Poli Risti, Upaya KKHI Makkah Dekatkan Layanan Kesehatan pada Jamaah Haji Berisiko Tinggi

Sebelum jemaah datang ke Poli Risti, tenaga kesehatan haji (TKH) diminta melakukan skrining jemaah dengan risiko tinggi untuk menentukan apakah risikonya termasuk ringan, sedang, atau berat.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 31 Mei 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2024, 15:00 WIB
KKHI Makkah melakukan skrining dan identifikasi jemaah haji sakit yang bisa mengikuti layanan safari wukuf di Arafah. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)
KKHI Makkah melakukan skrining dan identifikasi jemaah haji sakit yang bisa mengikuti layanan safari wukuf di Arafah. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Liputan6.com, Jakarta - Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah berupaya mendekatkan layanan kesehatan pada jemaah haji melalui inovasi. Salah satunya dengan operasional Poli Risti di sektor-sektor secara bergiliran setiap hari.

Upaya yang dimulai sejak rabu (29/5) itu memungkinkan jemaah dengan risiko tinggi (risti) tidak lagi perlu melakukan perjalanan jauh ke KKHI.

Menurut Kepala KKHI Makkah dr Enny, kegiatan perdana tersebut dilaukan dengan deteksi dini terhadap jemaah yang berisiko tinggi. Lokasi yang menjadi tujuan layanan perdana tersebut yakni sekotar 9, tepatnya di Hotel Manazil Al Hour 2.

Skrining Jemaah Risti 

Sebelum jemaah datang ke Poli Risti, kata Enny, tenaga kesehatan haji (TKH) diminta melakukan skrining jemaah dengan risiko tinggi untuk menentukan apakah risikonya termasuk ringan, sedang, atau berat. Skrining dilakukan berdasarkan usia dan penyakit penyerta masing-masing jemaah seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, atau penyakit lain.

Setelah itu, TKH melakukan pemeriksaan awal, termasuk tanda-tanda vital dan kondisi fisik terkini pasien. Dari hasil skrining, jemaah dengan kategori risiko tinggi akan diperiksa oleh dokter kloter untuk menentukan apakah pasien layak atau tidak layak dibawa ke Poli Risti.

Skrining Ulang 

Dengan skrining ulang jemaah risiko tinggi dan penyakit penyerta, diharapkan jemaah tetap dalam kondisi istitha’ah atau mampu untuk melaksanakan ibadah haji. Jemaah yang hasil pemeriksaannya baik akan direkomendasikan untuk bisa melaksanakan ibadah haji.

Jika hasilnya kurang baik dan ada keluhan, jemaah haji akan dirujuk ke KKHI untuk dievaluasi kembali. Apabila kondisi kesehatan jemaah masih terkendali, TKH akan tetap memantau dan memberikan pendampingan pada saat Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

“Jika jemaah ternyata memiliki komorbid dan terkendali, tetapi karena lansia sehingga kemampuan aktivitas sehari-harinya memerlukan bantuan, maka jemaah dapat direkomendasikan untuk safari wukuf lansia,” ujar dr. Enny lebih lanjut.

 

Tim Nakes Poli Risti

Adapun tim yang bertugas di Poli Risti terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam, spesalis jantung dan pembuluh darah, spesialis paru, spesialis kedokteran jiwa, spesialis saraf, atau spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik. Komposisinya tergantung shift jaga di KKHI. Minimal, setiap Poli Risti terdapat 3 dokter spesialis.

 

Imbauan untuk Jemaah Haji

Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah Nurul Jamal mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 23 jemaah haji yang diperiksa di Poli Risti pertama ini dan semuanya dalam kondisi baik. Mereka hanya memerlukan rawat jalan dan terapi obat.

Nurul mengimbau jemaah haji untuk membatasi aktivitas agar tidak kelelahan, minum air putih secara teratur untuk menghindari dehidrasi, dan menambahkan oralit jika membutuhkan. Jemaah juga diimbau untuk segera menghubungi petugas kesehatan jika memerlukan penanganan kesehatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya