Liputan6.com, Auckland - Toko-toko dan mal di kota terbesar Selandia Baru, Auckland, sudah membuka pintu untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir pada Rabu (10/11) usai ditutup akibat COVID-19.
Toko-toko ritel terisi dalam beberapa jam setelah dibuka kembali. Sementara beberapa pembeli dilaporkan mengantri di luar mal semalaman untuk mengambil bagian dari penawaran di beberapa toko.
Perpustakaan, museum, dan kebun binatang juga diizinkan menerima pengunjung karena pemerintah melonggarkan pembatasan COVID-19 di tengah peningkatan tingkat vaksinasi.
Advertisement
Baca Juga
Namun, sektor perhotelan tetap tutup, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (10/11/2021).
Dalam kunjungan pertamanya ke kota itu sejak dikunci pada 17 Agustus 2021, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan bahwa sektor perhotelan akan dibuka kembali segera setelah Auckland mencapai target vaksinasinya.
"Kami telah mempertahankan kontak dengan perwakilan perhotelan. Kami tahu betapa sulitnya itu," kata Ardern.
"Kami melihat pembukaan kembali dalam waktu dekat saat Auckland mulai mencapai target itu," katanya.
Ardern mengatakan, kota itu akan beralih ke situasi normal begitu 90 persen warga Auckland telah sepenuhnya divaksinasi. Sejauh ini, sekitar 84 persen warga Auckland telah menerima dosis kedua mereka.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Melawan Ganasnya COVID-19 Varian Delta
Sementara Selandia Baru telah dikritik karena awal yang lambat untuk kampanye vaksinasinya, hampir 80 persen dari populasi yang memenuhi syarat kini telah menerima dosis kedua.
Sementara itu, sekolah-sekolah Auckland dapat kembali belajar tatap muka mulai 17 November, kata pemerintah.
Terlepas dari keberhasilannya tahun lalu dalam mengatasi COVID-19, Selandia Baru telah berjuang untuk melawan varian Delta yang sangat menular tahun ini, memaksa Ardern untuk melakukan cara lain.
Selandia Baru masih memiliki kasus virus corona terendah di dunia dengan angka 8.000 infeksi dilaporkan sejauh ini dan 32 kematian.
Advertisement