Rumit dan Harus Inovatif, Simak Tips Menjadi Legenda dalam Bisnis Kuliner

Ada sejumlah tips dari para ahli untuk bisa sukses menekuni bsnis kuliner yang ternyata tak semudah anggapan banyak orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Feb 2019, 17:30 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2019, 17:30 WIB
Bisnis Kuliner
Dua ahli kuliner, Sisca Soewitomo dan Calvin Hartono. (dok.Instagram @calvinhartono/https://www.instagram.com/p/BtYb7JEhaL1/Henry

Liputan6.com, Jakarta - Bisnis kuliner makin menjamur dan menjadi bidang yang diminati masyarakat. Ada anggapan itu karena bisnis ini memang “terlihat” lebih mudah dan menjanjikan dibanding bisnis lainnya.

Tapi benarkah anggapan tersebut? Ternyata tidak.  Menurut Stephen, Managing Director National Culinary Service Academy (NCSA), saat talkshow Meet The Legend di Gandaria City, Jakarta, Sabtu (2/2) tadi, hampir 70 persen start up di bisnis kuliner mengalami kerugian.

"Bisnis kuliner sebenarnya termasuk bisnis yang tergolong rumit, membutuhkan banyak inovasi dan kreativitas," terang Stephen, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com,

Namun Stephen menggarisbawahi, ada bisnis kuliner yang bisa bertahan dan bahkan bisa melegenda. Menciptakan bisnis kuliner yang mampu bertahan dan bisa melegenda inilah yang disampaikan oleh para pembicara dalam talkshow Meet The Legend ini.

Stephen sengaja mendatangkan dua tokoh kuliner besar Indonesia pada acara yang terselenggara atas kerjasama Ariston Peduli, NCSA dan Indonesian Chef Associaton (ICA) ini.

Dengan dipandu Chef Lucky Permana yang juga Vice President bidang Profesi dan Pendidikan ICA pusat, acara ini semakin menarik. Lucky Permana mampu mengorek banyak informasi dari Sisca Soewitomo, salah satu guru kuliner yang terkenal di Indonesia dan mancanegara.

Perempuan kelahiran April 1949 ini, telah membantu para juniornya menjadi chef-chef berkelas di Tanah Air. Selain itu, Sisca Soewitomo juga sudah menulis 150 judul buku kuliner, termasuk dua buku dalam bahasa Inggris.

Ada juga Calvin Hartono Putra sulung dari Juliana Hartono Sang pendiri Gado-Gado Boplo. Calvin mengisahkan bagimana ibunya memulai usaha yang mulai ada tahun 1970.  "Ia memulai jualan gado-gado dengan menggunakan sebuah meja dan sebuah etalase kecil di dalam gang kecil di bilangan Kebon Sirih, Jakarta Pusat," ungkap Calvin.

Usahanya tidak sia-sia, karena Gado-gado Boplo berhasil menjual kuliner Indonesia dengan tempat yang keren dan higienis. Bahkan hadir di berbagai mall ternama di Indonesia.

Tips Sukses

Sisca Soewitomo
Ahli kuliner dan masakan, Sisca Soewitomo. (dok.Instagram @sisca.soewitomo/https://www.instagram.com/p/BswbpW7jCdm/Henry

Menurut Calvin setidaknya ada tiga tips yang bisa dilakukan untuk sukses dalam bisnis kuliner ini.  Pertama adalah Start Small, ibunya memulai usaha dengan modal Rp 500 dan dijual dengan Rp 25 per-porsi. "Jadi tak perlu langsung ingin membuat sesuatu yang besar dulu," jelas Calvin.

Kedua adalah fokus dengan menu yang akan dijual. "Jangan tergoda untuk membuat menu baru diluar dari konsep yang awal. Justru harus konsisten dengan yang sudah tetapkan. Atau tinggal dikembangkan saja,"’ lanjut Calvin.

Dan ketiga adalah giving atau berbagi. Yakinkan untuk konsisten dalam berbagi dengan sesama. Karena, berbagi itu adalah alat promosi yang sangat diyakini oleh Gado gado Boplo sebagai alat yang efektif dalam menjual.

"Apa yang diungkapkan ibu Sisca Soewitomo dan ibu Juliana Hartono lewat anaknya, keduanya mempunyai benang merah yang sama yaitu jika ingin sukses maka harus serius, konsisten dan tekun," kata Chef Lucky.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya