Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi dinilai lebih berani ketimbang mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam isu politik luar negari, Indonesia selama ini dinilai lebih mencari aman dalam menyikapinya.
"Banyak yang menarik dari KAA (Konferensi Asia-Afrika) ini, satu di antaranya keberanian Indonesia untuk bersuara keras menyatakan sikap. Selama ini, politik luar negeri kita cari aman dengan pondasi bebas aktif. Di zaman SBY, politik luar negeri kita dibuat mandul lagi lewat slogan sejuta kawan tidak ada musuh," ujar Tantowi di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (23/4/2015).
Sejumlah pihak mengapresiasi pidato Jokowi tersebut. Bahkan Tantowi mengaku kaget dengan keberanian pemerintahan Jokowi-JK.
"Kita berani melawan tirani barat yang selama ini menjajah negara-negara ketiga dengan bantuan dana yang mengikat dan isu HAM. Banggakah kita? Menurut saya seharusnya kita bangga dengan sikap ini," tutur Wakil Ketua Komisi I itu.
Karena itu, meski Golkar kubunya berada di Koalisi Merah Putih (KMP), sikap pemerintah itu harus didukung penuh karena berani mengambil risiko.
"Kalau saya secara pribadi melihat dan menilai langkah pemerintah (Jokowi-JK) kita terkait politik luar negeri sangat berani, selayaknya kita dukung karena untuk pertama kalinya kita berani mengambil risiko," pungkas Tantowi.
Dalam pidato pada Konferensi Asia-Afrika, Presiden Jokowi menyentil negara-negara maju dan organisasi perkumpulan negara di dunia. Jokowi menilai saat ini rakyat di dunia masih dirundung ketidakadilan.
"Dunia yang kita warisi sekarang masih sarat dengan ketidakdilan, kesenjangan dan kekerasan global, cita-cita bersama mengenai lahirnya sebuah peradaban baru, sebuah tatanan dunia baru berdasarkan keadilan, kesetaraan, dan kemakmuran, masih jauh dari harapan," kata Jokowi, Rabu 22 April 2015.
Dia menambahkan ketidakadilan dan ketidakseimbangan global masih terpampang jelas. Negara-negara kaya yang hanya 20% penduduk dunia, menghabiskan 70% sumber daya daya bumi.
"Ketidakadilan menjadi nyata. Ketika ratusan orang di belahan bumi sebelah utara menikmati hidup super kaya, sementara 1,2 miliar penduduk dunia di sebelah selatan tidak berdaya dan berpenghasilan kurang dari 2 dolar per hari, maka ketidakadilan semakin kasat mata," jelas Jokowi. (Ali/Mut)
Tantowi Golkar: Politik Luar Negeri Jokowi Lebih Berani dari SBY
Tantowi mengaku kaget dengan keberanian pemerintahan Jokowi-JK.
diperbarui 23 Apr 2015, 15:57 WIBDiterbitkan 23 Apr 2015, 15:57 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wapres Jusuf Kalla bertemu dengan delegasi Organisasi Konferensi Islam (OKI) saat KAA ke-60 di Jakarta, Rabu (22/4/2015). Jokowi mengusulkan pembentukan gugus tugas negara-negara Islam. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
6 Potret Kebersamaan Baim Wong dan Nagita, Sikap Elus Kepala di Ultah Azura Disorot
Tips Tidur Nyenyak: Panduan Lengkap untuk Istirahat Berkualitas
Polda Metro Bongkar Penyelundupan Narkoba Jaringan Afganistan, 389 Kilogram Sabu Disita
Tips Memasak Pare Agar Tidak Pahit, Lengkap dengan Resepnya
6 Potret Benda Misterius Ini Bikin Mikir Kegunaannya, Bentuknya Sangat Asing
Dukung KSPN Danau Toba, Damri Siapkan Rute Ajibata-Kualanamu Tarif Murah
Hari Anak Sedunia 2024, UNICEF Sorot Penderitaan Anak di Gaza hingga Sudan
VIDEO: Libatkan Pegawai Komdigi, Buronan Judi Online Ditangkap di Sleman
Dinkes Cilegon Buka Layanan Konsultasi Gangguan Jiwa Gratis di Puskesmas
Pj Gubernur Kaltim Sebut Tambang Bawa Keberkahan Jika Dikelola dengan Baik
Melihat Proses Perakitan Jantung Penggerak Mobil Listik Geely Langsung dari Dapurnya
Tips Membuat Kue Lapis Agar Tidak Gagal: Panduan Lengkap untuk Pemula