Liputan6.com, Kabul - Popularitas Al-Qaeda kembali berkembang di tengah pengambilalihan kekuasaan Afghanistan oleh Taliban. Hal tersebut mendorong Al-Qaeda kembali menjadi kelompok teroris terkemuka di dunia, dan menjadi ancaman jangka panjang terbesar bagi Barat.
Berdasarkan laporan VOA Indonesia, Rabu 20 Juli 2022, informasi intelijen yang dibagikan negara-negara anggota PBB dan diterbitkan dalam sebuah laporan baru pada Selasa (19/7), menemukan bahwa Al-Qaeda menikmati suatu kebebasan di bawah kepemimpinan Taliban yang memungkinkan pemimpin kelompok tersebut dapat lebih sering dan lebih mudah berkomunikasi dengan jaringan afiliasi dan para pengikutnya.
Baca Juga
Al-Qaeda juga menampilkan diri sebagai pilihan yang lebih menarik daripada kelompok teroris saingannya, ISIS, yang juga biasa disebut IS atau ISIL.
Advertisement
“Konteks internasional yang ada menguntungkan Al-Qaeda, yang ingin kembali diakui sebagai pemimpin jihad global,” menurut laporan PBB tersebut.
“Propaganda Al-Qaeda kini dikembangkan secara lebih baik untuk bersaing dengan ISIS sebagai aktor utama dalam membangkitkan ancaman internasional, dan pada akhirnya dapat menjadi sumber ancaman terarah yang lebih besar,” ungkap laporan yang mencatat bahwa ISIS “telah mengalami rentetan kehilangan figur pemimpin sejak Oktober 2019, dengan dampak terhadap kesehatan operasional kelompok yang belum diketahui.”
Laporan itu lebih lanjut menyimpulkan bahwa pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri, yang sudah lama dikabarkan sakit atau sekarat, nyatanya “hidup dan berkomunikasi dengan bebas.”
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Susunan Kepemimpinan
Informasi intelijen yang dibagikan negara anggota PBB juga menyimpulkan bahwa Al-Qaeda telah memperkuat susunan kepemimpinannya berdasarkan senioritas, di mana Zawahiri di posisi puncak, diikuti oleh Saif al-Adel yang sudah lama dipandang sebagai calon penggantinya, Yazid Mebrak dengan Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), dan Ahmed Diriye dengan afiliasi Al-Qaeda di Somalia, Al-Shabab.
Setidaknya pihak intelijen satu negara anggota PBB mengatakan bahwa Al-Qaeda tampaknya lebih menyukai afiliasinya di Afrika ketimbang Al-Qaeda di Semenanjung Arab – sebuah kemungkinan perubahan besar, mengingat sejarah AQAP yang kerap merencanakan serangan terhadap Barat, seperti penembakan pada Desember 2019 di Pangkalan Udara Angkatan Laut AS di Pensacola, Florida.
Temuan intelijen juga menunjukkan bahwa Al-Shabab, khususnya, mungkin mendapatkan keuntungan secara finansial, di mana salah satu negara anggota PBB melaporkan bahwa afiliasi Al-Qaeda yang bermarkas di Somalia itu menggunakan sebagian dari pendapatan tahunannya yang berkisar antara $50 juta hingga $100 juta untuk mendukung kepemimpinan inti Al-Qaeda secara langsung.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Maher al-Agal, Pemimpin ISIS di Suriah Tewas dalam Serangan Drone AS
Sementara itu, belum lama ini AS melakukan serangan pesawat tak berawak di barat laut Suriah pada Selasa 12 Juli 2022 yang menewaskan Maher al-Agal, pemimpin ISIS di Suriah, kata US Central Command (Komando Pusat AS).
Seorang pejabat senior ISIS yang terkait erat dengan Maher terluka parah selama serangan itu, kata US Central Command dalam sebuah pernyataan. Tinjauan awal menunjukkan bahwa tidak ada korban sipil.
"Serangan terhadap para pemimpin ISIS ini akan mengganggu kemampuan organisasi teroris untuk merencanakan dan melakukan serangan lebih lanjut," kata Kolonel Joe Buccino, juru bicara Komando Pusat seperti dikutip dari CNN, Rabu (13/7).
Serangan itu terjadi di luar Jindires di barat laut Suriah, sambung pernyataan US Central Command.
Serangan yang menewaskan Maher al-Agal pada hari Selasa itu adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk memerangi ISIS, karena berbagai bagian Suriah dan Irak telah melihat kebangkitan kelompok teroris itu dalam beberapa bulan terakhir.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pembunuhan itu "menghilangkan teroris kunci dari lapangan dan secara signifikan menurunkan kemampuan ISIS untuk merencanakan, sumber daya, dan melakukan operasi mereka di wilayah tersebut."
"Seperti operasi AS pada Februari yang melenyapkan pemimpin keseluruhan ISIS, itu mengirimkan pesan yang kuat kepada semua teroris yang mengancam tanah air kami dan kepentingan kami di seluruh dunia," tulis Biden dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa. "Amerika Serikat akan tanpa henti dalam upayanya untuk membawa Anda ke pengadilan."
Joe Biden kemudian berterima kasih kepada anggota angkatan bersenjata dan mengatakan serangan itu "menunjukkan bahwa Amerika Serikat tidak memerlukan ribuan tentara dalam misi tempur untuk mengidentifikasi dan menghilangkan ancaman terhadap negara kita."
Satgas Gabungan AS
Pada bulan Juni, satuan tugas gabungan pimpinan AS yang memerangi ISIS menahan seorang pemimpin senior ISIS di Suriah.
"Hani Ahmed al-Kurdi, yang dikenal sebagai Salim, bertanggung jawab untuk mengoordinasikan kegiatan teroris di seluruh wilayah," kata koalisi itu dalam sebuah pernyataan. "Dia menginstruksikan orang lain untuk membuat alat peledak, mendukung pembangunan fasilitas alat peledak improvisasi, dan memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS dan mitranya."
Itu terjadi beberapa bulan setelah pemimpin ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi tewas dalam serangan kontraterorisme AS di barat laut Suriah. Operasi itu adalah serangan AS terbesar di negara itu sejak misi 2019 yang menewaskan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.
September 2021 lalu, militer menargetkan seorang pemimpin senior Al Qaeda di dekat Idlib, Suriah, menurut sebuah pernyataan dari Komando Pusat. Satu bulan kemudian, militer melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap Abdul Hamid al-Matar, pemimpin senior al Qaeda lainnya, kata Komando Pusat.
Dan pada Desember 2021, militer menargetkan Musab Kinan, seorang pemimpin senior afiliasi al Qaeda Hurras al-Din, dekat Idlib. Komando Pusat membuka penyelidikan kemungkinan korban sipil dari serangan itu, tetapi Pentagon tidak dapat memberikan pembaruan pada saat itu.
Advertisement