Siti Atiqoh Ganjar Dapat Amalan Ijazah Sholat Tahajud dari Gus Iqdam, Ini Pandangan Buya Yahya soal Amalan Tanpa Ijazah

Istri Ganjar Pranowo dapat ijazah sholat tahajud dari Gus Iqdam, Ini Pendapat Buya Yahya

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Des 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 21 Des 2023, 10:30 WIB
Siti Atiqoh Supriyanti, istri calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo memulai safari politiknya, Senin (4/12/2023). (Liputan6.com/Delvira  Hutabarat )
Siti Atiqoh Supriyanti, istri calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat )

Liputan6.com, Jakarta - Siti Atiqoh Ganjar, istri Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang akan berlaga pada Pilpres 2024 mendatang mendapat ijazah sholat tahajud dari Gus Iqdam, baru-baru ini.

Pendiri Majelis Ta'lim Sabilu Taubah ini memberikan ijazah berupa amalan ketika mempunyai hajat besar termasuk ingin menjadi presiden.

“Punya hajat suaminya ingin menjadi presiden, wanita harus berani Tahajud dan membangunkan suaminya,” kata Gus Iqdam dikutip dari tayangan YouTube Wong Sambi New.

“Sebelum jadi ibu negara saya nasihati dulu,” sambungnya sembari berkelakar.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Siti Atiqoh Bakal Dapat Ijazah yang Lebih Ampuh dari Gus Iqdam

iqdam mmmmmm
Gus Iqdam (Tik Tok)

Menurutnya, selain upaya lahir seperti melakukan kampanye ke berbagai daerah, upaya batiniah seperti berdoa dan sholat juga tak kalah pentingnya. Pasalnya segala sesuatu itu bisa terjadi semuanya atas kehendak Allah SWT.

“Itu resep, walaupun jalur kampanye ya harus, ini hajat beliau kan ngaji ya saya harus bikin oleh-oleh," ujarnya.

Suwuk jalur langit mawon, nanti pas dengan Bapak (Pak Ganjar), dicoleh ini ijazah dari Gus Iqdam, cukup 2 rakaat, semua akan beres,” katanya.

“Tiba-tiba bagaimana ini, hasil survey seperti ini, seperti itu,” imbuhnya.

Gus Iqdam pun sembari berkelakar, jika Ibu Siti Atiqoh kembali ke markas ST pusat ia akan memberikan ijazah yang lebih ampuh.

“Kalau Senin malam Anda datang kesini lagi ada lagi, ada lagi yang lebih ampuh pasti itu,” terangnya.

Bagaimana Hukum Amalan Tanpa Adanya Ijazah?

Buya Yahya (Tangkap Layar Al-Bahjah TV)
Buya Yahya (Tangkap Layar Al-Bahjah TV)

Mengutip almunawwirkomplekq.com, di kalangan para santri sendiri pasti mengetahui betapa pentingnya sanad dalam ilmu atau dengan adanya guru. Namun, semakin berkembangnya zaman dan teknologi, yang mana banyak sekali kita temui seperti di media sosial, banyak doa dan amalan-amalan khusus yang berseliweran di media sosial dengan tanpa sanad.

Meskipun tak sedikit pula doa dan amalan tersebut terkadang tercantum sanad serta ijazahnya.

Mengenai hal tersebut, penulis buku Filosofi Dzikir yang juga seorang Pakar Tasawuf, yakni Kiai Luqman Hakim berpendapat, semua zikir itu bagus.

“Semua zikir itu bagus, tetapi orang yang belajar zikirkan tidak tau wadahnya (syakilah-nya) seberapa,” katanya.

Menurutnya, guru atau mursyid ini akan mengajarkan sejumlah amalan-amalan dan doa-doa yang mana, kapan penerapan dan tempatnya, sehingga dapat menjadi washilah atau jalan seorang hamba kepada Tuhannya.

“Dan sang guru atau mursyid akan mengenalkan isi bagi wadah yang beliau bimbing secara manfaat dunia akhirat dan mengantar kepada Allah SWT. Ini yang disebut sumbu ketemu tutup,” tambahnya.

Sementara Buya Yahya berpendapat, walaupun amalan tersebut tanpa adanya ijazah dari guru atau mursyid maka boleh tetap kita lakukan.

“Seperti mengamalkan bacaan dzikir Rotibul Haddad atau Ratib al-Latif, maka boleh mengamalkannya walaupun tanpa adanya guru atau mursyid. Karena Rotibul Haddad atau Ratib al-Latif merupakan amalan dari Rasululah SAW," ujarnya.

 

Sah Amalan Tanpa Ijazah

Maka tanpa ijazahpun hukumnya sah atau boleh, sebab yang mengijazahi adalah Rasulullah SAW, kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah.

Namun menurutnya, ijazah juga penting untuk menyambung sanad kepada Rasulullah SAW.

“Tetap kami himbau, agar mengambil ijazah, biar sempurna sambung Anda dengan guru sampai Baginda Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.

Jadi pada intinya adalah boleh melakukan amalan atau ijazah tanpa adanya guru atau mursyid. Sebab amalan itu yang mengijazahi juga Rasulullah SAW.

Namun, alangkah baiknya apabila mengambil ijazah dari sang guru supaya adanya sanadnya menyambung kepada Rasulullah SAW.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya