim ke Asia, termasuk India, Nepal, Bangladesh, Pakistan, Sri Langka, Afghanistan, Maladewa, Malaysia, Filipina, Vietnam, Indonesia, Thailand, Laos, Papua Nugini, Taiwan, dan Kepulauan Paisifik.
Enam negara di Asia Tenggara akan mendapatkan vaksin yang disumbangkan melalui inisiatif COVAX. Di negara seperti Malaysia, di mana Program Imunisasi COVID-19 Nasional telah menerima banyak kritik dari semua pihak karena keterlambatan, tidak efisiennya peluncuran, hal ini merupakan berita bahagia.
Selain Malaysia, hal yang sama juga berlaku untuk Filipina di mana keraguan vaksin dilaporkan berasal dari preferensi untuk merek Barat seperti Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca, sebagai lawan dari opsi buatan China seperti Sinovac.
Dari sisa vaksin surplus, enam juta akan menuju ke AS dan Tengah, dan lima juta lagi ke Afrika dengan bantuan dengan Uni Afrika.
Enam Juta dosis lainnya akan ditargetkan untuk prioritas regional dan penerima mitra termasuk Meksiko, Kanada, Republik Korea, Tepi Barat dan Gaza, Ukraina, Kosovo, Haiti, Georgia, Mesir, Yordania, India, dan Yaman.
"Ini akan memakan waktu, tetapi Presiden telah mengarahkan Administrasi untuk menggunakan semua tuas pemerintah AS untuk melindungi individu dari virus ini secepat mungkin," jelas lembar fakta Gedung Putih.
"Vaksin dan jumlah spesifik akan ditentukan dan dibagikan saat Administrasi bekerja melalui parameter logistik, peraturan, dan lainnya khusus untuk setiap wilayah dan negara."
Â
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement