Menteri Israel Gelar Doa Bersama di Arab Saudi

Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi berdoa di Arab Saudi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Okt 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2023, 20:30 WIB
Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi menggelar doa pagi di Arab Saudi. Dok: X @shlomo_karhi
Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi menggelar doa pagi di Arab Saudi. Dok: X @shlomo_karhi

Liputan6.com, Riyadh - Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi, menggelar doa bersama di Arab Saudi saat berkunjung ke kerajaan tersebut. Doa digelar di dalam hotelnya. 

Video doa itu tersebar di media-media Timur Tengah. Kunjungan dan doa ini terjadi di tengah hangatnya isu normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan Arab Saudi. 

Dilansir The Jerusalem Post, Rabu (4/10/2023), Shlomo Karhi membaca Lembaran Torah dan melakukan doa pagi di hotelnya yang berlokasi di Riyadh. Doa dilakukan bersama anggota delegasinya yang berjumlah 14 orang.

"Di sini di Riyadh kita berdoa ke jendela yang terbuka ke Yerusalem," ujar Karhi.

Doa itu dilaksanakan di tengah hari Sukkot para penganut Yahudi. Pada tahun ini, Sukkot diperingati pada akhir hingga awal Oktober.

Delegasinya tampak membawa Empat Spesies tanaman untuk pemberkatan hari Sukkot.

Mengaku Ingin Perdamaian

Ini adalah pertama kalinya Karhi berkunjung ke Arab Saudi.

Rabbi Marc Scheier dari The Hampton Synagogue di New York berkata kunjungan Karhi ini bersifat signifikan, bahkan bersejarah.

"Ini adalah satu lagi langkah signifikan dalam proses yang tak hanya normalisasi Israel dan Arab Saudi, tetapi antara Judaisme dan Islam di Kerajaan tersebut," ujar Rabbi Marc Scheier.

Ketika baru tiba di Arab Saudi, Karhi juga menyampaikan secara terbuka minatnya untuk membawa perdamaian antara Israel dan Arab Saudi.

Ia hadir di Saudi untuk menghadiri kongres luar biasa Universal Postal Union, sebuah lembaga PBB untuk sistem pos.

"Kami akan bertemu para perwakilan dari seluruh dunia dan kami akan membawa perdamaian lebih dekat antara Israel dan Arab Saudi," ujar Kahri. 

 

Presiden Iran Kritik Normalisasi dengan Rezim Zionis Israel

FOTO: Usai Normalisasi Hubungan, Merek Piyama Israel Pemotretan di Uni Emirat Arab
Model Israel May Tager (kiri) mengibarkan bendera Israel dan model Dubai asal Rusia Anastasia Bandarenka mengibarkan bendera Uni Emirat Arab saat pemotretan di Dubai, Uni Emirat Arab, 8 September 2020. Fix, merek pakaian dalam dan piyama Israel melakukan pemotretan di UEA. (AP Photo/Kamran Jebreili)

Sebelumnya dilaporkan, Presiden Iran Ebrahim Raisi memberikan sindiran terhadap aksi "normalisasi dan menyerah" kepada Israel. Kritikannya tersebut diberikan di tengah isu kedekatan Arab Saudi dan Israel yang dijembatani Amerika Serikat.

Hubungan Turki dan Israel juga menghangat dan Presiden Recep Tayyip Erdogan berencana berkunjung ke Israel.

Dilaporkan Middle East Monitor, Senin (2/10), Presiden Raisi meminta agar ada resistensi terhadap lawan ketimbang "normalisasi dan menyerah".

"Normalisasi hubungan dengan rezim Zionis adalah tindakan melangkah mundur bagi setiap pemerintahan di dunia Islami," ujar Presiden Ebrahim Raisi dalam acara International Conference for Islamic Unity, Tehran, dikutip media pemerintah Iran IRNA.

Iran berkali-kali mengkritik normalisasi (Perjanjian Abraham) yang dilakukan UEA, Bahrain, dan Maroko di 2020. Jalinan normalisasi itu dijalin oleh pemerintahan Donald Trump.

Amerika Serikat juga masih terus berkomunikasi dengan Arab Saudi dan Israel. Pangeran Mohammed bin Salman telah mengkonfirmasi bahwa langkah persetujuan dengan Israel sudah "dekat"

September lalu, Raisi berkata normalisasi diplomatik antara Arab Saudi dan Israel bakal menjadi "tusukan dari belakang" bagi Palestina.

Menteri Israel Berdatangan

Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)

Sebelum kedatangan Shlomo Karhi, ada juga Menteri Pariwisata Israel Haim Katz berkunjung ke Arab Saudi untuk menghadiri konferensi Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO). Dia tiba pada Selasa (26/9).

Kedatangan Katz bersejarah sebab menandai pertama kalinya seorang menteri Israel melakukan kunjungan resmi ke Arab Saudi. 

Katz berada di Riyadh selama dua hari. Dia mengatakan bahwa pariwisata adalah jembatan antar negara.

"Saya akan berupaya memajukan kerja sama, pariwisata, dan hubungan luar negeri Israel," ujarnya seperti dilansir Middle East Eye, Jumat (29/9).

"Saya akan berupaya menciptakan kolaborasi untuk mempromosikan pariwisata dan hubungan luar negeri Israel."

Katz disebut ambil bagian dalam sejumlah acara dan diskusi di konferensi tersebut dan bertemu dengan menteri lain yang berasal dari berbagai negara di Timur Tengah.

Dilansir dari situs web UNWTO, Israel terpilih sebagai Satuan Tugas untuk Mendesain Ulang Pariwisata untuk Masa Depan. Selain itu, Israel juga menjabat sebagai anggota Komite Pariwisata dan Daya Saing UNWTO periode 2019-2023.

Saudi ke Tepi Barat

Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)

Kunjungan Katz terjadi pada hari yang sama dengan lawatan delegasi Arab Saudi ke Tepi Barat yang diduduki. Kedatangan tersebut dilaporkan bertujuan untuk meredakan potensi keberatan Palestina atas normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel.

Duta Besar Arab Saudi untuk Yordania Nayef al-Sudairi, yang wilayah kerjanya merangkap Palestina, mengatakan bahwa pihaknya berusaha mendirikan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Menurut Kementerian Luar Negeri Palestina di Ramallah, Sudairi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki. Dia juga bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas.

Sinyal normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel telah terlihat sejak tahun lalu. Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka membuka wilayah udaranya bagi semua penerbangan sipil.

Pengumuman itu datang beberapa jam sebelum Joe Biden menjadi presiden pertama Amerika Serikat yang terbang langsung dari Israel ke Arab Saudi.

Pada saat itu, Biden memuji langkah Arab Saudi sebagai keputusan bersejarah. Selain itu, dia juga turut memuji pemerintahannya yang membantu mewujudkan kesepakatan tersebut.

Sebelum pengumuman tersebut, Arab Saudi telah melarang penerbangan dari perusahaan Israel dan non-Israel yang melakukan perjalanan ke atau dari Israel.

Sejauh ini, para pemimpin Arab Saudi-Israel telah menyampaikan pernyataan publik yang menunjukkan optimisme mereka bahwa kesepakatan antara keduanya akan tercapai dalam waktu dekat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya