Bahaya di Balik Operasi Penurunan Berat Badan

Setelah melakukan operasi penurunan berat badan, ada risiko anemia yang akan dialami pasien pada 10 tahun mendatang.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 22 Sep 2017, 09:30 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2017, 09:30 WIB
Anemia
Risiko operasi penurunan berat badan bisa memunculkan anemia pada waktu 10 tahun mendatang.

Liputan6.com, Amerika Serikat Bagi banyak orang Amerika yang alami obesitas (kelebihan berat badan), operasi penurunan berat badan bisa menjadi jalan alternatif yang cukup membantu. Tapi penelitian baru menunjukkan, operasi itu menimbulkan risiko berbahaya.

Risiko operasi ini menyebabkan hilangnya sel darah merah (anemia) dalam jangka panjang. Sebuah penelitian terhadap veteran Amerika Serikat menunjukkan, adanya risiko anemia tertinggi yang terjadi pada 10 tahun mendatang (setelah operasi penurunan berat badan).

Temuan itu disampaikan peneliti Dr Dan Eisenberg, seorang ahli bedah bariatrik di Stanford School of Medicine.

Anemia adalah masalah umum pada pasien yang telah menjalani bypass lambung. Studi ini menyoroti tingkat keparahan pada pasien, terutama pasien yang tidak mendapat perawatan memadai, dilansir dari Health Day, Kamis (21/9/2017).

Adanya penelitian soal operasi penurunan berat badan dan risiko terkena anemia menunjukkan, komplikasi saat pembedahan, seperti kekurangan vitamin dan mineral.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Risiko anemia meningkat

Dalam studi baru tersebut, tim Eisenberg melacak hasil terhadap 74 veteran pria yang lebih tua, berusia rata-rata 51 tahun. Mereka menjalani operasi penurunan berat badan, yang dikenal bypass gastro-en-Y.

Tingkat anemia sebelum operasi adalah 20 persen. Setelah 10 tahun operasi, jumlah veteran yang terkena anemia  meningkat jadi 47 persen.

Tindak lanjut perawatan sangat penting. Sebaiknya, pasien berkonsultasi secara rutin dengan dokter. Selain itu, konsumsi suplemen sesuai resep yang dianjurkan dokter untuk menaikkan jumlah sel darah merah juga perlu dilakukan.

Penelitian ini dipublikasikan 20 September 2017 di jurnal JAMA Surgery.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya