Skenario 70 Ribu Kasus COVID-19 per Hari Tak Terjadi, Menkes Budi: Kita Harus Tetap Waspada

Menkes Budi Gunadi mengungkapkan skenario terburuk 70.000 kasus COVID-19 per hari tak terjadi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 03 Agu 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2021, 18:00 WIB
FOTO: Kesibukan RSUD Cengkareng di Tengah Peningkatan Kasus COVID-19
Petugas medis (kanan) memeriksa kondisi pasien di IGD RSUD Cengkareng, Jakarta, Rabu (23/6/2021). Meningkatnya kasus COVID-19 di Ibu Kota Jakarta dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan rumah sakit kewalahan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, skenario terburuk 70.000 kasus COVID-19 harian secara nasional tak terjadi. Skenario ini pernah disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan beberapa waktu silam.

"Perlu kami sampaikan, sebelumnya skenario pemerintah, penambahan kasus COVID-19 harian yang terburuk bisa mencapai 70.000. Ini pernah disampaikan juga oleh Bapak Menko (Luhut B. Pandjaitan)," ungkap Budi Gunadi usai Rapat Terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (2/8/2021).

"Alhamdulillah, yang kami lihat sekarang, puncaknya berada di angka 57.000 kasus. Kita sudah mulai melihat penurunan. Sekali lagi, skenario terburuk yang kami perkirakan 70.000 penambahan kasus per hari, sampai sekarang terjadinya di angka 57.000 per hari."

Pada Kamis, 15 Juli 2021, jumlah kasus baru COVID-19 nasional hampir 57.000, tepatnya 56.757 orang. Angka tersebut kembali memecahkan rekor dari sebelumnya, Rabu, 14 Juli 2021 dengan tambahan kasus baru 54.517 orang.

Upaya penurunan kasus COVID-19 berkat peningkatan pemeriksaan (testing) yang dilakukan. Rata-rata spesimen yang diperiksa sudah mencapai 200.000-300.000 per hari.

"Peningkatan testing luar biasa. Yang tadinya, rata-rata kita lakukan 60.000-70.000, sekarang sudah sampai 200.000, malah sudah hampir sampai 300.000 spesimen per hari," lanjut Budi Gunadi.

"Kami sendiri masih akan terus meningkatkan testing sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga Pak Menko (Luhut) terus ditingkatkan. Kalau perlu sampai 400.000 secara bertahap."

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Bersyukur Testing COVID-19 Meningkat

Warga Cipayung Lakukan Penguncian Mandiri
Warga melakukan tes usap PCR Covid-19 di Jalan As-Syafiiyah, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (21/5/2021). Kawasan tersebut memberlakukan mikro lockdown serta tes usap PCR secara massal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Testing COVID-19 yang dilakukan untuk mengetahui kontak erat siapa saja. Bila ada terkonfirmasi positif COVID-19, penanganan dapat segera dilakukan.

"Yang penting supaya kita benar-benar tahu kondisinya seperti apa dan bisa menangani segera, kalau sudah ada yang kena (positif COVID-19). Jadi, kita bisa isolasi di tempat isolasi yang akan dan sudah dibangun," terang Budi Gunadi Sadikin.

"Lalu yang sakit akan cepat kita rawat ke rumah sakit agar tidak terlambat. Kalau kita rawat dengan cepat dan tepat, harusnya bisa tertangani. Kita bersyukur dengan peningkatan kapasitas testing dalam sebulan terakhir."

Walau begitu, Menkes Budi Gunadi mengimbau masyarakat tetap waspada.

"Kita bersyukur bahwa kerja keras sudah berhasil menurunkan angka positif dan tekanan di rumah sakit. Kita harus tetap waspada berhati-hati, jangan lengah. Itu pesan dari Bapak Presiden," tambahnya.

Infografis Kapan Kasus Covid-19 Melandai?

Infografis Kapan Kasus Covid-19 Melandai?
Infografis Kapan Kasus Covid-19 Melandai? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya