Unik, Insinyur di Singapura Jualan Mi Hokkien yang Dimasak oleh Robot

Ia memanfaatkan penggunaan teknologi yang digabungkan dalam dunia kuliner.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 22 Nov 2024, 21:30 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2024, 21:30 WIB
Mi Singapura
Fishball yang menjadi topping mi Singapura di restoran ini terbuat dari ikan yellowtail segar sehingga menghasilkan tekstur kenyal dan rasa ikan yang autentik. (Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Singapura - Seorang insinyur di Singapura yang kini memiliki kedai mi hokkien menawarkan pengalaman kuliner yang tak biasa.

Ang Chip Hong (53) mengoperasikan gerai hawker yang memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) pertamanya yang diberi nama Wok AI.

Ang mengundurkan diri dari posisinya sebagai direktur IoT (internet of things) di Singapore Management University (SMU), di mana ia mengawasi penelitian dan pengembangan perangkat IoT.

Dilansir CNA, Jumat (22/11/2024), gerai uniknya yang terletak di Margaret Drive mengandalkan robot koki seharga SGD 14.000 atau sekitar Rp165,3 juta.

Resep Mi Hokkien di kedainya saat ini adalah resep miliknya sendiri.

Ang menginvestasikan SGD 50.000 atau sekitar Rp590 juta untuk membuka gerainya dan berencana untuk membuka lebih banyak outlet di masa depan.

Saat ini, ia memiliki satu staf penuh waktu dan satu paruh waktu yang menjalankan bisnis tersebut sementara ia biasanya datang pagi hari untuk mengawasi segala sesuatunya.

Sejauh ini, ia mengatakan bahwa stafnya tidak mengalami masalah belajar cara menggunakan mesin memasak tersebut.

"Ini terlalu mudah digunakan! Mereka hanya perlu menekan satu tombol, dan semuanya akan berjalan (sendiri) dari sana," serunya.

 

 

 

 

Banyak Digunakan di Tiongkok

Robot Laksa
Seseorang memegang semangkuk laksa yang disajikan robot koki bernama Sophie di Singapura pada 26 Juli 2019. Pihak perusahaan menjamin, tidak ada rasa yang berbeda dari laksa buatan robot Sophie maupun buatan koki pada umumnya. (Roslan RAHMAN / AFP)

Menurut Ang, mesin yang dapat memasak hingga ribuan hidangan sudah menjadi alat yang banyak digunakan di Tiongkok, terutama di restoran prasmanan.

Penggunaan robot itu mempermudah cara kerja sebuah kedai. Seorang karyawan kios hanya perlu mengikuti instruksi di layarnya dan memasukkan bahan-bahan seperti telur, udang, kaldu, mi, dan daging ke dalam mesin. Robot pun akan mengolahnya hingga selesai.

Meskipun dirinya seorang teknisi, Ang menjelaskan bahwa ia tidak mencoba membuat mesin penggorengan sendiri karena akan terlalu mahal untuk diproduksi di Singapura.

Minatnya Sejak Lama

Samsung Bot Chef
Samsung Bot Chef memotong tahu saat menunjukkan kemampuannya selama ajang CES 2020 di Las Vegas, Nevada pada 8 Januari 2020. Samsung memamerkan robot koki canggih memiliki berbentuk lengan panjang yang bisa masak berbagai macam makanan. (AP/John Locher)

Meskipun telah mencapai banyak hal di bidang teknologi, Ang mengatakan bahwa industri makanan dan minuman (F&B) selalu menjadi panggilan sejatinya.

Ia sendiri telah belajar memasak sejak usia enam tahun.

"Saya berasal dari latar belakang yang kurang mampu dan memiliki empat saudara laki-laki. Ibu saya selalu sibuk merawat kami sambil bekerja sebagai penjahit, jadi dia tidak punya waktu untuk memasak. Saya sangat suka makan makanan enak, tetapi tidak punya uang untuk membelinya, jadi minat saya dalam memasak dimulai dari situ," katanya.

Resep mi Hokkien di kedainya saat ini adalah resep miliknya sendiri.

 

Infografis Etika Makan Fine Dining
Infografis Etika Makan Fine Dining. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya