Liputan6.com, Jakarta Jika selama ini konsumsi terlalu banyak gula lebih banyak dikaitkan dengan risiko diabetes, sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa terlalu banyak minum minuman manis juga meningkatkan risiko kanker.
Melansir Medical News Today pada Jumat (12/7/2019), studi ini dilakukan oleh peneliti dari Sorbonne Paris Cité Epidemiology and Statistics Research Center di Perancis dan ditulis oleh Eloi Chazelas.
Baca Juga
Chazelas dan timnya melakukan analisis terkait hubungan antara minuman manis dan berbagai bentuk kanker pada sekitar 101.257 orang dewasa di Perancis berusia 42 tahun.
Advertisement
Beberapa jenis minuman yang mengandung gula seperti sirup, jus buah tanpa gula tambahan, minuman berbasis susu, minuman olahraga dan berenergi pun ikut diperiksa. Tidak hanya itu, minuman dengan pemanis buatan seperti minuman ringan pun juga termasuk dalam penelitian itu.
Risiko Kanker Meningkat 18 Persen
Para peneliti melakukan analisis pada 3.300 peserta hingga 9 tahun. Beberapa risiko kanker yang dilihat secara keseluruhan adalah payudara, prostat, dan kolorektal.
Mereka menemukan, setidaknya 2.193 peserta mengembangkan kanker untuk pertama kalinya. Rata-rata mereka didiagnosis ketika berusia 59. Beberapa kanker yang ditemukan antara lain 693 kanker payudara, 291 kanker prostat, dan 166 kanker kolorektal.
Analisis mengungkapkan bahwa peningkatan 100 mililiter asupan minuman manis harian, menaikkan risiko kanker hingga 18 persen dan secara spesifik pada kanker payudara sebesar 22 persen.
Advertisement
Asumsi Peneliti
Walau begitu, para peneliti belum menemukan adanya kaitan langsung antara minuman manis dengan peningkatan risiko kanker. Mereka berasumsi, hal itu karena gula mempengaruhi lemak visceral, gula darah, dan penanda inflamasi yang semuanya berkorelasi dengan peningkatan risiko kanker.
Selain itu, peneliti juga mengungkapkan bahwa studi ini belum bisa digeneralisasikan secara luas karena kebanyakan peserta adalah perempuan.
"Data ini mendukung relevansi rekomendasi nutrisi yang ada untuk membatasi konsumsi minuman manis, termasuk jus buah 100 persen, serta tindakan kebijakan, seperti perpajakan dan pembatasan pemasaran yang menargetkan minuman manis, yang mungkin berkontribusi pada pengurangan kejadian kanker," tulis para peneliti.
Hasil dari penelitian ini dimuat di jurnal The BMJ.