Liputan6.com, Jakarta - Konferensi New Cities Summit akan dihelat untuk pertama kali di wilayah Asia pada Juni 2015 dan Jakarta terpilih menjadi tuan rumah. Forum diskusi global ini akan dimanfaatkan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk bertukar informasi dengan 50 kota dari negara-negara maju yang akan berpartisipasi.
"DKI sebagai tuan rumah sangat diuntungkan. Karena selain untuk promosi wisata, kami tidak perlu lagi mengirim pegawai atau studi banding ke negara lain. Di konferensi nanti kami akan barter pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan," kata Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam sambutannya di Balaikota Jakarta, Rabu (14/1/2015).
Penetapan DKI sebagai tuan rumah konferensi tersebut ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman antara Ahok dan CEO New Cities Foundation John Rossant.
Ahok juga menjelaskan di negara mana pun, permasalahan kota pasti sama. Mulai dari transportasi, kesehatan, pendidikan, sampah, permukiman, dan sebagainya. Karena itu, menurut dia, konferensi ini bisa menjadi media untuk mempelajari teknologi, kebijakan, dan program yang diterapkan negara lain untuk mengatasi masalah Ibukota.
Sebab nantinya, dalam New Cities Summit ke-4 ini, sekitar 800 pembuat kebijakan, walikota, CEO, pengusaha, pemikir, seniman dan inovator akan berkumpul dan berdiskusi.
Baca Juga
"Nanti DKI akan langsung pelajari teknologi dan sistem baru yang mereka (negara maju) gunakan. Seharusnya sih setelah kita belajar dengan pemerintah negara lain, Kota Jakarta akan lebih maju dari mereka," kata Ahok.
Sementara, John Rossant mengatakan konferensi ini sebelumnya digelar di Kota Paris (Prancis), Sao Paulo (Brasil), dan Dallas (Amerika Serikat). Dipilihnya Jakarta sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan pertama di Asia karena dinilai sebagai salah satu kota di Asia yang pertumbuhan ekonominya paling dinamis dan cepat dibanding kota lainnya.
Advertisement
"Saya dapat merasakan ada optimistis dan semangat dari pegawai di sini. Saya harap konferensi nanti bisa memberi banyak kontribusi dan menyelesaikan permasalahan di Jakarta," kata Rossant. (Ado/Ans)