Liputan6.com, Pittsburgh - Penembakan kembali meletus di AS. Tepatnya terjadi di dekat sebuah gereja di Pittsburgh, di mana sedang diadakan upacara pemakaman.
Penembakan tersebut menyebabkan enam orang terluka pada Jumat 28 Oktober 2022 waktu setempat. Satu orang di antaranya dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.
Baca Juga
Polisi langsung menuju lokasi di Broghton Heights sekitar Jumat siang waktu setempat, ketika sistem deteksi tembakan senjata api kota itu memperingatkan pihak berwenang bahwa beberapa tembakan telah dilepaskan di daerah tersebut.
Advertisement
Mengutip VOA Indonesia, Sabtu (29/10/22), sejauh ini belum jelas berapa banyak pelaku yang terlibat dalam penembakan maupun senjata jenis apa yang digunakan. Kendati demikian pihak berwenang mengatakan “kemungkinan besar” terdapat lebih dari satu orang penembak.
Pemakaman di Gereja Destiny of Faith saat itu merupakan pemakaman bagi seorang pria yang tewas dalam penembakan di Pittsburgh awal bulan lalu.
Upacara pemakaman itu disiarkan secara langsung.
Dalam video siaran tersebut, beberapa orang tampak berteriak dan merunduk mencari perlindungan ketika tembakan dilepaskan. Belum jelas apakah ada peluru yang menembus masuk ke dalam gereja.
Perawatan Korban Tertembak
Empat korban luka pergi ke rumah sakit sendiri untuk dirawat, sementara petugas tanggap darurat mengangkut dua orang lainnya.
Salah satu di antaranya dinyatakan dalam kondisi kritis, sementara lima korban lainnya berada dalam kondisi stabil.
Pihak berwenang mengatakan motif penembakan masih diselidiki, sambil menuturkan bahwa masih “terlalu dini” untuk mengetahui apakah penembakan itu ada kaitannya dengan upacara pemakaman yang dilangsungkan.
Belum ada penangkapan yang dilakukan.
Ibu Guru Tewas Usai Lindungi Murid dari Aksi Penembakan di AS
Sebelumnya di AS, insiden penembakan terjadi di sekolah. Seorang guru dan seorang murid di sekolah seni tewas akibat penembakan tersebut.
Pelaku ternyata adalah mantan murid di sekolah tersebut. Ia mengaku kesal dengan sekolahnya.
Dilaporkan AP News, Selasa (25/10/2022), serangan terjadi pada Senin pagi (24/10) di Central Visual and Performing Arts High School di St. Louis, negara bagian Missouri. Pelaku sempat berteriak, "kalian semua akan mati!"
Para murid berusaha membarikade pintu dan memojok di kelas sebelum lompat dari jendela untuk kabur.
Penembak bernama Orlando Harris yang lulus dari SMA itu pada 2021. Kepala polisi setempat belum dapat memahami motif pelaku yang notabene tak punya catatan kriminal.
Pihak berwenang tidak mengungkap identitas korban, namun media St. Louis Post-Dispatch menyebut guru yang tewas adalah Jean Kuczka. Putri dari Kuczka berkata ibunya tertembak karena berusaha menghalangi penembak itu dari para murid-murid.
"Ibu saya mencintai anak-anak," ujar Abbey Kuczka kepada St. Louis Post-Dispatch. "Saya tahu murid-muridnya melihatnya bagaikan ibu mereka sendiri.
Central Visual and Performing Arts High School berlokasi di gedung yang sama dengan Collegiate School of Medicine and Bioscience. Central memiliki 383 murid dan Collegiate ada 336.
Ketika serangan berlangsung, ada tujuh penjaga keamanan di sekolah tersebut. Mereka berjaga di tujuh tempat masuk berbeda, kemudian salah satu penjaga melihat si penembak mencoba masuk, namun gagal.
Penjaga kemudian memberitahu pejabat sekolah yang menghubungi polisi. Sayangnya, penembak itu tetap berhasil masuk. Aparat sempat baku tembak dengan pelaku, dan pelaku tewas akibat luka-lukanya.
Advertisement
Remaja 15 Tahun Tembak Mati Polisi dan Kakak Kandung di North Carolina
Sebelumnya lagi, kasus penembakan melanda North Carolina, yang membuat suasana ibu kota Raleigh mencekam ternyata dilakukan oleh remaja. Pelaku menembak kakak kandungnya terlebih dahulu sebelum lanjut meneror warga lainnya. Polisi pun ikut jadi korban.
Dikutip dari AP News, Minggu (23/10/2022), pelaku adalah Austin Thompson yang diketahui berusia 15 tahun. Jumlah korban tewas mencapai lima orang, termasuk kakak kandung korban yang usianya masih 16 tahun bernama James.
Polisi yang tewas sedang tidak bertugas ketika penembakan terjadi. Para saksi mata menyebut pelaku memakai pakaian kamuflase.
Aksi penembakan itu sempat membuat jalanan di Raleigh ditutup karena ia berkeliaran sebagai penembak aktif. Pelaku ditangkap empat jam setelah aparat mendapat laporan. Ia pada akhirnya memutuskan menyerah setelah baku tembak dengan polisi.
Pelaku berada sekitar 3,2 kilometer dari lokasi kakaknya yang ditembak dan ditusuk. Pada ransel pelaku, ada sejumlah jenis amunisi senapan dan shotgun. Ada pula pisau besar di ikat pinggangnya.
Polisi masih belum mengetahui motif pelaku. Penembakan terjadi di daerah pemukiman Hedingham.
Korban bernama Nicole Connors (52) ditembak di depan rumahnya dan tewas. Kemudian, polisi yang sedang tak bertugas bernama Gabriel Torres ditembak ketika ingin berangkat kerja. Polisi berusia 29 tahun itu meninggal di rumah sakit.
Remaja itu kemudian kabur dan menewaskan dua orang wanita, yakni Mary Marshall (34) yang sedang berjalan-jalan bersama anjingnya dan Susan Karnatz (49) yang sedang jogging.
Tragedi 100 Peluru Novita Kurnia Putri, Pelaku Masih 14 Tahun
Sementara itu, publik Indonesia dibuat kaget dengan sebuah tragedi penembakan terhadap Novita Kurnia Putri (Vita Brazil). Wanita asal Indonesia itu menjadi korban tembakan di rumahnya.
Ada lebih dari 100 peluru yang ditembakan ke arah rumahnya di San Antonio, Texas. Peristiwa terjadi pada tengah malam, Selasa 4 Oktober 2022. Wanita berusia 25 tahun itu diduga merupakan korban salah tembak.
Berdasarkan laporan My San Antonio, Selasa (11/10/2022), pelaku penembakan ternyata masih remaja. Yang termuda masih berusia 14 tahun.
Investigator menemukan lebih dari 100 peluru dekat rumah Novita. Satu wanita lain yang menginap di kediaman Novita juga terluka, namun lukanya tidak fatal, yakni tertembak di kaki.
Awalnya, polisi menangkap remaja berusia 14 dan 15 tahun yang mencoba kabur dari TKP. Pelaku berusia 14 tahun menyetir mobil. Mereka melakukan aksi penembakan di atas mobil curian.
Pada pekan yang sama, polisi menangkap tiga orang lagi yang berusia 17, 14, dan 15 tahun.
Polisi belum mengungkap keterkaitan antara lima remaja itu mengingat mereka ditangkap pada hari berbeda. Namun, polisi menyebut kedua kelompok itu mengganggu keamanan perumahan.
"Ketidakpedulian yang terang-terangan terhadap nyawa manusia ditunjukkan dua kelompok itu mengubah perumahan pinggir kota yang tenang menjadi sebuah zona perang, dan membuat dua wanita muda tak bersalah tertembak, salah satunya kehilangan nyawa," ujar Sheriff Javier Salazar
Salah satu yang ditangkap berusia 17 tahun disebut bernama Johnny Bermea. Ia terjerat pasal perilaku membahayakan nyawa dengan senjata api.
Advertisement