Satu Kasus Baru COVID-19 Picu Lockdown 7 Hari di Selandia Baru

Selandia Baru telah memberlakuan lockdown setelah seorang warga dites positif COVID-19.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Agu 2021, 19:12 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2021, 18:43 WIB
Ilustrasi bendera Selandia Baru (AFP)
Ilustrasi bendera Selandia Baru (AFP)

Liputan6.com, Wellington - Selandia Baru telah mengumumkan pemberlakuan lockdown setelah seorang pria yang dites COVID-19 mendapat hasil positif - kasus infeksi pertama dalam enam bulan.

Dilansir dari laman BBC, Selasa (17/8/2021), kasus infeksi itu terdeteksi di Auckland, yang akan memberlakukan lockdown selama sepekan, sementara wilayah lain akan lockdown selama tiga hari.

Otoritas Selandia Baru mengatakan mereka sedang memeriksa kemungkinan bahwa kasus baru itu adalah COVID-19 varian Delta.

Pasien baru itu diketahui adalah seorang pria berusia 58 tahun, yang diyakini telah tertular Virus Corona sejak 13 Agustus.

Setidaknya ada 23 lokasi potensial penularan.

Coromandel, kota pesisir yang sempat dikunjungi pasien tersebut, juga akan memberlakukan lockdown selama tujuh hari.

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan aturan "level 4" terberat diperlukan - menutup sekolah, kantor, dan semua sektor bisnis dengan hanya layanan penting yang tetap beroperasi.

"Saya ingin meyakinkan Selandia Baru bahwa kami telah merencanakan kemungkinan ini. Bekerja keras dan lebih awal telah berhasil bagi kami sebelumnya," jelas Ardern.

Dilaporkan juga ada kesibukan di supermarket di Auckland, karena penduduk setempat mengantisipasi lockdown mendadak.

Hanya sekitar 20% dari populasi Selandia Baru yang sejauh ini sudah divaksinasi lengkap.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Khawatir COVID-19 Varian Delta, Tanggapan yang Kuat Dibutuhkan

Selandia Baru
Pelanggan di kafe menikmati makan siang di bawah sinar matahari di Christchurch, Selandia Baru pada Minggu (9/8/2020). Selandia Baru pada Minggu kemarin telah berhasil melewati 100 hari tanpa merekam kasus Virus Corona COVID-19 yang ditularkan secara lokal. (AP Photo/Mark Baker)

Para pejabat Selandia Baru memperingatkan, dibutuhkan tanggapan yang kuat karena kekhawatiran akan varian Delta, dan karena tidak ada hubungan yang jelas antara kasus baru dan fasilitas perbatasan atau karantina.

Data yang dirilis Kementerian Kesehatan Selandia Baru, pada Senin (16/8) menunjukkan semua kasus COVID-19 yang terdeteksi di perbatasan negara itu dalam beberapa pekan terakhir adalah varian Delta.

"Kami telah melihat apa yang bisa terjadi di tempat lain jika kami gagal mengatasinya. Kami hanya mendapatkan satu kesempatan," kata Ardern dalam pidato nasional yang disiarkan televisi, menyebut ketegangan varian Delta "mengubah langkah penanggapan".

Selandia Baru dinilai berhasil mencegah penularan Virus Coorna dari dalam perbatasannya, meskipun perbatasan internasionalnya sebagian besar tetap tertutup.

Namun, program vaksinasi di negara itu berjalan lambat, dengan hanya sekitar 20% orang yang sudah divaksinasi penuh dan 33% orang telah menerima satu dosis, menurut Our World in Data.

Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga COVID-19

Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga COVID-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya