Liputan6.com, Jakarta Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia menyelenggarakan acara Buka Puasa Bersama dengan tokoh-tokoh Islam Indonesia, sekaligus untuk memperdalam persahabatan antara Indonesia dan Jepang.
Pada acara ini Kedutaan Besar Jepang mengundang sejumlah pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, para Rektor Perguruan Tinggi Islam di Jakarta, dan para pimpinan pesantren, khususnya para peserta yang pernah mengikuti Program Kunjungan Pimpinan Pesantren ke Jepang.
Baca Juga
Acara yang diselenggarakan di Kediaman Resmi Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia JI. Daksa V, No. 82-84, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Selasa (19/3/2024), ini dihadiri oleh Muhammad Sirajuddin Syamsuddin sebagai utusan Presiden tentang kerjasama antar agama dan peradaban periode tahun 2017-2018, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia periode 2019-2024, Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Prof.Didik J. Rachbini rektor Universitas Paramadina.Â
Advertisement
Program tersebut diselenggarakan atas dukungan dan kerja sama penuh dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (PPIM-UIN), yang telah dianugerahi penghargaan Menteri Luar Negeri Jepang atas kontribusinya dalam memperkokoh hubungan persahabatan antara Indonesia dan Jepang melalui penyelenggaraan program tersebut.
Pada kesempatan ini dubes Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi menyampaikan bahwa sejak tahun 2004, pemerintah Jepang telah melaksanakan program bagi pimpinan pesantren yang berkerja sama dengan pusat pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.Â
"Hingga saat ini, sebanyak 187 pimpinan pesantren telah mengunjungi Jepang," ujar Dubes Masaki Yasushi.Â
"Hari ini kami mengundang para pimpinan dan guru pondok pesantren yang telah mengunjungi Jepang di bawah program ini."
Â
20 Tahun Program Kunjungan Pimpinan Pesantren ke Jepang
Pada acara ini, Dubes Masaki Yasushi menyatakan selama hampir 20 tahun program Kunjungan Pimpinan Pesantren ke Jepang telah berkontribusi dalam mempromosikan saling pengertian antara Jepang dan Indonesia.
"Para peserta yang telah mengunjungi Jepang lewat program ini sudah kembali ke Indonesia dengan membawa rasa kedekatan yang lebih kuat terhadap Jepang setelah mengenal lebih dekat budaya dan gaya hidup Jepang," ujar dubes Jepang tersebut.Â
"...Serta menemukan kesamaan antara Jepang dan Islam seperti kedisiplinan dan kebersihan."
Selain program ini, pada tahun ini Jepang telah berhasil melaksanakan program pertukaran pengguna atau program genesis dengan 9 peserta dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah Masjid Istiqlal, dan Universtas Islam Negeri untuk berkunjung ke Tokyo dan Nagasaki di Jepang.
"Kami percaya bahwa pertukaran warga adalah sangat penting untuk membangun masyarakat yang damai dan memperkuat hubungan masa depan antar bangsa," ujar Masaki Yasushi.
"Kami berharap bahwa rasa saling pengertian antara masyarakat Jepang dan masyarakat muslim Indonesia akan semakin benderang dan hubungan bilateral kedua negara akan semakin erat," tambahnya.Â
Â
Advertisement
Jembatan Persahabatan antara Jepang dan Indonesia
Selain itu, pada bulan Desember 2023 lalu, Jepang dan negara-negara anggota ASEAN telah mengadopsi pernyataan visi bersama tentang kerja sama dan persahabatan Jepang-ASEAN, serta rencana implementasinya untuk menandai ulang tahun ke-50 kerja sama dan persahabatan Jepang-ASEAN.
"Salah satu dari 3 bidangnya adalah implementasi kemitraan dari hati ke hati lintas generasi, kami akan terus mempromosikan komunikasi antara kedua bangsa serta pertukaran kebudayaan dan intelektual yang erat untuk lebih memperkuat rasa saling percaya dan meningkatkan pemahaman serta mendorong pertukaran dan jaringan yang berlapis-lapis," ujar Masaki Yasushi.
Ia juga menyampaikan rasa senangnya jika masyarakat dapat bertindak sebagai jembatan persahabatan antara Jepang dan Indonesia di wilayah masing-masing.
"Saya sangat berharap bahwa melalui ikatan antara kita, rasa saling pengertian antara masyarakat Jepang dan masyarakat Islam di Indonesia akan terus diperdalam dan hubungan bilateral akan lebih kuat di masa depan," tambahnya.
Â
Â
Kesamaan Islam dan Jepang
Sementara itu, Muhammad Sirajuddin Syamsuddin berpendapat bahwa Jepang dan Indonesia memang perlu membangun kerja sama yang lebih produktif, konstruktif atas dasar saling menguntungkan di masa depan.Â
"Karena sekarang kita menyaksikan bagaimana pergeseran geopolitik, geoekonomi dunia," ujar Muhammad Sirajuddin Syamsuddin.
"Saya berpikir kalau Jepang, Korea, Indonesia, dan Malaysia perlu membangun satu hubungan kemitraan khusus," tambahnya.
Muhammad Sirajuddin Syamsuddin menambahkan bahwa kegiatan yang diprakarsai oleh kedutaan Jepang dengan nama Muslim Exchange sudah berlangsung sejak tahun 1990-an dengan mengundang aktivitis islam yang berada di Jepang selama 2 atau 3 pekan.Â
"Kami menemukan Islam di Jepang, sementara kami bertemu orang-orang Islam di banyak negara Islam," tambahnya.
Menurut Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, hal tersebut berarti adanya kesamaan antara Islam dan Jepang dalam beberapa yakni kedispilinan dan etika yang luar biasa.Â
Advertisement