Liputan6.com, Zaporizhzhia - Rusia menuduh Ukraina telah melancarkan serangan lain di fasilitas nuklir Zaporizhzhia, sementara misi PBB mengevaluasi situasi di sekitar kawasan itu.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan “rezim Kiev melanjutkan upaya yang sia-sia untuk menguasai daerah-daerah tertentu di Mykolaiv-Kryvyi Rih. Pesawat-pesawat, pasukan rudal dan artileri Rusia menarget unit dan pasukan cadangan Ukraina, dan mendapat perlawanan."
Baca Juga
"Dalam pertempuran lebih dari 11 hari ini, musuh kita (Ukraina) telah kehilangan 11 tank, 17 kendaraan lapis baja yang mengangkut personil mereka, termasuk empat APC Bradley buatan Amerika, 10 kendaraan lapis baja lain, lima mobil pickup yang dipasangi senapan mesin dan lebih dari 150 prajurit," imbuhnya.
Advertisement
Ditambahkannya, delapan pesawat nirawak Ukraina yang membawa granat juga telah dicegat dan dihancurkan, demikian dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (6/9/2022).
PLTN Zaporizhzhia Ukraina Terbakar Diserang Rusia, Tingkat Radiasi Aman?
Sebelumnya, pada Maret 2022 kebakaran terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina, fasilitas nuklir terbesar di Eropa.Â
"Gempuran musuh yang terus menerus terhadap bangunan dan unit [pembangkit]" tampaknya menyebabkan kebakaran di stasiun nuklir," menurut Wali Kota Dmytro Orlov dari Enerhodar di dekatnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (4/3/2022).
Kepala administrasi negara bagian Zaporozhia mengatakan bahwa keamanan pembangkit listrik Zaporizhzia "terjamin".
Alexander Starukh memposting hanya satu kalimat di Facebook, mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan direktur Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia (Zaporizhzhia Nuclear Power Station/Plant, ZNPP) di Enerhodar, dan telah dijamin keamanannya.
"Direktur ZNPP meyakinkan saya bahwa saat ini, keamanan nuklir objek tersebut diamankan," tulisnya.
Itu terjadi ketika pejabat tinggi Ukraina telah memperingatkan kemungkinan krisis nuklir karena penembakan Rusia yang dilaporkan di sana.
Bagaimana Tingkat Radiasi?
Mengutip CNN, juru bicara Zaporizhzhia mengatakan pertempuran telah berhenti di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut dan tingkat radiasi saat ini normal.
"Pertempuran telah berhenti di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia dan tingkat radiasi saat ini normal meski kebakaran berlanjut di fasilitas itu," kata seorang juru bicara di pembangkit itu hari Jumat.
Juru bicara Andrii Tuz mengatakan pembangkit tersebut tidak mengalami kerusakan kritis, meskipun hanya satu unit pembangkit listrik dari enam yang beroperasi.
Dalam posting Facebook sebelumnya, Tuz mengatakan setidaknya satu unit pembangkit listrik di pembangkit nuklir terdampak dalam pertempuran itu. "Banyak peralatan teknis yang terkena," katanya kepada CNN.
Petugas pemadam kebakaran disambut senjata. Pejabat Ukraina mengatakan petugas tidak dapat mengakses pembangkit nuklir yang terbakar.
Tuz mengatakan ketika petugas pemadam kebakaran awalnya tiba, mereka disambut dengan senjata dan berbalik.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia adalah yang terbesar di Eropa menurut situs web pembangkit tersebut. Fasilitas ini mendukung seperlima dari total tenaga listrik yang dihasilkan di Ukraina.
Pembangkit nuklir Zaporizhzhia memiliki enam unit secara total, dengan yang pertama terhubung ke jaringan listrik pada tahun 1984, dan yang keenam terhubung pada tahun 1995.
Advertisement
Rusia Izinkan Pemeriksaan Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Oleh PBB
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, para pejabat PBB akan diberikan izin untuk mengunjungi dan memeriksa kompleks nuklir Zaporizhzhia.
Kremlin membuat pengumuman setelah panggilan telepon antara Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, seperti dikutip dari laman BBC, Sabtu (20/8/2022).
Itu terjadi setelah Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan kepada BBC bahwa dia "prihatin" tentang situasi di pabrik tersebut.
Dia mengatakan, aktivitas militer di sekitar Zaporizhzhia harus diakhiri dan mendesak Moskow untuk memberikan akses kepada para inspektur.
Situs tersebut telah berada di bawah pendudukan Rusia sejak awal Maret tetapi teknisi Ukraina masih mengoperasikannya di bawah arahan Rusia.
Setelah percakapan telepon antara para pemimpin Prancis dan Rusia, Kremlin mengatakan bahwa Putin telah setuju untuk memberikan "bantuan yang diperlukan" kepada penyelidik PBB untuk mengakses situs tersebut.
"Kedua pemimpin mencatat pentingnya" mengirim ahli IAEA ke pabrik untuk penilaian "situasi di lapangan," kata Kremlin.
Direktur jenderal pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menyambut baik pernyataan Putin, dan mengatakan dia bersedia untuk memimpin kunjungan ke pabrik itu sendiri.
"Dalam situasi yang sangat bergejolak dan rapuh ini, sangat penting bahwa tidak ada tindakan baru yang diambil yang dapat lebih membahayakan keselamatan dan keamanan salah satu pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia," kata Rafael Grossi.
Diubah Jadi Pangkalan Militer
Pejabat Ukraina mengatakan, Rusia telah mengubah kompleks itu menjadi pangkalan militer, mengerahkan peralatan militer, senjata, dan sekitar 500 tentara yang menggunakan situs itu sebagai perisai untuk menyerang kota-kota di seberang Sungai Dnieper.
Dan dalam beberapa pekan terakhir, area di sekitar fasilitas itu mendapat serangan artileri berat, dengan Kiev dan Moskow saling menyalahkan atas serangan tersebut.
Pada hari Kamis, selama pertemuan dengan Guterres dan pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkritik serangan "sengaja" Rusia terhadap pembangkit listrik.
Meskipun menunjukkan beberapa kesediaan untuk memberikan akses ke inspektur, para pejabat Rusia dengan tegas menolak tuntutan internasional untuk mendemiliterisasi situs tersebut.
Advertisement