Strategi Mengasah Kemampuan UMKM Berjualan Online Saat Pandemi

Masa pandemi turut mendorong perubahan dalam strategi berjualan secara online, termasuk bagi para UMKM.

oleh Putu Elmira diperbarui 31 Agu 2021, 20:51 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2021, 18:03 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi UMKM berjualan secara online. (dok. Unsplash.com/Brook Lark)

Liputan6.com, Jakarta - Masa pandemi turut berimbas pada para pelaku usaha, termasuk usaha mikro kecil menengah (UMKM). Di tengah banyaknya pembatasan guna menekan laju penyebaran Covid-19, berjualan online menjadi salah satu opsi yang banyak diambil.

Pemulihan ekonomi dan peningkatan pendapatan UMKM lewat berjualan online turut diupayakan berbagai pihak. Begitu pula Standard Chartered Foundation, YCAB Foundation bersama dengan Youth Business International (YBI) yang bersinergi merilis program pelatihan bagi UMKM.

CEO dan Founder YCAB Foundation, Veronica Colondam menyampaikan untuk terjun berjualan online, para pelaku UMKM minimal memiliki smartphone sebagai platform untuk menjajakan produk. Hal itu tentunya harus didukung dengan pengetahuan berjualan online yang baik.

"Kita melatih 3.000 ibu-ibu dengan Chatbot dan kita mendapati peningkatan pengetahuan untuk menggunakan teknologi dalam berjualan sebesar 76 persen," kata Veronica dalam acara virtual "Peluncuran Program Pemulihan Ekonomi: Adopsi Teknologi untuk Kemajuan UMKM", Selasa (31/8/2021).

Veronica meanjutkan, ada sekitar 57 persen peningkatan pendapatan harian para pelaku UMKM karena memanfaatkan teknologi untuk berjualan. Lalu, 98 persen para peserta puas dengan program pelatihan yang dilakukan hanya melalui Chatbot WhatsApp.

Head of Corporate Affairs, Brand & Marketing Indonesia & ASEAN Markets, Standard Chartered Diana Muda dalam menjelaskan tahun ini pihaknya berfokus pada pemulihan ekonomi. Misi ini diwujudkan, salah satunya, dengan merilis Covid-19 Economic Recovery Programme.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dukung UMKM

Ilustrasi
Ilustrasi UMKM berjualan secara online. (dok. Unsplash.com/John Schnobrich)

Menurut Diana, konsentrasi pada UMKM mengingat UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Setelah pandemi melanda, ada sekitar 50 persen UMKM terpaksa harus berhenti beroperasi.

"Sekitar 30 persen mengalami penurunan dari order yang biasa," kata Diana dalam kesempatan yang sama.

Ia melanjutkan, ada pula pemilik UMKM yang telah memulai usaha, namun masih kekurangan keterampilan untuk mengembangkan bisnisnya atau mengelola keuangan. Sinergi menjalankan program ini, dikatakan Diana, guna mendukung UMKM dan memberi bekal berjualan online.

Jualan di E-Commerce

Ilustrasi eCommerce, belanja online, online shopping
Ilustrasi eCommerce, belanja online, online shopping. Kredit: Preis_King via Pixabay

Vice President of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak menyebut masyarakat lebih banyak menggunakan platform online untuk memenuhi kebutuhan, terutama di kala pandemi. UMKM berperan untuk dapat ambil bagian dalam hal ini.

"Kita lihat peluang UMKM memang sangat besar untuk mendukung kebutuhan orang-orang yang lebih memilih untuk di rumah saja," kata Aini.

Ia menambahkan, tagline Tokopedia yakni "Mulai Aja Dulu" diaplikasikan untuk mengajak UMKM berjualan. "Di Tokopedia modal untuk berjualan itu dari nol, misal saya ingin berjualan, tidak ada biayanya sama sekali mulai berusaha secara online," tambahnya.

"Kalau secara offline, harus mengelola toko, menyewa warung atau buka di pasar. Sekarang (modal di Tokopedia) nol dan dibutuhkan kemauan yang besar," tutur Aini.

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya