5 Cara Aman Konsumsi Gula untuk Penderita Kolesterol dan Diabetes, Perhatikan Takarannya

Bagi penderita kolesterol tinggi dan diabetes, mengelola konsumsi gula adalah hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 07 Agu 2024, 19:23 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 19:23 WIB
[Fimela] Gula
Gambar gula diambil dari unsplash.com/@sharonmccutcheon.

Liputan6.com, Jakarta Bagi penderita kolesterol tinggi dan diabetes, mengelola konsumsi gula adalah hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Gula berlebihan dapat memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada, seperti meningkatkan kadar kolesterol jahat atau gula darah, yang dapat berujung pada komplikasi serius. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara-cara aman dalam mengonsumsi gula tanpa mengorbankan kesehatan.

Mengatur asupan gula tidak berarti harus menghindarinya sepenuhnya. Dengan pendekatan yang tepat, penderita kolesterol dan diabetes masih dapat menikmati makanan manis dengan cara yang lebih sehat. Memilih jenis gula yang lebih baik, mengatur porsi, serta mengombinasikan gula dengan nutrisi lain yang baik dapat membantu mengurangi dampak negatifnya terhadap kesehatan.

Artikel ini akan membahas lima cara aman untuk mengonsumsi gula bagi penderita kolesterol dan diabetes. Dengan memahami dan menerapkan tips ini, seseorang dapat menjaga keseimbangan antara memenuhi keinginan akan rasa manis dan menjaga kesehatan jantung serta gula darah, sehingga gaya hidup tetap sehat dan berkelanjutan.

Dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini cara aman untuk konsumsi gula bagi pengidap diabetes dan kolesterol tinggi, Rabu (7/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Perhatikan Batas Konsumsi Harian

Hindari gula
Penting untuk mengikuti aturan kesehatan dalam mengonsumsi gula. (Foto: Freepik/fabrikasimf)

Menurut American Heart Association, perempuan sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 100 kalori (sekitar 25 gram atau 6 sendok teh) gula tambahan per hari, sementara laki-laki sebaiknya tidak melebihi 150 kalori (sekitar 37,5 gram atau 9 sendok teh) gula tambahan per hari.


2. Perhatikanlah Informasi Gizi pada Label

Sering Tak Dihiraukan, Ini Pentingnya Membaca Label Kemasan menurut BPOM
Ternyata penting untuk membaca label nilai gizi pada kemasan makanan dan minuman. (Pexels/Mehrad Vosoughi)

Ketika membeli makanan olahan atau kemasan, pastikan untuk selalu memeriksa label gizi agar dapat menemukan istilah seperti sukrosa, glukosa, fruktosa, sirup jagung tinggi fruktosa, dan jenis gula lainnya. Perhatikan juga jumlah gula tambahan yang terdapat dalam produk tersebut.


3. Pilihlah Makanan yang Terbuat dari Bahan Alami

Sayuran Hijau
Kredit untuk ilustrasi sayuran hijau diberikan kepada freepik.com.

Lebih baik untuk kesehatan mengonsumsi makanan alami seperti buah, sayuran, dan biji-bijian utuh karena mengandung gula alami dan serat. Disarankan untuk lebih memprioritaskan makanan alami dan mengurangi asupan makanan olahan yang mengandung gula tambahan.


4. Batasan Minuman yang Mengandung Gula

Minuman kemasan
Salah satu produk yang memiliki kandungan gula tinggi adalah minuman kemasan. (Foto: Pexels/ Nothing Ahead)

Untuk menghindari gula tambahan yang tinggi, sebaiknya mengurangi konsumsi minuman manis seperti soda, minuman olahraga, dan jus buah. Lebih baik memilih air, teh herbal, atau minuman rendah kalori sebagai alternatif yang lebih sehat.


5. Pemilihan Jenis Gula

Gula Pasir
Foto gula pasir yang diilustrasikan (iStockphoto).

Untuk menambahkan gula ke dalam makanan atau minuman, disarankan untuk mempertimbangkan penggunaan pilihan gula yang lebih sehat seperti gula kelapa, stevia, atau madu. Meskipun penggunaan gula alternatif ini juga harus bijaksana, tetapi kemungkinan lebih baik daripada menggunakan gula meja.

Dengan mengikuti anjuran konsumsi gula yang tepat, dapat menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh konsumsi gula yang berlebihan. Gula kelapa merupakan alternatif lain yang memiliki indeks glikemik lebih rendah daripada gula meja, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara drastis.

Selain itu, gula kelapa juga mengandung sedikit nutrisi seperti mineral dan serat, yang dapat membantu menjaga kadar kolesterol. Namun, konsumsi gula kelapa tetap harus dibatasi agar tidak berdampak negatif pada kesehatan. Madu juga merupakan pilihan yang lebih baik daripada gula meja. Madu mengandung antioksidan dan memiliki efek antiradang, yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung.

Namun, karena madu juga mengandung gula, maka perlu dikonsumsi dengan bijak, terutama bagi penderita diabetes dan kolesterol tinggi. Menggunakan pemanis alami ini dalam jumlah terbatas adalah langkah penting untuk menjaga keseimbangan kesehatan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya