Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memastikan stok vaksin COVID-19 dalam negeri aman. Kendati ada tambahan jumlah sasaran, yakni anak usia 6-11 tahun serta vaksinasi booster pada 12 Januari 2022, ia meyakini jumlah vaksin yang tersedia masih mencukupi.
“Sekarang, kita ada stok vaksin COVID-19 sekitar 140 juta dosis. Kita targetkan kecepatan vaksinasi kita 50 juta sasaran dalam kurun waktu satu bulan," ucapnya melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 6 Januari 2022 malam.
"Kita juga sudah siapkan untuk vaksinasi booster untuk mengantisipasi Omicron. Jadi, dipastikan stoknya masih ada."
Advertisement
Baca Juga
Meski jumlah populasi yang mendapatkan vaksinasi COVID-19 kian meningkat, Budi Gunadi mengingatkan bahwa ancaman penularan COVID-19 masih ada di sekitar. Vaksinasi harus terus berjalan untuk mempercepat tercapaianya kekebalan populasi (herd population).
"Protokol kesehatan 5M harus benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk memberikan perlindungan yang optimal," imbuhnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Butuh 230 Juta Dosis Vaksin Booster
Untuk pelaksanaan vaksinasi booster, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, jumlah vaksin COVID-19 yang dibutuhkan sekitar 230 juta dosis. Vaksin juga terus berdatangan di awal Januari 2022 demi mencukupi kebutuhan vaksinasi.
"Vaksinasi booster ini juga akan diberikan dengan jangka waktu di atas 6 bulan, sesudah dosis kedua. Kita identifikasi ada sekitar 21 juta sasaran di bulan Januari yang sudah masuk ke kategori ini," ujar Menkes Budi di Kantor Presiden Jakarta, Senin (3/1/2022).
"Jenis booster nanti akan ada homolog atau jenisnya sama, ada yang heterolog, jenisnya berbeda. Ya, mudah-mudahan akan bisa segera diputuskan tanggal 10 Januari ini sudah keluar rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Advertisement