80 TKI Kembali dari Suriah, Trauma Perang Menghantui

Sebagian besar TKI mengalami trauma usai kembali pascapeperangan di Suriah.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 06 Mar 2014, 05:57 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2014, 05:57 WIB
pemulangan-tki121210c.jpg

Liputan6.com, Tangerang - Berbulan-bulan terjebak dalam gejolak perang Suriah, akhirnya 80 Tenaga Kerja Wanita (TKW) berhasil pulang ke Tanah Air, Rabu 5 Maret kemarin. Para TKW pun mengaku trauma dengan kejadian yang menimpa mereka disana.

TKW yang dipulangkan ke Indonesia berangkat dari Beirut via Abu Dhabi, tiba di Terminal II Bandara Soekarno Hatta sekitar pukul 14.00 WIB. Nukhria (41), tenaga kerja asal Jepara, Jawa Tengah, mengisahkan pelariannya dari situasi perang. Dia mengaku pergi menggunakan taksi dan mobil polisi untuk ke KBRI yang letaknya di Damaskus.

“Di sana hancur lebur, perang menyebar ke semua kota, termasuk tempat majikan saya. Untung majikan saya baik, dia membantu saya mencarikan mobil. Saat situasi aman, saya pergi dari sana,” kenang Nukhria.

Setelah di KBRI Damaskus, Nukhria harus menunggu lagi selama 2 bulan untuk menunggu proses pemulangan.  Wanita yang sudah bekerja di Suriah selama 3 tahun ini, baru bisa pulang setelah gajinya dilunasi sang majikan.

“Memang prosesnya lama, tapi semua dijamin. Kita belum bisa pulang kalau gaji belum dibayar. Alhamdulillah prosesnya lancar,” ucapnya.

Tak hanya Nukhria, banyak TKI yang menjadi korban perang di Suriah. “Banyak yang meninggal karena tertembak. Saya bersyukur bisa pulang dengan selamat,”  paparnya.

Nukhria pun enggan kembali ke Suriah. Ia memilih akan membuka usaha bersama keluarga di tempat tinggalnya. “Nggak mau balik, awalnya tenang, sekarang sudah kacau di sana. Mungkin nanti kerja lain atau buka usaha saja," ujarnya.

Lain halnya yang diceritakan Marini Aliman (32), yang juga pulang karena takut menjadi korban peperangan di Suriah. Karena situasi tersebut, pembayaran gajinya pun bermasalah.

“Sebenarnya kontrak kerja di sana 3 tahun, tapi karena ada gejolak dan gaji juga tidak lancar, cuma 2 tahun saya langsung pulang,” ujar TKI asal Cirebon ini.

Sama halnya Nukhria, Marini juga mengaku trauma. Terutama dengan suara-suara ledakan, tembakan, atau hantaman benda keras saat peperangan terjadi.

Sementara Direktur lembaga Pendamping dan Penerbangan Tenaga Kerja Indonesia (LPPTKI) Normawati mengatakan, LPPTKI turun langsung membantu pemulangan para TKI di Suriah. Ke-80 TKI ini pulang secara gratis, dengan biaya ditanggung pemerintah Indonesia.

“Mulai dari Suriah sampai ke tempat asal sudah ditanggung negara,” ucapnya.

Normawati menjelaskan, sejak 2013 sudah ada 5 ribu TKI yang dipulangkan dari Suriah. Namun, masih ada 3 ribu TKI yang belum dipulangkan. “Pemuluangan dilakukan bertahap, akan dilakukan terus sampai habis."

Sedangkan untuk keberangkatan TKI ke Suriah, lanjut Normawati, saat ini pengiriman sudah ditutup karena kondisi negara tak kondusif karena peperangan. "Sudah kami stop," tegas Normawati.

Baca juga:

Lagi, 2 WNI Tewas Ditembak Polisi Malaysia

6 Kerangka Ditemukan di Riau, Diduga TKI dari Malaysia

Kasus Berlimpah, Belum Saatnya Pencabutan Moratorium Pengiriman TKI

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya