Liputan6.com, Tokyo - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida positif COVID-19, ia kemudian membatalkan rencana perjalanan ke Afrika dan Timur Tengah.
Dilansir Al Jazeera, Senin (22/8/2022), PM Jepang Fumio Kishida diisolasi setelah mengalami demam ringan dan batuk pada Sabtu malam, dan tes PCR menunjukkan dia tertular virus corona, kata Noriyuki Shikata selaku sekretaris kabinet untuk urusan publik di kantor perdana menteri.
Baca Juga
"Perdana Menteri Kishida diisolasi di dalam kediamannya," kata Shikata kepada The Associated Press pada hari Minggu.
Advertisement
PM Jepang positif COVID-19 di usia 65 tahun, ia sejatinya dijadwalkan kembali bekerja pada hari Senin setelah menghabiskan minggu terakhir berlibur.
Kishida tidak akan lagi menghadiri konferensi tentang pembangunan Afrika akhir bulan ini di Tunisia secara langsung tetapi akan berpartisipasi secara online. Dia juga menunda tur Timur Tengah mendatang yang telah dijadwalkan termasuk pemberhentian di Kuwait, Qatar dan Uni Emirat Arab.
Jepang telah mengalami lonjakan terbesar dalam kasus COVID dalam beberapa pekan terakhir, meskipun sebagian besar penduduknya telah divaksinasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kontroversi Pemerintahan PM Kishida
Penundaan Kishida dari keterlibatannya di luar negeri terjadi ketika pemerintahnya menghadapi penurunan persetujuan di tengah pengawasan hubungannya dengan Gereja Unifikasi dan tanggapannya terhadap pandemi.
Hubungan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa dengan gereja, yang didirikan di Korea Selatan pada 1950-an, telah menjadi sorotan sejak pria yang diduga membunuh mantan perdana menteri Shinzo Abe menuduh kelompok agama itu membangkrutkan ibunya.
Dalam survei yang dilakukan oleh harian Mainichi Shimbun selama akhir pekan, 36 persen responden mengatakan mereka menyetujui kinerja Kishida, dibandingkan dengan 52 persen sebulan yang lalu.
Kishida merombak kabinetnya awal bulan ini dalam upaya untuk meningkatkan dukungannya, menghapus beberapa anggota kabinet yang memiliki hubungan dengan gereja.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
PM Jepang Fumio Kishida Rombak Kabinet
Perdana Menteri Jepang merombak kabinetnya pada Rabu (10/8) setelah penurunan kepuasan warga atas pemerintahan.
Fumio Kishida memimpin partainya yang berkuasa meraih kemenangan dalam pemilihan majelis tinggi bulan lalu, beberapa hari setelah Abe ditembak mati oleh seorang pria yang membenci Gereja Unifikasi.
Sejak itu, ketika publik meneliti hubungan gereja dengan politikus Jepang dan penanganan ekonomi Kishida, peringkat kepuasan untuk pemerintah telah jatuh.
Tingkat kepuasan turun 13 poin dalam tiga minggu menjadi 46 persen, menurut jajak pendapat yang diterbitkan pada hari Senin oleh lembaga penyiaran publik NHK.
Sementara survei lain oleh harian Yomiuri Shimbun menunjukkan penurunan delapan poin dari Juli menjadi 57 persen.
Veteran politik Yasukazu Hamada diangkat menjadi menteri pertahanan -- peran kunci untuk menjalankan janji Kishida guna meningkatkan anggaran pertahanan melawan ancaman yang berkembang dari China dan Korea Utara.
Parlemen Jepang
Hamada, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan dari 2008-2009, menggantikan saudara laki-laki Abe, Nobuo Kishi, yang kesehatannya memburuk telah menimbulkan kekhawatiran.
Kishi juga baru-baru ini bersumpah untuk "meninjau secara menyeluruh" hubungannya dengan Gereja Unifikasi, setelah mengakui bahwa anggota gereja telah melayani sebagai sukarelawan kampanye.
Sejak kematian Abe sebulan yang lalu, media Jepang telah mengungkapkan bahwa banyak anggota parlemen berkuasa - terutama yang berada di faksi Abe - menerima bantuan serupa dari anggota Gereja Unifikasi, sesuatu yang menurut kelompok itu hanya dilakukan oleh para pengikut sebagai warga negara.
Advertisement