Rokok Jadi Fokus Pembahasan Pertemuan Anggota WHO

Pengendalian tembakau menjadi pusat perhatian di Pertemuan Komite Regional tahunan anggota WHO di kawasan Asia Tenggara di Dili

oleh Fitri Syarifah diperbarui 07 Sep 2015, 21:00 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2015, 21:00 WIB
Ilustrasi Industri Rokok
Ilustrasi Industri Rokok

Liputan6.com, Dili Pengendalian tembakau menjadi pusat perhatian di Pertemuan Komite Regional tahunan anggota WHO di kawasan Asia Tenggara di Dili, Timor Leste. Pasalnya, penggunaan tembakau di Asia Tenggara terbilang sangat tinggi.

Direktur Regional WHO untuk Kawasan Asia Tenggara, Dr Poonam Khetrapal Singh mengatakan, penggunaan tembakau di Asia Tenggara terbilang sangat tinggi. Dan ini merugikan kesehatan serta ekonomi.

"Upaya yang lebih kuat harus dilakukan untuk mengendalikan dan mencegah penggunaan tembakau. Seluruh negara semestinya dapat menerapkan pajak dan cukai terhadap seluruh produk tembakau, meniadakan iklan tembakau, mengharuskan peneraan gambar dampak kesehatan di bungkus produk, serta melarang orang merokok di area publik," katanya pada sambutan pembukaannya di pertemuan regional tahunan anggota WHO di kawasan Asia Tenggara di Dili, Timor Leste, Senin
(7/9/2015).

Menurut Poonam, negara-negara lain telah meningkatkan peringatan bergambar pada produk tembakau.
Di Nepal, peringatan bergambar diterakan di setidaknya 90 persen pembungkus produk dan di Thailand hingga 85 persen pembungkus rokok. Maladewa dan Nepal bahkan telah melarang iklan tembakau.

"Meskipun 9 negara di kawasan ini telah meningkatkan pajak produk tembakau, masih diperlukan penyederhanaan struktur pajak dan harmonisasi pajak bagi segala jenis produk tembakau untuk menutup celah yang dimanfaatkan perusahaan tembakau sehingga produknya bisa dikonsumsi anak dan kalangan kurang mampu," katanya.

Poonam menambahkan, percepatan pelaksanaan WHO FCTC pada target mendorong angka konsumsi tembakau sebesar 30 persen pada 2025.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya