Rusia Siapkan Pasukan Nuklir, Reaksi Gedung Putih: Provokatif

Gedung Putin menegaskan pertempuran nuklir tak boleh dilakukan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Mar 2022, 19:10 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2022, 19:10 WIB
Jubir Gedung Putih Jen Psaki.
Jubir Gedung Putih Jen Psaki. Dok: YouTube The White House

Liputan6.com, Washington, DC - Gedung Putih memberikan kecaman kepada Presiden Rusia Vladimir Putin yang memberikan komando kepada pasukan penangkal Rusia untuk bersiaga. Pasukan tersebut diketahui bisa menggunakan nuklir. 

Retorika Presiden Putin dianggap provokatif karena para pemimpin dunia telah setuju bahwa pertempuran nuklir tak boleh dilakukan. Pihak Gedung Putih juga mengkritik narasi Rusia terkait NATO.

Sebelumnya, pihak Rusia berkata takut jika Ukraina masuk NATO karena dikhawatirkan punya potensi menyerang Moskow. 

"Amerika Serikat maupun NATO tidak punya keinginan atau niat untuk konflik dengan Rusia," ujar jubir Gedung Putih Jen Psaki dalam konferensi persn, dikutip Selasa (1/3/2022).

"Dan kami berpikir retorika provokatif seperti ini terkait senjata nuklir adalah hal yang berbahaya, menambah risiko miskalkulasi, harus dihindari, dan kami tidak akan mengikutinya," lanjut Psaki.  

Pihak Gedung Putih juga mengaku sedang melakukan asesmen terhadap ucapan Vladimir Putin.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ucapan Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin. (AFP)

Sebelumnya dilaporkan, Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan komando agar pasukan penangkal strategis bersiap di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Meski negaranya yang menjajah Ukraina, Putin mengaku gelisah dengan ucapan-ucapan NATO.

"Pejabat-Pejabat di negara-negara pimpinan NATO telah membuat pernyataan-pernyataan agresis terhadap negara kita. Atas alasan ini, saya memberikan perintah kepada menteri pertahanan dan kepala Staf Umum untuk memberlakukan rezim tugas tempur spesial pada pasukan penangkal tentara Rusia," ujar Vladimir Putin, dikutip media pemerintah Rusia, TASS, Minggu (27/2).

Dijelaskan oleh TASS bahwa tugas pasukan penangkal (deterrence force) adalah mengalahkan musuh-musuh Rusia dengan berbagai jenis senjata, termasuk nuklir. Pasukan itu tergabung dalam Pasukan Ofensif Strategis (Strategic Offensive Force) dan Pasukan Defensif Strategis (Strategic Defensive Force).

Senjata-senjata yang dimiliki SOF termasuk misil interkontinental dan senjata jarak jauh dengan akurasi tinggi.

Sementara, komponen kunci di SDF adalah pertahanan aerospace, termasuk sistem peringatan serangan misil, sistem pemantau luar angkasa, dan pertahanan misil, luar angkasa, dan udara. 

Rusia memiliki militer terkuat nomor dua di dunia menurut Global Firepower.

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya