Bahaya Terlalu Banyak Makan Telur, Bisa Kena Sakit Jantung

Sebuah studi mengungkapkan bahwa telur mengandung kolesterol sehingga harus dikonsumsi dengan batasan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Mar 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2019, 09:00 WIB
Telur dan Bacon (iStock)
Ilustrasi telur. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Makan telur memang menyehatkan. Namun, jika berlebihan mengonsumsinya juga bisa menjadi masalah kesehatan salah satunya risiko terkena penyakit jantung.

Sebuah penelitian merekomendasikan bahwa Anda sebaiknya mengonsumsi telur tidak lebih dari dua butir per harinya. Studi terbaru ini menemukan ada bahaya di balik memakan telur secara berlebihan.

Melansir Reader's Digest pada Rabu (20/3/2019), Victor W. Zhong, Linda Van Horn, dan Marilyn C. Cornelis dari Northwestern University, Amerika Serikat mengumpulkan data dari enam studi yang sudah ada. Mereka melihat status kesehatan 29.615 orang dewasa selama sekitar 18 tahun.

Setelah mengumpulkan hasilnya, para peneliti menemukan bahwa 300 miligram kolesterol per hari meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung dan stroke. Dalam satu butir telur, paling tidak mengandung 186 miligram kolesterol. Maka dari itu, jika mengonsumsinya secara berlebihan, risiko terkena masalah kesehatan pun ikut naik.

Yang harus diingat adalah studi ini bukan melarang seseorang untuk makan telur. Selain itu, bukan juga memberikan kesimpulan bahwa mengonsumsi telur bisa membuat seseorang terkena sakit jantung. Temuan ini hanya menyarankan Anda untuk membatasi diri dalam konsumsi telur.

Simak juga video menarik berikut ini:

Makan telur tetap menyehatkan

Ilustrasi telur rebus
Ilustrasi telur (iStock)

Di sisi lain, ada kelemahan dalam studi tersebut. Penelitian ini hanya bisa melihat kemungkinan hubungan antara telur, kolesterol, dan gangguna jantung. Masalah lain juga ditemukan dari satu laporan diet yang diambil dari masing-masing 29 ribu peserta dewasa hampir dua dekade lalu.

"Para peserta ini tidak diberikan kuesioner secara berkala, mereka diberikan satu kuesioner," kata nutrisionis Lauren Slayton. Sehingga, bisa dikatakan bahwa temuan ini dianggap melihat apa yang terjadi sekarang, dengan menganalisis data di masa lalu.

Profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, Frank Hu mengatakan, ada banyak data yang menunjukkan bahwa konsumsi telur secara rendah hingga sedang, tidak terkait dengan meningkatnya risiko serangan jantung atau stroke. Selain itu, ada banyak faktor risiko lain yang berkontribusi terhadap penyakit tersebut.

Slayton menambahkan, kandungan gizi dalam setiap telur juga tidak berbeda. Bahkan, proses produksinya juga berpengaruh dalam nutrisi yang dibawanya.

"Telur yang dipasteurisasi memiliki 21 kali omega 3, tujuh kali lebih banyak vitamin E, 30 persen lebih sedikit kolesterol, dan 25 persen lebih sedikit lemak jenuh," papar Slayton.

Maka dari itu, Anda tidak perlu takut untuk mengonsumsi telur. Namun ingatlah bahwa gizi seimbang penting, serta untuk tidak memakannya berlebihan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya