China Bantah Tekan Negara Lain untuk Tidak Hadiri KTT Perdamaian Ukraina

KTT Perdamaian Ukraina akan diselenggarakan di Swiss pada 15-16 Juni 2024.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 04 Jun 2024, 14:22 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 14:22 WIB
Ilustrasi Bendera China.
Ilustrasi Bendera China (Dok. AFP/STR)

Liputan6.com, Beijing - China pada Senin (3/6/2024)) membantah tuduhan Presiden Volodymyr Zelenskyy bahwa pihaknya berusaha mencegah negara lain menghadiri KTT Perdamaian Ukraina.

Berbicara pada hari Minggu (2/6) di forum keamanan Shangri-La Dialogue di Singapura, Zelenskyy menuduh China bekerja keras untuk mencegah negara-negara datang ke KTT Perdamaian Ukraina.

Ukraina berharap KTT tersebut akan membantunya mendapatkan dukungan internasional yang luas terhadap visinya mengenai syarat-syarat yang diperlukan untuk mengakhiri invasi Rusia.

Namun, China mengkritik konferensi tersebut pekan lalu, dengan mengatakan akan sulit untuk hadir jika, Rusia, selaku pihak yang bertikai tidak berpartisipasi.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada hari Senin bahwa posisi negaranya terbuka dan transparan dan sama sekali tidak memberikan tekanan pada negara lain.

"Mengenai perundingan perdamaian, posisi China adalah adil dan tidak memihak. China tidak menargetkan negara ketiga mana pun dan tentu saja tidak ditujukan pada Swiss yang menjadi tuan rumah pertemuan puncak perdamaian ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning, seperti dilansir CNA, Selasa (4/6).

"China percaya bahwa semua upaya yang kondusif bagi penyelesaian krisis secara damai harus didukung."

Beijing menegaskan pihaknya netral dalam perang Ukraina, namun juga menghadapi kritik tajam dari Barat atas kemitraan strategisnya dengan Rusia.

Amerika Serikat (AS) menuduh China, meski tidak secara langsung mengirimkan senjata ke Rusia, namun telah mendukung ekspansi industri pertahanan terbesar Rusia sejak zaman Soviet.

Presiden Vladimir Putin berkunjung ke China bulan lalu. Dia disebut mencari dukungan yang lebih besar dari China atas upaya perangnya dan dalam kesempatan yang sama kedua negara sepakat memperdalam kemitraan strategis.

Zele

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr bertemu di Manila pada Senin (3/6/2024).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr bertemu di Manila pada Senin (3/6/2024). (Dok. Jam Sta Rosa/AP Photo)

Setelah melawat ke Singapura, Zelenskyy terbang ke Manila untuk bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada hari Senin.

Menurut transkrip pernyataan mereka yang dirilis oleh Manila, Zelenskyy mengatakan kepada Marcos Jr bahwa persetujuan Filipina untuk berpartisipasi dalam KTT Perdamaian Ukraina akan mengirimkan sinyal yang sangat kuat.

Dalam pertemuan mereka, Zelenskyy juga meminta Marcos Jr mengirimkan pekerja kesehatan mental Filipina untuk membantu pasukan Ukraina.

"Itu adalah sesuatu yang menurut saya bisa kami tawarkan," kata Marcos.

Menggarisbawahi hubungan hangat mereka, Zelenskyy mengatakan Ukraina akan membuka kedutaan besar di Manila tahun ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya