Liputan6.com, Jakarta Varian COVID EG.5 menjadi salah satu penyebab terjadinya kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia baru-baru ini. Subvarian EG.5 merupakan turunan dari varian Omicron dan masuk dalam kategori Variant of Interest (VoI) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, varian EG.5 masuk ke Indonesia dibawa oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Apalagi varian ini sudah terdeteksi di banyak negara lain, termasuk Singapura.
Baca Juga
"Hasil identifikasi varian EG sudah masuk, masuknya banyak dari negara tetangga. Yang pertama ingin saya sampaikan ini adalah variannya tetap Omicron, subvariannya ada EG.1 sampai EG.5," ungkap Budi Gunadi usai 'Diskusi Kedaulatan Kesehatan' di Media Center Indonesia Maju, Jakarta pada Kamis, 14 Desember 2023.
Advertisement
"Datangnya dari mana? Terutama dari perjalanan luar negeri. Kenyataannya varian ini penularannya cepat, tapi fatality-nya (tingkat kematian) sangat rendah."
Masuk Rumah Sakit dan Meninggal Sangat Sedikit
Budi menegaskan bahwa varian EG (EG.1 sampai EG.5) bukanlah varian COVID baru, melainkan tetap masih 'anakan' Omicron.
"Yang perlu saya informasikan di sini, ini bukan varian baru. Subvarian EG, variannya tetap Omicron, ciri-cirinya itu menyebarnya cepat, tapi fatality rate-nya sangat rendah. Itu sebabnya yang masuk rumah sakit dan sampai meninggal sangat sedikit," tegas Menkes Budi.
Pulang dari Luar Negeri Langsung Tes COVID
Di sisi lain, Menkes Budi Gunadi Sadikin berpendapat kalaupun ada kasus kematian COVID-19 karena varian EG bisa saja dipicu penyakit lain yang diderita pasien.
"Kalau pun ada, sebenarnya meninggalnya bukan karena COVID-19, karena penyakit lain. Tapi begitu dites ternyata dia positif (COVID)," ucapnya.
Merebaknya varian EG.5, Budi Gunadi berpesan kepada masyarakat sehabis pulang dari luar negeri sebaiknya langsung dites COVID. Terlebih lagi, jika merasa bergejala seperti COVID.
"Sekarang apa yang harus dilakukan? Jadi, buat teman-teman yang dari luar negeri sebaiknya memang begitu pulang dites, apalagi kalau sudah merasa enggak enak badan," pesannya.
Advertisement
Vaksin Booster Perkuat Sistem Imun
Untuk pencegahan COVID-19, Budi Gunadi Sadikin juga meminta kelompok masyarakat berisiko tinggi tertular dan punya komorbid melengkapi vaksinasi primer dan booster sesuai kebutuhan.
Upaya ini demi memperkuat sistem imun.
"Nomor satu, kita lebih baik mencegah, terutama untuk masyarakat yang berisiko tinggi, komorbid, yang udh lansia atau aktif sering jalan jalan ke luar negeri dan kita sendiri, tenaga kesehatan," terang Menkes Budi.
"Yuk booster tambahan karena itu memperkuat imun sistem kita, sehingga kalau datang lagi (COVID), bisa mengurangi keparahan dari penyakit tersebut. Mumpung vaksinnya juga masih ada."
Tren Kasus COVID di Indonesia Naik
Situasi COVID-19 di Indonesia saat ini menunjukkan adanya peningkatan tren kasus. Oleh karena itu, Kemenkes menyatakan, perlu ada upaya pencegahan penularan yang dilakukan serentak oleh seluruh elemen masyarakat.
Tren peningkatan kasus COVID sejak pekan ke-41 atau periode 8-14 Oktober 2023. Kendati demikian, peningkatan tren kasus ini tidak diikuti dengan peningkatan rawat inap dan kematian.
Potensi Lonjakan COVID Jelang Nataru 2024
Kasus COVID-19 di Indonesia yang naik kali ini didominasi oleh subvarian EG.5. Subvarian ini memiliki mutasi genetik yang diprediksi dapat memengaruhi karakteristik klinis virus.
Dari informasi yang dihimpun Kemenkes RI, karakteristik dari subvarian EG.5, yakni dapat menyebabkan peningkatan kasus dan menghindari dari kekebalan sehingga lebih mudah menginfeksi, tetapi tidak ada perubahan tingkat keparahan.
Namun, adanya mobilisasi masyarakat saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 dapat berpotensi terhadap lonjakan kasus COVID-19.
Kemenkes sangat merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi COVID-19 di tengah kasus COVID-19 yang kembali melonjak. Utamanya juga melihat pelaku perjalanan luar negeri mempunyai risiko tertular COVID-19 akibat interaksi dengan orang lain dari berbagai negara.
"Sehingga sangat direkomendasikan untuk segera melengkapi vaksinasi COVID-19 baik dosis primer maupun booster sesuai ketentuan,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (11/12/2023).
Advertisement