Liputan6.com, Washington D.C - Skylab yang diluncurkan oleh NASA adalah stasiun ruang angkasa pertama milik Amerika Serikat (AS) yang lepas landas pada 14 Mei 1973. Stasiun yang juga merupakan laboratorium penelitian berawak pertama di ruang angkasa ini diluncurkan dengan roket tak berawak Saturn V.
Meski sebelumnya Uni Soviet telah mengorbit stasiun ruang angkasa eksperimental pertama bernama "Salyut" pada tahun 1971, Skylab yang kapasitasnya lebih besar dan kompleks memungkinkan penelitian di beberapa bidang.
Baca Juga
30 Juni 1936: Penerbitan Novel Populer Gone with the Wind yang Jadi Inspirasi Film Pemenang Oscar
29 Juni 2020: Tabrakan 2 Feri di Bangladesh Picu 1 Kapal Tenggelam, 30 Orang Tewas dan Belasan Penumpang Hilang
28 Juni 1836: Wafatnya James Madison, Presiden Ke-4 Sekaligus Salah Satu Bapak Pendiri Amerika Serikat
Ini termasuk ilmu terkait kehidupan, khususnya respons fisiologis astronot terhadap penerbangan ruang angkasa jangka panjang, ilmu bumi, serta fisika dan astronomi matahari.
Advertisement
Lebih jauh, Skylab juga memungkinkan para astronot untuk melakukan eksperimen terbang di ruang angkasa. Tiga awak yang terdiri dari tiga astronot pun berencana melakukan sekitar 270 eksperimen.
Dilansir laman resmi NASA, Selasa (14/5/2024), Skylab terdiri dari empat komponen utama: Orbital Workshop (OWS), Airlock Module (AM), Multiple Docking Adapter (MDA), dan Apollo Telescope Mount (ATM).
Keempatnya memiliki fungsi yang berbeda-beda. OWS berfungsi sebagai kompartemen kerja, tempat tinggal, dan tidur utama bagi para kru. Area ini berisi peralatan olahraga, dapur, dan menjadi tempat para kru melakukan banyak eksperimen ilmiah.
AM memungkinkan para astronot untuk melakukan perjalanan ruang angkasa, sedangkan MDA mencakup pelabuhan utama dan cadangan untuk pesawat ruang angkasa Apollo.
Sementara itu, ATM berisi teleskop untuk pengamatan matahari dan empat susunan surya untuk daya tambahan.
Secara keseluruhan, Skylab memiliki berat 170 ribu pon saat berada di orbit dan merupakan pesawat ruang angkasa terberat pada saat itu.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Lakukan Sejumlah Pengamatan
Dalam perjalanannya, para kru Skylab menghabiskan lebih dari 700 jam mengamati Matahari dan membawa pulang lebih dari 175.000 gambar pusat Tata Surya tersebut.
Mereka juga memberikan informasi penting tentang dampak biologis dari tinggal di ruang angkasa dalam jangka waktu yang lama.
Lima tahun setelah misi Skylab terakhir, orbit stasiun ruang angkasa itu mulai memburuk lebih cepat dari yang diperkirakan, karena tingginya aktivitas bintik Matahari yang tidak terduga.
Â
Advertisement
Dipajang di Pusat Ruang Angkasa
Bertahun-tahun setelah keberangkatan kru terakhir, Skylab melakukan proses masuk kembali yang dipublikasikan secara luas dengan melintasi Samudera Hindia dan Australia pada 11 Juli 1979.
Sementara itu, kini OWS Skylab cadangan dipajang di Museum Dirgantara dan Luar Angkasa Nasional Smithsonian Institution di Washington, D.C., dan modul pelatihan Skylab dipajang di Space Center Houston.